Mustahil? Terlalu sulit? No Way! Ini Buktinya!
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Mustahil? Terlalu sulit? No Way! Ini Buktinya!
Di jabodetabek ada beberapa tempat, di mana para pengungsi Afganistan ditampung. Yang saya tahu di Kalideres, di mana kondisinya sangat memprihatinkan, listrik pun konon tidak ada.
Ada pula yang di Tangerang, kondisinya jauh lebih baik. Mereka dibiayai oleh UNHCR, tinggal di apartemen yang cukup bagus. Mereka dilarang bekerja. Stateless. Tidak punya kewarganegaraan. Mereka ditampung sementara, menanti ada negara yang bersedia menerimanya.
Pada awal-awal saat saya sekolah di Charis, sekitar 5 tahun lalu, masih koresponden, ketika kebaktian minggu di The Living Word (TLW) kerap mendengar P. Dolfie, B. Nini, B. Henny dan Zhang melayani para pengungsi Afganistan. Ternyata ada kisah ajaibnya. Buah pelayanan mereka tidak sia-sia.
Bermula dari Bu Lilis Mariani, teman Bu Henny, yang sekarang pindah ke Amerika dan lost contact. Bu Lilis mengenal teman-teman Afganistan. Lalu mulailah mereka bersama-sama melayani di sana.
Ada sekitar 25-35 orang Afganistan yang rutin belajar kebenaran Firman Tuhan sejak awal tahun 2018. Pelajaran disampaikan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Farsi. Penerjemahnya bernama Najib. Selesai pelajaran, ada ibu-ibu yang bermurah hati menyediakan makanan jasmani. Jadi mereka dilayani secara jasmani dan rohani.
Suatu ketika, P. Dolfie bertanya kepada para peserta,
“Apa yang paling kalian inginkan?”
“Kewarganegaraan….”, sahut mereka.
Ketika mereka tiba di Negara Indonesia atau negara mana pun, biasanya paspor mereka dihancurkan.
“Sesungguhnya kalian sudah punya warga negara yaitu warga negara Kerajaan Surga…’
“Ya kami tahu… tetapi kami ingin warganegara juga di dunia…”
“Ayoo kita berdoa bersepakat”. Nach di tengah doa itu, mulailah P. Dolfi bernubuat,
“Kalian mau ke mana?”
‘Saya mau ke Kanada..” ada yang menjawab, “Amerika…”, ada pula “Australia….”
Tinggal Najib, sang penerjemah yang belum menjawab. P. Dolfie menoleh bertanya,
“Kamu mau ke mana, Najib?”
‘Saya mau ke Australia…’ ucapnya dengan malu-malu.
“Kalau kamu percaya maka kamu akan menerimanya. Matius 21:22 berkata, Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Ayat ini dipegang kuat-kuat oleh Najib.
Biasanya IOM, (International Organisation for Migration) badan yang mengatur bantuan sekaligus penempatan para pengungsi di berbagai negara. Ada sekitar 15.000 pengungsi di Indonesia. Bisa dibayangkan seberapa tinggi tumpukan administrasi permohonan para pengungsi tersebut.
“Tidak Peduli administrasimu ada di mana, bisa saja ada di bagian tengah atau justru paling bawah, tetapi Tuhan bisa mengadakan sesuatu yang luar biasa sehingga karena kalian mendapat perkenanan di hadapan Tuhan dan manusia, secara ajaib file kamu bisa diprioritaskan,” P. Dolfie menjelaskan,
“Namun jangan bergantung kepada IOM karena Tuhan bisa bergerak memakai siapa saja dan mengirimkan pertolongan dari mana saja. Jangan hanya berharap kepada IOM. Don’t Limit God! Jangan batasi Tuhan dengan cara kita.”
Rupanya, Najib betul-betul menangkap dan percaya dengan prinsip ini. Dia menghidupinya.
Singkat cerita, mulailah pandemi. Pelajaran dihentikan. Namun mereka tetap belajar Alkitab sendiri dan menghidupinya.
Suatu ketika ada seorang guru Sekolah Pelita Harapan (SPH) yang berasal dari Australia, Mr. Grant namanya. Mr. Grant tergerak hatinya untuk mengajar Bahasa Inggris kepada para pengungsi Afganistan. Najiblah yang menjadi koordinator sekaligus penerjemahnya.
Entah mengapa, sebelum kembali ke Australia, Mr. Grant berkata kepada Najib,
“Najib, saya mau kasi sponsor kamu ke Australia…”
Betul-betul terjadi.
Najib sungguh-sungguh terbukti mendapat perkenanan di hadapan Tuhan dan manusia. Karena hanya warga negara Australia yang bisa mensponsori. Jika ada orang Indonesia yang bersedia membayari, misalnya, tidak bisa.
Dan Mr. Grant harus membayar ke pemerintah Australia sebesar AUD 35.000 = 375 juta rupiah, untuk mendatangkan seorang Najib. Segala persyaratan dan surat-surat di submit. Selain itu Mr. Grant masih harus membelikan tiket Najib ke Australia. Sungguh serasa mustahil ada orang yang bersedia berkorban sedemikian rupa… untuk orang yang baru dikenalnya, tetapi tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Tuhan bisa memakai siapa saja menjadi alat-Nya.
Berangkatlah Najib pada tanggal 18 November 2022 dengan menerima visa refugee (pengungsi) yang nantinya bisa diubah menjadi warga negara.
Setibanya di Melbourne, Mr. Grant harus memberikan tempat tinggal kepada Najib selama setahun dan memastikan serta bertanggung jawab agar Najib punya pekerjaan.
Ternyata Mr. Grant punya rumah ke dua yang biasa disewakan, yang memiliki 6 kamar. Najib boleh memilih 1 kamar yang disukainya dan boleh tinggal kapan saja dia mau.
Pada bulan Januari 2023 lalu, P. Dolfie dan B. Nini berjumpa dengan Najib di Melbourne.
Dengan penuh sukacita Najib berulang-ulang berkata,
“When you believe, you receive… ketika kamu percaya, kamu menerimanya… Do you remmember P. Dolfie Matthew 21:22 And whatever you ask in prayer, if you believe, you will receive.”
Najib pun sambil bercerita mengutip berbagai ayat firman Tuhan. Bukti bahwa firman Tuhan benar-benar hidup di hatinya.
Ketika hendak berpamitan, P. Dolfie hendak memberinya uang tetapi dengan penuh syukur Najib berkata,
“Gak usah P. Dolfie, saya sekarang sudah bekerja di pabrik karpet. Bahkan saya sudah minta ijin Mr. Grant untuk tinggal di dekat tempatnya bekerja. Hidup saya sekarang sudah lebih dari cukup.”
Wow…. sungguh kesaksian luar biasa. Hingga saat ini sudah 5 orang yang ikut dimuridkan, dan sudah dikirim ke negara: Kanada dan Australia.
if you believe, you will receive….
Tetapi bukan percaya yang hanya sampai di kepala saja, melainkan percaya hingga ke hati.
Bagaimana cara menuliskannya dalam hati?
Dengan memperkatakannya.
”Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 2 Korintus 4:13 TB
Sebab Kristus adalah ”ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ”Amin” untuk memuliakan Allah. 2 Korintus 1:20 TB
Uniknya cara Tuhan… P. Dolfie dkk bisa pergi ke bangsa-bangsa, termasuk menyelamatkan teman-teman Afganistan tetapi tetap di Jabodetabek.
Amanat Agung yang dijalankan melalui hal-hal sederhana, tidak pernah sia-sia. Mengubah hidup banyak orang dan berdampak kekekalan.
Allah itu, Allah yang tidak memandang muka. Kalau doa Najib dijawab dengan luar biasa, demikian juga dengan doa kita.
Mari kita hidupi firman Tuhan, seperti Najib.
Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!
Siap?
So shall my word be that goes out from my mouth; it shall not return to me empty, but it shall accomplish that which I purpose, and shall succeed in the thing for which I sent it. Isaiah 55:11 ESV
Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Yesaya 55:11 TB
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN