“Pikiran Kita Menentukan Batasan Hidup Kita”
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
“Pikiran Kita Menentukan Batasan Hidup Kita”
Seringkali kita datang ke hadapan Tuhan dengan harapan besar, tetapi pulang dengan kecewa. Bukan karena Tuhan tak sanggup, melainkan karena kita tidak percaya.
Saya pernah mendengar seseorang berkata, “Firman itu seperti makanan rohani. Kadang kita dengar kotbah, belum sepenuhnya paham, tapi hati kita ‘kenyang’.”
Itu benar.
Tapi hari-hari ini, saya belajar sesuatu yang lebih dalam: Firman Tuhan bukan hanya untuk mengenyangkan, tapi mengubahkan.
Firman yang hidup, bila diterima dengan hati terbuka, akan dipakai Roh Kudus untuk memperbaharui cara berpikir kita. Dan itu kuncinya. Karena pikiran kitalah yang menentukan batasan hidup kita.
Bisa saja kita mendengar ratusan kotbah, hafal banyak ayat, tapi kalau pola pikir kita belum berubah, berkat tidak bisa mengalir.
Saya suka sekali quotes ini:
“Kita dibatasi oleh pikiran kita. Ketika pikiran kita tidak bisa membayangkan, maka kita tidak bisa mempercayainya. Karena sistem kepercayaan kita dibangun atas dasar cara berpikir kita.”
Banyak di antara kita yang berdoa minta mujizat, solusi, terobosan mau pun jalan keluar, namun di dalam pikiran kita sudah menyerah, sudah pesimis. Kita tidak bisa membayangkan bahwa hidup kita bisa berubah.
Kebanyakan dari kita percaya Allah itu besar, tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Yang kerap membuat tidak percaya, apakah Dia mau melakukannya untuk kita?
Apakah kita layak?
Tapi kemudian saya belajar: semua itu bukan soal kelayakan, tetapi soal iman.
Yesus saat menyembuhkan atau menjawab doa, tidak pernah minta persyaratan apa pun selain percaya.
Firman Tuhan berkata,
“Segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya.”
Bukan bagi yang sempurna. Bukan bagi yang sudah kudus luar biasa. Tapi bagi yang percaya.
Dan kepercayaan itu dibangun dari cara berpikir yang benar—yang selaras dengan Firman.
Itulah sebabnya pengajaran Firman sangat penting.
Bukan sekadar pengetahuan intelektual.
Tapi pengajaran yang menuntun kita mengenal Allah secara pribadi.
Karena ketika kita mengenal Dia, percaya itu jadi mudah.
Dan saat kita percaya, Roh Kudus bekerja.
Ia mengubahkan hati. Membuka mata rohani kita. Menyesuaikan pemikiran kita dengan kebenaran Firman Tuhan.
Dan di situlah, mujizat dan jawaban doa mulai terjadi.
“Alkitab penuh dengan mujizat luar biasa, untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah! Jika Tuhan telah melakukannya bagi para nabi, Dia juga mau melakukannya lahi bagi kita!”
Tapi yang menarik adalah kelanjutannya:
*“Tetapi Dia tidak bisa melakukannya, kalau kita tidak percaya.”*
Gubraaaaaakkkk……
Tuhan Maha Kuasa, tetapi Dia membatasi diri-Nya pada iman kita.
Mari kita membangkitkan selera rohani kita dengan merenungkan firman-Nya. Supaya kita mulai percaya bahwa hidup kita bisa berubah.
Bahwa apa yang nabi-nabi alami, kita pun bisa alami. Bahkan lebih!
Yesus berkata, “Apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yoh. 14:13-14)
Luar biasa!
Tapi semuanya kembali ke satu hal:
Apakah kita percaya?
Kalau ya, mulailah dengan mengubah cara berpikir kita.
Firman adalah kuncinya.
Roh Kudus adalah pelakunya.
Dan iman adalah jalannya.
Mari, jangan puas hanya menjadi pendengar Firman.
Izinkan Firman itu mengubahkan kita.
Pikiran kita diubah.
Hati kita dijamah.
Iman kita bangkit.
Dan kita akan melihat,
Tuhan bekerja dalam hidup kita—dengan cara-cara yang ajaib!
Setuju?
Andrew Wommack
“You will never see what you can’t imagine. Your imagination is your spiritual womb.” – Andrew Wommack.
“Kita tidak akan pernah melihat apa yang tidak bisa kita bayangkan. Imajinasi kita adalah rahim rohani kita” – Andrew Wommack.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan