Articles, Christianity

“Apakah Anda Rendah Diri?”

“Apakah Anda Rendah Diri?”

Banyak cara berbeda untuk membantu orang menemukan jati diri mereka yang sebenarnya di dalam Kristus. Tuhan membuat saya terkesan dengan perspektif berikut beberapa tahun yang lalu, banyak membantu saya mengatasi tantangan pribadi yang saya alami.

Rendah Diri/inferior: status, kualitas, atau posisi lebih rendah.

Secara teologis, banyak orang Kristen mengerti bahwa Tuhan telah membangkitkan kita bersama-Nya, dan memberikan tempat bersama Yesus Kristus di surga.
(Efesus 2:6).

Kita memiliki posisi jauh di atas semua kerajaan dan kekuasaan.
Kita telah diberi wewenang di bumi untuk memperluas kerajaan-Nya. Namun bagi banyak orang, ini lebih merupakan teori daripada kenyataan. Mereka merasa rendah diri.

Sebagian besar dari kita telah berurusan dengan musuh inferioritas (rendah diri) pada tingkat kehidupan tertentu. Banyak yang merasa lebih rendah daripada orang lain, lebih rendah karena penyakit, lebih rendah karena uang, lebih rendah karena status pendidikan kita, status pernikahan kita atau cara kita mencari nafkah. Orang pendiam bisa merasa lebih rendah daripada orang yang lebih ramah. Di gereja, wanita sering diperlakukan lebih rendah daripada pria (karena pemahaman yang salah tentang Alkitab).

Rendah diri merupakan buah, yang akarnya adalah ketakutan. Kita mungkin tidak berpikir bahwa kita hidup dalam ketakutan, tetapi pada saat kita merasa lebih rendah daripada orang lain atau terhadap keadaan, kita sesungguhnya hidup dalam ketakutan.

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
2 Timotius 1:7 (TB)

Realita bahwa kita adalah ciptaan baru, sehingga roh ketakutan (dan lebih jauh lagi, perasaan rendah diri) tidak lagi menjadi bagian dari kodrat kita.

Sifat sejati kita adalah kekuatan, kasih, dan pikiran yang damai.
Tetapi jika kita tidak menerima kebenaran itu, dan membiarkan masa lalu kita mendominasi masa kini, kita dapat terus menjalani hidup dengan perasaan rendah diri.

Ketika dokter mengatakan kita memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan, apakah kita merasa inferior/dikalahkan oleh penyakit itu?
Ketika rekening bank kita menyatakan bahwa kita tidak memiliki cukup uang, apakah kita merasa inferior terhadap pengaruh kekuatan uang?

Sesuatu yang membebaskan saya sejak lama adalah kesadaran bahwa saya sama berharganya dengan Allah, seperti juga orang lain di planet ini.
Pendapat saya sama pentingnya.
Iman saya memiliki potensi yang sama besarnya dengan iman orang lain. Status saya di Kerajaan Allah berasal dari Yesus di dalam saya, bukan karena pendidikan, uang, atau kepribadian saya.

Sebagai contoh cepat, saya sangat takut untuk berbicara di depan umum. Saya memiliki pengalaman-pengalaman traumatis dalam hidup saya, di mana saya membiarkan rasa takut dan inferioritas membentuk saya dan menawan saya dalam perbudakan.

Hari ini, saya mengerti siapa Kristus di dalam saya. Hari ini, hal yang paling saya sukai adalah memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang. Semakin banyak orang, semakin saya menyukainya. Saya tidak peduli siapa yang berada dalam ruangan itu. Saya tahu bahwa Tuhan telah meberikan pesan-Nya di dalam saya dan roh kasih serta pikiran yang damai memegang kendali sekarang.

Saya menolak untuk hidup dalam ketakutan!

[Repost; “Are You Inferior?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra]

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Bahaya Preterisme (Bagian 1).”
“Kemakmuran Sejati.”
Mengapa Perlu Berdoa? Padahal Itu Kehendak Tuhan!