Monthly Archives: Jun 2015

Hanya karena kesakitan yang kita alami dapat dimengerti,
Tidak berarti sikap dan respon kita yang semaunya,
Lalu bisa diterima.
Itu dua hal yang berbeda!

Kita tidak bisa melarang burung membuang kotoran di atas kepala kita,
Tetapi kita punya hak dan kemampuan,
Untuk tidak membiarkannya bersarang di kepala kita.
Itu masalah pilihan,
Yang sepenuhnya ada di tangan kita sendiri.
Bijaksanalah!

YennyIndra

Inilah saatnya bagi kita,
Untuk berhenti mencari terang dan keteladanan kian kemari,
Mengharapkan tokoh panutan yang ‘sempurna’,
Dan mulai menjadikan diri kita terang dan teladan yang terbaik,
Sesuai kemampuan kita.

Pasti jauh dari sempurna,
Namun saat kita mengambil keputusan,
Saat itulah Tuhan akan memampukan dan membentuk kita,
Selangkah demi selangkah…
Setiap kemajuan kecil,
Akan memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Lebih baik demikian bukan?
Daripada kita mencela setiap ‘tokoh teladan’ dan merasa kecewa.
Bagaimana pendapat Anda?

YennyIndra

Membenci diri sendiri,
Sesungguhnya hanyalah membenci pemikiran
Tentang diri kita sendiri.

Hal itu tidak berhubungan dengan kenyataan,
Siapa diri kita sesungguhnya.
Tuhan menciptakan kita ‘sangat baik’.

Mungkin benar,
Kita telah melakukan tindakan yang bodoh,
Mengakibatkan hal buruk terjadi.
Namun tidak ada gunanya,
Menghukum diri terus menerus dan membencinya.

Datang kepada Tuhan.
Dia berjanji,
Meski pun dosa kita semerah kirmizi,
Akan diubah-Nya menjadi seputih salju.

Tuhan memberi kita second chance,
Asalkan kita bersedia bertobat dan memperbaiki diri.
Tuhan akan mengubah pengalaman buruk itu,
Menjadi sarana agar kita menjadi lebih bijak dan sukses.

Kita kelak bisa menolong orang lain,
Yang mengalami kejatuhan seperti kita dulu.
Siap terima pemulihan???

YennyIndra

Kemarahan bagaikan asam,
Yang lebih merusak,
Dan menimbulkan perasaan perih menyengat,
Lebih daripada yang bisa kita bayangkan.

Kemarahan mengakibatkan kita tidak bisa berpikir jernih.
Bereaksi tanpa pertimbangan,
Dan banyak kata-kata sia-sia terlontar,
Tanpa bisa ditarik kembali.
Kita bisa minta maaf,
Tetapi bekas lukanya tidak akan sirna.

Adakah kemarahan yang positif?
Ada!
Tunggu emosi mereda….
Bicarakan sesuai koridor kesalahan yang membuat marah,
Batasi hanya di sana.
Tanpa mengungkit kesalahan pada masa lalu,
Tanpa mengungkapkan pendapat atau persepsi kita sendiri.
Lalu beri kesempatan pihak lain mengungkapkan alasan dan pendapatnya,
Sehingga kita bisa memahami cara pikirnya.

Tujuan kemarahan positif adalah terciptanya perbaikan.
Jadi usahakan untuk menghasilkan solusi terbaik.
Tidak mudah untuk melakukannya dengan kekuatan sendiri.
Perlu hikmat, kekuatan serta bimbingan Tuhan,
untuk menerapkannya dengan sukses.
Setuju?

YennyIndra

Banyak orang berkata
bahwa dia mengasihi Allah.
Benarkah?

Apa arti mengasihi Allah?
Tetap percaya dan mentaati Dia sepenuh hati,
Meski yang terjadi serasa tidak adil,
menyakitkan,
dan tidak masuk akal.
Tanpa memberontak….
Sepenuh hati yakin,
Tuhan pegang kendali,
Dia selalu merancang yang terbaik.

Tidak mudah saat mengalaminya,
Namun mau tidak mau,
Kita harus belajar.
Karena itu satu-satunya pilihan terbaik yang ada!
Setuju?

YennyIndra
1 2