Category : Articles

Articles

Ragu Itu Godaan, Bukan Dosa

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Ragu Itu Godaan, Bukan Dosa

Saya suka mencari arti kata, membandingkan firman dalam beberapa terjemahan. Bukan sekadar definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, tapi makna aslinya. Dan hasilnya sering mengejutkan.

Satu hari, saya sedang merenungkan tentang keraguan. Kata “doubt” dalam teks asli ternyata berarti berhenti, ragu-ragu, atau mundur.
Saat saya membaca arti itu, saya seperti disadarkan: oh… ternyata ini bukan cuma sekadar pikiran lewat. Ini lebih dalam. Dan kalau kita tidak waspada, bisa jadi jebakan.

Sebelum seseorang jatuh dalam dosa, selalu ada godaan terlebih dahulu. Artinya, kalau ragu itu adalah dosa—dan memang benar, meragukan Tuhan itu dosa—maka sebelum kita benar-benar ragu, pasti ada godaan untuk ragu.

Logikanya begini: kalau seseorang mulai berpikir,
“Bagaimana kalau ini nggak berhasil ya?”
“Bagaimana kalau aku nggak sembuh?”
“Mungkin ini cuma harapan kosong…”

Apakah itu langsung dosa? Belum tentu.
Itu baru godaan untuk ragu.

Masalahnya, banyak orang langsung panik.
“Waduh, aku punya pikiran negatif! Berarti aku sudah ragu! Ah…. doaku tidak terjawab!”

Dan karena mereka merasa sudah berdosa, mereka menyerah.
“Ya udahlah… ini nggak akan berhasil. Aku kurang iman.”

Benarkah?
Padahal belum tentu. Itu baru tahap godaan. Pikiran itu lewat seperti iklan di pinggir jalan. Kita bisa pilih: mau berhenti dan membaca, atau lanjut saja tanpa menghiraukannya.

Iblis itu licik. Dia pintar banget menipu.

Dia tahu orang percaya nggak mau berdosa, jadi dia buat jebakan: menembakkan pikiran negatif, lalu membisikkan, “Tuh, kamu punya pikiran jelek, berarti kamu nggak percaya Tuhan… kamu berdosa!”
Padahal itu belum dosa. Itu baru godaan.

Masalahnya: ketika kita percaya pada bisikan itu, dan mulai mengiyakan pikiran keraguan itu, barulah kita mulai ragu yang sejati—yang membuat kita berhenti, mundur, bahkan menyerah.

Kita perlu tahu: Tuhan bicara kepada kita. Tapi iblis juga mencoba menyusup.

Kita harus memilih: mau percaya siapa?

Ketika Tuhan berkata,
“Engkau Sudah sembuh, karena oleh bilur-bilur-Ku engkau telah sembuh!”

Iblis langsung menyerang,
“Lalu kenapa sampai sekarang belum sembuh juga? Lihat tubuhmu, belum berubah…”

Nah, apa yang kita lakukan saat itu? Itu momen penting.

Kalau kita menolak pikiran iblis, dan tetap berkata,
“Tuhan sudah bilang, aku SUDAH sembuh dan aku pilih percaya!”
Maka kita menang.

Tapi kalau kita mulai merenung dan menyetujui pikiran negatif itu, kita mulai tergelincir ke dalam ragu.

Keraguan itu bukan karena pikiran itu lewat. Tapi karena kita mengizinkan pikiran itu tinggal.

Sama seperti burung yang terbang di atas kepala kita—nggak bisa kita cegah. Tapi kita bisa mencegah dia bikin sarang di kepala kita, kan?

Nah, pikiran-pikiran ragu itu seperti burung. Dia bisa lewat, bisa numpang lewat di pikiran kita. Tapi kitalah yang memutuskan: mau dipelihara, atau diusir?

Satu hal yang paling saya suka: penekanan pada hal-hal mendasar yang sering kita anggap sepele. Simple tetapi mendasar dan mengubah persepsi.

Seperti ini tadi—keraguan.

Jangan tertipu. Jangan menyerah hanya karena muncul pikiran ragu.

Ragu itu bukan dosa. Tapi kalau kita iyakan, baru jadi dosa.

Tetaplah percaya. Tuhan sudah bicara. Pilih untuk tetap berdiri di atas Firman-Nya, walau perasaan dan keadaan belum sejalan.

Jangan berhenti. Jangan mundur. Jangan menyerah.

Karena iman itu bukan tidak punya pikiran ragu—tapi tetap melangkah walau pikiran ragu lewat.
Jangan tertipu!

Yuk praktik….

You don’t drown by falling in the water; you drown by staying there.” – Edwin Louis Cole

“Kita tidak tenggelam karena jatuh ke dalam air; kita tenggelam karena tetap tinggal di sana.”- Edwin Louis Cole

??YennyIndra??
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
?? *MPOIN PLUS & PIPAKU* ??
?? *THE REPUBLIC OF SVARGA* ??
?? *SWEET O’ TREAT*h ??
?? *AESTICA INDONESIA – AESTICA ID* ??
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN


#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Read More
Articles

Iman, Kesembuhan, dan Kesalahpahaman Tentang Tuhan

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Iman, Kesembuhan, dan Kesalahpahaman Tentang Tuhan

“Kalau aku percaya Yesus akan menyembuhkanku, itu iman, kan?”

Tunggu dulu… benarkah begitu?

Seringkali kita mengira sedang berdiri dalam iman, padahal tanpa sadar justru menempatkan diri dalam keraguan. Kita bilang, “Tuhan akan menyembuhkan saya,” padahal Alkitab tidak pernah berkata begitu.
Alkitab berkata, “Oleh bilur-bilur-Nya kamu TELAH sembuh.” Sudah selesai. Sudah lunas. Sudah jadi milik kita.

Ini bukan soal menunggu manifestasi, tapi percaya bahwa kita sudah memiliki apa yang Yesus telah sediakan—sekalipun mata dan tubuh kita belum melihatnya.
Iman bukan menunggu bukti, iman percaya Firman.

Kita juga sering terjebak dalam kebingungan karena tidak paham siapa Roh Kudus itu. Banyak yang berpikir sudah menerimanya, padahal belum.
Simpelnya begini:
Kalau kita punya Roh Kudus, seharusnya kita bisa melakukan hal-hal yang dijanjikan-Nya. Kalau tidak, berarti ada yang belum beres. Bisa jadi kamu belum menerima Roh Kudus alias belum lahir baru, atau imanmu masih terhalang sesuatu.

Masalahnya, banyak orang Kristen hidup dalam kabut ketidaktahuan. (Hosea 4:6)
Mereka tahu Tuhan itu baik, tapi tidak pernah sungguh-sungguh menggali Firman-Nya.
Akibatnya?
Mereka hanya berharap bisa “selamat” dan bertahan hidup. Padahal Tuhan mau kita menang—selalu. Bukan sekali-sekali.

Kita sudah dikaruniai segala berkat rohani di surga (Efesus 1:3). Tapi kalau kita tidak mengalaminya, lalu berkata, “Saya sedang menunggu manifestasi,” artinya kita belum percaya sepenuhnya. Kita mengandalkan apa yang kelihatan, bukan apa yang Tuhan katakan.

Dan inilah sebabnya banyak orang Kristen hidup dalam kondisi yang kalah. Mereka mudah bingung, cepat takut, dan sangat rentan tertuduh. Karena mereka belum menancapkan kaki mereka dalam-dalam di atas Firman Tuhan.

Iman itu bukan perasaan. Iman juga bukan semangat sesaat. Iman adalah keputusan teguh untuk percaya apa yang Tuhan katakan, dan berdiri di situ sampai kita melihat janji-Nya digenapi. Bahkan lebih dari itu—iman tetap bertahan bahkan setelah hasilnya datang.

Seperti kesembuhan. Banyak yang berkata, “Aku sudah disembuhkan,” tapi ketika gejala muncul kembali, mereka mulai ragu. “Apa aku sudah sungguh sembuh?” Tapi kalau iman kita hanya bertahan sampai gejala muncul, berarti kita belum benar-benar percaya.

Kuncinya adalah: Terus ucapkan apa yang Tuhan katakan, bukan apa yang kita rasakan.

“Just say what God says. Just say His Word.”

Firman Tuhan tidak berubah. Dan kalau Yesus adalah Firman yang hidup—yang tetap sama kemarin, hari ini, dan selamanya—maka seharusnya kita juga tidak berubah dalam pengakuan iman kita.

Petrus sempat berjalan di atas air. Dia benar-benar punya iman. Tapi saat dia melihat badai dan mulai ragu, dia tenggelam. Artinya, bukan soal seberapa besar imanmu, tapi seberapa LAMA imanmu bertahan. Iman besar adalah iman yang bertahan sampai hasilnya datang—dan tetap bertahan sesudahnya.

Tuhan tidak menarik berkat-Nya saat kamu berbuat salah. Dia tidak mencabut kesembuhanmu karena kamu marah atau lupa berdoa. Kalau kesembuhan itu didasarkan pada kelayakan kita, berarti kita sedang mendirikan kebenaran sendiri.

Tapi syukur kepada Tuhan, kita hidup oleh kasih karunia, bukan oleh usaha kita.

Jangan biarkan kebingungan atau salah pengertian menahan kita dari semua yang Yesus sudah bayarkan untuk kita miliki. Bangun iman kita. Galilah Firman. Tinggallah dalam hubungan dengan Tuhan. Karena setiap orang percaya bisa hidup dalam kesembuhan, berkat, dan kemenangan—kalau kita sungguh percaya.

Saat kita senantiasa terkoneksi dengan-Nya, Roh Kudus senantiasa menguatkan, mengarahkan dan membawa kita kepada kemenangan. Dia menemui kita di setiap level iman kita masing-masing. Dia memahami kelemahan kita maka dia menopang kita dengan tangan-Nya yang memberi kemenangan.

Jangan hanya berkata, “Aku harap disembuhkan.”
Katakan dengan yakin: “Aku SUDAH disembuhkan!”
Itu bukan sombong—itu iman.
Dan Tuhan senang ketika kita percaya pada-Nya seperti itu.

Seruput kopi cantik kita …. dan yuk praktik!

“God’s Word in your mouth is as powerful as God’s Word in His mouth.” – Reinhard Bonnke

“Firman Tuhan di mulutmu sama kuatnya dengan Firman Tuhan di mulut-Nya.” – Reinhard Bonnke

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Mengapa Charis? Hidupku Berubah!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengapa Charis? Hidupku Berubah!

Adik-adik kelas lulus dan di wisuda. Amy Swenson, Regional Director – Asia Pacific
Andrew Wommack Ministries
hadir.
Teman-teman dan saya berkesempatan bertemu dalam Partners Dinner.

Senangnya…. saya jadi ingat artikel ini yang saya tulis beberapa tahun lalu.

“Ce Yenny, saya ingin ajak teman sekolah di Charis, tapi saya gak tahu harus jelasin gimana. Hidup saya berubah total… itu aja!” kata Elisah.
Dan saya paham betul maksudnya.

Sekolah Charis bukan sekadar sekolah biasa. Tapi tempat di mana kita diajar untuk mengenal Tuhan secara pribadi dan belajar hidup dari perspektif-Nya. Setelah saya sendiri menjalani prosesnya, saya bisa berkata: hidup saya benar-benar berubah!

Awalnya, saya juga bertanya-tanya.
Banyak orang percaya Tuhan rajin beribadah dan berdoa, tapi hidupnya tetap galau, frustrasi, bahkan penuh masalah seperti yang tidak mengenal Tuhan. Kenapa bisa begitu?

Jawabannya saya temukan di Charis.

Convert vs Bertobat.
Banyak orang jadi percaya yang hanya ganti status. Dulu atheis, sekarang beribadah. Tapi cara pikir dan responnya tetap seperti dunia.
Tanpa pembaharuan pikiran yang diselaraskan dengan Firman Tuhan, hidupnya tetap seperti dulu.

Di Charis, kami belajar Firman secara konsisten. Bukan hanya tahu ayat, tapi diajar menggali sendiri dan menerapkannya. Bukan sekadar belajar teori, tapi hidup yang dipraktikkan.

Kami dilatih mendengar suara Tuhan secara pribadi. Kalau minta didoakan, malah ditanya:
“Tuhan bicara apa padamu?”
Karena Tuhan rindu berbicara langsung, bukan lewat orang lain.

Tuhan sudah bilang: “Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku.”
Kalau kita gak dengar, berarti ada gangguan. Terlalu bisingkah lingkungan kita? Atau kita terlalu sibuk mendengar suara lain?

***

Suasana Charis sangat mendukung. Obrolan di kelas, di lorong, bahkan sambil olahraga pun isinya Firman. Kami saling sharing pengalaman dan belajar satu sama lain.
Yang kami fokuskan, itulah yang membesar. Karena itu, Tuhan dan Firman-Nya makin nyata dalam hidup kami.

Saat pikiran diperbarui, cara pandang pun berubah.
Saya menyebutnya: “Ganti kacamata.”
Dari kacamata dunia ke kacamata Allah.

Kalau melihat masalah dari bawah, semuanya tampak besar dan berat. Tapi begitu melihat dari atas— *dengan sudut pandang Tuhan* —semuanya jadi berbeda. Tenang. Damai.
Masalah mungkin belum selesai, tapi respon kita berubah.
Dan di situlah kemenangan dimulai.

Yang paling berkesan buat saya adalah pengenalan akan identitas kita di dalam Tuhan.
Kami belajar bahwa kita sudah dikasihi, sudah diberi otoritas, dan sudah diperlengkapi.
Bukan lagi fokus pada dosa, tapi fokus pada kasih Tuhan dan rencana-Nya.

Segala dosa kita—masa lalu, sekarang, maupun masa depan—sudah diampuni. Tuhan sudah pergi ke masa depan kita dan menyediakan jalan.
Wow…..

Sebelum sekolah Charis, saya sering ‘membantu Tuhan’. Doa dipaksakan agar cepat dijawab.
Tapi saya belajar bahwa kupu-kupu yang dibantu keluar sebelum waktunya justru cacat.
Sekarang saya belajar sabar dan percaya: waktu Tuhan selalu sempurna.

Charis membantu saya mengenal Tuhan lebih dalam.
Dan ketika kita hidup dalam hubungan dengan-Nya, hidup kita akan masuk ke dalam alam supernatural-Nya.
“Jika hidup kita biasa-biasa saja, tidak supernatural, berarti kita belum cukup mengenal-Nya”, kata Andrew Wommack.

Itulah sebabnya saya menulis artikel ini.
Bukan promosi. Saya tidak menerima komisi apa pun.
Saya hanya ingin lebih banyak orang mengalami hidup berkualitas karena mengenal Tuhan dengan benar.
Dan saya percaya, satu hari nanti, seperti kata Andrew Wommack, banyak orang berbaris di surga menyambut karena saya memperkenalkan mereka pada kebenaran ini.

Dan berita baiknya, bulan Juli ada salah satu instruktur dari Andrew Wommack Ministry & Charis pusat di Colorado: Daniel Amstutz datang ke Indonesia. (Lihat foto di atas)

Healing Worship Tour

JAKARTA
SABTU 12 JULI 2025
10.30 WIB
Menara Kuningan Ballroom
Karet Kuningan, Jaksel

SEMARANG
SENIN 14 JULI 2025
18.00 WIB
IFGF
Jl. Kompol Maksum no 195 Smg

SURABAYA
RABU 16 JULI 2025
18.00 WIB
Ballroom 89
Ciputra World Mall, Sby.

BALI
JUMAT 18 JULI 2025
18.00 WITA
ICCB Mall Bali Galeria, Parking Building lt 4, Jl. Bypass Ngurai Rai gg. Dewaruci, kab. Badung.

Daniel Amstutz itu Direktur Worship & Healing School di Colorado.
Beliau mencipta berbagai lagu yang terkenal dan juga berkolaborasi dengan Don Moen.

Healing Schoolnya sangat terkenal. Berbagai penyakit langka, berat yang secara medis sulit disembuhkan, berhasil sembuh…
Yeaaay…..

Jangan lupa hadir dalam acara ini… catat tanggalnya.
Dan… Free of Charge alias Gratis!

Mari terus bertumbuh bersama dan berjalan dalam rencana-Nya yang luar biasa.
Jiayou!

The greatness of a man is not how much wealth he acquires, but in his integrity and ability to affect those around him positively – Bob Marley

Kehebatan seseorang bukan terletak pada seberapa banyak kekayaan yang diperolehnya, namun pada integritasnya dan kemampuannya memberikan pengaruh positif pada orang disekitarnya – Bob Marley

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Read More
Articles

Apa yang Kita Simpan di Lumbung Hati Kita?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Apa yang Kita Simpan di Lumbung Hati Kita?

Hidup itu seperti musim. Ada masa kelimpahan, ada juga musim kekeringan. Tapi apakah kita sudah siap menghadapinya?

Yusuf, anak Yakub, dikenal karena hikmatnya. Ketika Mesir mengalami masa kelimpahan selama tujuh tahun, Yusuf tidak terlena. Ia tahu, masa paceklik akan tiba. Maka ia menyimpan gandum dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk musim sulit yang akan datang. Apa yang ia lakukan bukan hanya cerdas secara ekonomi, tetapi mencerminkan prinsip rohani yang penting: apa yang kita simpan sekarang, itulah yang akan menjadi makanan kita nanti.

Kita pun begitu. Setiap hari, kita sedang menyimpan sesuatu di “lumbung hati” kita. Pertanyaannya: apa yang sedang kita kumpulkan?
Apakah Firman Tuhan yang meneguhkan hati, atau justru berita-berita negatif, keluhan, komentar toxic di media sosial yang tanpa sadar kita serap?

“Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.”.
Hati kita adalah gudang, tempat di mana benih Firman Tuhan bisa tumbuh, atau sebaliknya—menjadi tempat sampah emosi, kekhawatiran, dan ketakutan.

Firman Tuhan ibarat gandum. Kalau kita rajin mengisi hati dengan Firman, saat kesulitan datang, kita punya stok iman, pengharapan, dan ketenangan. Kita bisa berkata dengan yakin seperti Pemazmur, “Aku tidak akan takut, sekalipun aku harus berjalan dalam lembah kekelaman.”

Sebaliknya, kalau hari-hari ini kita hanya dipenuhi berita politik yang panas, kecemasan soal ekonomi, dan keluhan hidup, maka waktu masalah datang, yang muncul dari dalam kita adalah kepanikan, kekecewaan, dan ketidakberdayaan.

Garbage in, garbage out…

Yusuf tidak menyimpan gandum pada saat musim paceklik. Ia menyiapkannya jauh sebelum bencana itu datang. Saat kelimpahan, Yusuf menabunh. Itu kuncinya.

Banyak orang baru membaca Firman Tuhan ketika sedang mengalami masalah. Itu tidak salah, tetapi sangat terbatas. Kalau kita sudah menyimpan lebih dulu, saat badai datang, kita tidak panik, karena kita tahu bahwa Tuhan yang menggandeng kita di masa kelimpahan, adalah Tuhan yang sama di musim sulit.
Kita sudah punya pengalaman dan terampil mengatasinya.

“Ia akan menjadi keamanan pada zamanmu, persediaan yang berlimpah-limpah akan keselamatan, hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.”

Perhatikan: persediaan yang berlimpah-limpah akan keselamatan, hikmat, dan pengetahuan. Tuhan ingin kita punya cadangan iman, bukan panik mendadak waktu masalah muncul.

Anugerah Tuhan itu seperti udara. Selalu tersedia setiap saat. Kalau hari ini kita belajar mengandalkan Tuhan, mempercayai kebaikan-Nya, maka esok hari pun—yang akan menjadi hari “sekarang” saat tiba waktunya—kita akan tetap menemukan anugerah-Nya bekerja.

Daud memuji Tuhan, “Pada masa bencana mereka tidak akan mendapat malu, dan pada masa kelaparan mereka akan dikenyangkan.”
Ini bukan janji kosong. Inilah warisan bagi mereka yang mengandalkan Tuhan dan memelihara hati mereka dengan Firman.

Jadi yuk, kita isi lumbung hati kita dengan Firman Tuhan. Tidak perlu menunggu waktu khusus atau seminar besar. Mulailah dari membaca satu ayat sehari, merenungkannya, dan mengizinkan Roh Kudus menanamkan kebenaran itu di dalam hati. Sedikit demi sedikit, itu akan menjadi cadangan rohani yang kaya.

Dan ketika nanti musim paceklik datang, kita tidak akan goyah. Karena kita tahu, Tangan Tuhan tetap menggandeng kita, dan kita memiliki bekal cukup untuk tetap kuat dan berdiri tegak.

Karena seperti kata pepatah, “Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun lalu. Waktu terbaik kedua adalah hari ini.”

Selamat menanam!
Seruput kopi cantik sambil mengisi hati dengan kebenaran….

God is too good to be unkind and He is too wise to be mistaken. And when we cannot trace His hand, we must trust His heart.” – Charles Spurgeon

“Allah terlalu baik untuk menjadi tidak ramah dan terlalu bijak untuk berbuat salah. Dan ketika kita tidak dapat melihat tangan-Nya, kita harus mempercayai hati-Nya – Charles Spurgeon.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN


#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Read More
Articles

Nikmati Hidupmu, Hari Ini!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Nikmati Hidupmu, Hari Ini!

Hidup itu aneh ya…

Waktu jadi ulat, kita iri lihat kupu-kupu yang bisa terbang bebas. Tapi pas udah jadi kupu-kupu, ada aja yang bikin kita rindu jadi ulat—gak usah mikirin banyak hal, cukup makan dan bertumbuh.

Itulah manusia.

Sering kali kita tidak benar-benar hadir di masa kini. Pikiran kita sibuk menyesali masa lalu, atau panik menghadapi masa depan. Padahal hari ini adalah anugerah. Hadiah dari Tuhan. That’s why it’s called “the present”.

Kita sering merasa penderitaan kita berasal dari kenyataan. Padahal kenyataannya, penderitaan itu datang dari pikiran kita tentang kenyataan. Kita ingin hal-hal terjadi seperti yang kita inginkan. Kita menolak musim hidup kita saat ini.

Waktu Tuhan bawa kita masuk ke musim ulat—masa bertumbuh, belajar, dan membangun fondasi—kita sudah pengin jadi kupu-kupu. Begitu pun saat kita sudah diberi sayap oleh Tuhan, kita malah takut terbang. Takut gagal. Takut kehilangan.

Tapi hidup bukan tentang jadi siapa, melainkan tentang bersama siapa kita menjalaninya.

Selama kita berjalan bersama Tuhan, semua musim punya maknanya sendiri. Tidak ada yang sia-sia.

Andrew Wommack sering bilang, “Kita orang yang menang.” Hidup pun menang karena disertai Tuhan. Mati pun menang karena bersama Dia di surga. Jadi… kenapa harus stres?

Salomo mengingatkan, “Untuk segala sesuatu ada waktunya.” Ada waktu tertawa, ada waktu menangis. Ada waktu menanam, ada waktu menuai. Nikmati musimmu. Hiduplah hari ini.

Berhenti playing God. Kita bukan Tuhan. Kita tidak bisa mengontrol segalanya. Kalau ada masa lalu yang kelam, ya serahkan pada Tuhan. Doa yang sederhana tapi luar biasa ini bisa kita ucapkan:

“Tuhan, jadikan kesalahan ini batu pijakan. Bawa aku ke tempat yang lebih tinggi, yang justru tak bisa kuraih tanpa proses ini.”

Dan Tuhan sanggup.

Kalau lagi sakit, jangan langsung panik. Kita punya otoritas dari Tuhan. Latih diri kita dari hal-hal kecil. Saat flu, saat pusing, ucapkan Firman. Latih iman kita dari sekarang, supaya saat badai besar datang, kita sudah siap.

Itu sebabnya penting untuk menyimpan Firman Tuhan saat keadaan baik. Di Sekolah Charis kami belajar, kanker atau sakit jantung bagi Tuhan sama kecilnya dengan flu. Tapi kalau kita gak siap, bisa panik duluan. Latihan rohani itu penting!

Kita boleh punya rencana, tapi jangan lupa beri ruang bagi Tuhan untuk mengubahnya. Kalau ada perubahan mendadak, jangan panik. Lapor sama Boss kita: Tuhan Yang Mahakuasa. Dia tahu jalan terbaik.

Dan satu lagi: jangan hanya memperhatikan hasil, tapi juga cara. Banyak pelayanan kelihatan hebat, tapi ternyata cara-caranya menyimpang. Andrew Wommack pernah mengusir sekelompok orang yang mebawarkan fundraising lewat kebohongan. Tujuannya ‘katanya’ mulia, tapi caranya tidak benar.

Andrew tegas, “Tuhan tidak hanya lihat hasilnya, tapi juga jalannya.”

Saya belajar banyak dari keteladanan seperti itu.

Mari kita hidup selaras dengan hati Tuhan. Jangan hanya bicara rohani, tapi hidup kita harus mencerminkan siapa Tuhan kita.

Seperti kata John McArthur:
“Andalah satu-satunya firman yang ‘dibaca’ oleh orang-orang yang tidak percaya. Apa yang orang lain pelajari dari Anda?”

Kita tidak akan membawa harta atau jabatan saat pulang ke surga. Tapi hidup kita adalah kesaksian. Sudahkah hidup kita menunjukkan kasih, kejujuran, pengharapan?

Hiduplah hari ini. Hiduplah dengan iman.
Jangan sekedar bicara, lakukan saja. Buktikan janji-janji-Nya.

Enjoy your life… sekarang juga.

“Worry is a down payment on a problem you may never have.” – Joyce Meyer

“Kekhawatiran itu seperti cicilan untuk masalah yang mungkin tidak pernah terjadi.” – Joyce Meyer

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Read More
1 2 3 280