Ashley & Carlie Terradez:Harapan- Tuhan Menemui di Level Iman Masing-Masing.
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Ashley & Carlie Terradez: Harapan- Tuhan Menemui di Level Iman Masing-Masing.
Jika ditanya, mengapa harus Sekolah Alkitab di Charis Bible College (CBC)?
Ini jawabannya. Karena setelah lulus, kami tidak dibiarkan jalan sendiri.
Tetap di supply dengan bahan-bahan langsung dari Colorado. Asalkan mau belajar, tidak akan kekurangan resources.
Guru-guru juga rutin datang secara berkala ke Indonesia.
CBC mengundang para alumni untuk hadir …..
Hubungan tetap terjalin manis dengan komunitas yang sungguh-sungguh cinta Tuhan ini.
Yeaaaayyyy…. Luar biasa bukan?
AWM-CHARIS INDONESIA mengundang Ashley & Carlie Terradez yang berasal dari Inggris dan sekarang sudah hijrah ke US, hadir di Jakarta.
Mengapa Ashley & Carlie istimewa?
Ashley spesialisasinya soal keuangan, sedangkan Carlie tentang kesembuhan. Nach masalah umum manusia itu 2: ekonomi & kesehatan.
Saya terkesan ketika Carlie mengupas tentang Yesus menyembuhkan orang kusta di Markus 1: 40-44, dia memohon, “Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Yesus tergerak oleh belas kasihan, mengulurkan tangan-Nya dan berkata, “Aku mau, jadilah tahir.” Seketika itu juga kustanya lenyap! Yesus pun memerintahkannya, “pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Rupanya berita tentang kesembuhan si kusta menjadi viral terutama di antara para imam dan didengar pula oleh kepala rumah ibadat, yang bernama Yairus.
Dalam Markus 5, suatu ketika anak Yairus sakit, hampir mati. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.
Di situ ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
Mengapa Yairus ingin Yesus datang ke rumahnya, dan menumpangkan tangan atas anaknya?
Karena itulah kesaksian cara si kusta sembuh, sehingga Iman Yairus demikian.
Apalagi saat Yairus menyaksikan wanita yang pendarahan 12 tahun sembuh dengan menjamah jumbai jubahnya, makin berimanlah hati Yairus: agar sembuh harus ada jamahan, sentuhan tangan Yesus.
Iman Yairus yang membara, membuat dia tidak goyah saat mendengar anaknya mati dan dia taat kepada Yesus yang berkata, “Percaya saja.”
Lalu Yesus datang ke rumahnya dan menumpangkan tangan pada anaknya, maka anak itu bangkit dari kematiannya.
Sementara di Yohanes 4:46-53 (TB) Di Kana, seorang pegawai istana dari Kapernaum memohon Yesus menyembuhkan anaknya yang hampir mati. Pegawai itu berseru, “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati!” Yesus menjawab, “Pergilah, anakmu hidup!” Ia percaya dan pergi. Dalam perjalanan, hambanya membawa kabar bahwa anaknya sembuh tepat saat Yesus berbicara. Ia pun sadar, lalu ia dan seluruh keluarganya percaya kepada Yesus!
Nach berita kesembuhan anak pegawai istana ini juga viral di kalangan pejabat istana.
Lukas 7:3-10 (TB) Seorang perwira Romawi meminta Yesus menyembuhkan hambanya yang sakit. Orang-orang Yahudi memohon kepada Yesus, “Ia layak ditolong karena mengasihi bangsa kami.” Yesus pun pergi. Namun, sebelum sampai, perwira itu mengirim pesan, “Tuan, aku tidak layak menerima-Mu. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku akan sembuh. Aku memahami otoritas, sebagaimana aku memberi perintah kepada prajuritku.”
Yesus kagum dan berkata, “Iman sebesar ini belum pernah Aku jumpai di Israel!” Ketika utusan itu kembali, hambanya telah sembuh.
Mengapa perwira ini yakin cukup dengan perkataan Yesus, hambanya akan sembuh?
Karena dia mendengar kesaksian pegawai istana yang anaknya sakit, disembuhkan cukup dengan perkataan Yesus.
Itulah level iman dan keyakinannya, maka Yesus menemuinya di level imannya.
Menarik bukan?
“Aku jarang berdoa lebih dari 30 menit, tetapi aku juga jarang melewatkan 30 menit tanpa berdoa. Ketika iman kita tumbuh, jawaban Tuhan datang semakin cepat dan semakin nyata.” – Smith Wigglesworth
I rarely pray for more than 30 minutes, but I also rarely go 30 minutes without praying. As our faith grows, God’s answers come more quickly and more clearly.” – Smith Wigglesworth
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan