Category : Articles

Articles

Ashley & Carlie Terradez:Harapan- Tuhan Menemui di Level Iman Masing-Masing.

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Ashley & Carlie Terradez: Harapan- Tuhan Menemui di Level Iman Masing-Masing.

Jika ditanya, mengapa harus Sekolah Alkitab di Charis Bible College (CBC)?
Ini jawabannya. Karena setelah lulus, kami tidak dibiarkan jalan sendiri.
Tetap di supply dengan bahan-bahan langsung dari Colorado. Asalkan mau belajar, tidak akan kekurangan resources.
Guru-guru juga rutin datang secara berkala ke Indonesia.
CBC mengundang para alumni untuk hadir …..
Hubungan tetap terjalin manis dengan komunitas yang sungguh-sungguh cinta Tuhan ini.
Yeaaaayyyy…. Luar biasa bukan?

AWM-CHARIS INDONESIA mengundang Ashley & Carlie Terradez yang berasal dari Inggris dan sekarang sudah hijrah ke US, hadir di Jakarta.

Mengapa Ashley & Carlie istimewa?
Ashley spesialisasinya soal keuangan, sedangkan Carlie tentang kesembuhan. Nach masalah umum manusia itu 2: ekonomi & kesehatan.

Saya terkesan ketika Carlie mengupas tentang Yesus menyembuhkan orang kusta di Markus 1: 40-44, dia memohon, “Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Yesus tergerak oleh belas kasihan, mengulurkan tangan-Nya dan berkata, “Aku mau, jadilah tahir.” Seketika itu juga kustanya lenyap! Yesus pun memerintahkannya, “pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”

Rupanya berita tentang kesembuhan si kusta menjadi viral terutama di antara para imam dan didengar pula oleh kepala rumah ibadat, yang bernama Yairus.

Dalam Markus 5, suatu ketika anak Yairus sakit, hampir mati. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.

Di situ ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Mengapa Yairus ingin Yesus datang ke rumahnya, dan menumpangkan tangan atas anaknya?
Karena itulah kesaksian cara si kusta sembuh, sehingga Iman Yairus demikian.

Apalagi saat Yairus menyaksikan wanita yang pendarahan 12 tahun sembuh dengan menjamah jumbai jubahnya, makin berimanlah hati Yairus: agar sembuh harus ada jamahan, sentuhan tangan Yesus.

Iman Yairus yang membara, membuat dia tidak goyah saat mendengar anaknya mati dan dia taat kepada Yesus yang berkata, “Percaya saja.”

Lalu Yesus datang ke rumahnya dan menumpangkan tangan pada anaknya, maka anak itu bangkit dari kematiannya.

Sementara di Yohanes 4:46-53 (TB) Di Kana, seorang pegawai istana dari Kapernaum memohon Yesus menyembuhkan anaknya yang hampir mati. Pegawai itu berseru, “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati!” Yesus menjawab, “Pergilah, anakmu hidup!” Ia percaya dan pergi. Dalam perjalanan, hambanya membawa kabar bahwa anaknya sembuh tepat saat Yesus berbicara. Ia pun sadar, lalu ia dan seluruh keluarganya percaya kepada Yesus!

Nach berita kesembuhan anak pegawai istana ini juga viral di kalangan pejabat istana.

Lukas 7:3-10 (TB) Seorang perwira Romawi meminta Yesus menyembuhkan hambanya yang sakit. Orang-orang Yahudi memohon kepada Yesus, “Ia layak ditolong karena mengasihi bangsa kami.” Yesus pun pergi. Namun, sebelum sampai, perwira itu mengirim pesan, “Tuan, aku tidak layak menerima-Mu. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku akan sembuh. Aku memahami otoritas, sebagaimana aku memberi perintah kepada prajuritku.”
Yesus kagum dan berkata, “Iman sebesar ini belum pernah Aku jumpai di Israel!” Ketika utusan itu kembali, hambanya telah sembuh.

Mengapa perwira ini yakin cukup dengan perkataan Yesus, hambanya akan sembuh?
Karena dia mendengar kesaksian pegawai istana yang anaknya sakit, disembuhkan cukup dengan perkataan Yesus.
Itulah level iman dan keyakinannya, maka Yesus menemuinya di level imannya.

Menarik bukan?

“Aku jarang berdoa lebih dari 30 menit, tetapi aku juga jarang melewatkan 30 menit tanpa berdoa. Ketika iman kita tumbuh, jawaban Tuhan datang semakin cepat dan semakin nyata.” – Smith Wigglesworth

I rarely pray for more than 30 minutes, but I also rarely go 30 minutes without praying. As our faith grows, God’s answers come more quickly and more clearly.” – Smith Wigglesworth

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Ketika Jawaban Doa Datang Tiba-Tiba….

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Ketika Jawaban Doa Datang Tiba-Tiba….

Beberapa kali saya terpukau dengan kesaksian teman-teman yang mendapatkan jawaban doa dalam sekejap. Ada yang tiba-tiba mengalami terobosan ekonomi yang spektakuler, bisnisnya mendadak sukses, atau masalah yang tampaknya mustahil tiba-tiba terselesaikan. Dalam sekejap, mereka naik level—dari kondisi sulit menjadi berkelimpahan.

Tapi setelah berjalan sekian waktu, ternyata hasil akhirnya tidak seperti yang diharapkan. Ada yang kembali ke kondisi semula, bahkan lebih buruk. Bisnis yang tadinya melonjak justru hancur karena tidak siap mengelolanya. Ada juga yang diberi berkat besar, tetapi akhirnya kehilangan semuanya karena tidak cukup dewasa untuk mempertahankannya.

Sebaliknya, saya juga sering mendengar kisah teman-teman yang mengalami kesulitan keuangan yang luar biasa berat, seolah tidak mungkin terselesaikan. Di mata manusia, kondisi mereka nyaris tanpa harapan. Namun, ada perbedaan besar: mereka tidak menyerah, mereka tetap setia mencari Tuhan—mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya.

Dari luar, tidak terlihat ada perubahan. Sepertinya mereka hanya menjalani hidup seperti biasa, tetap bekerja, tetap berdoa, tetap percaya, tetap bersyukur. Tidak ada yang spektakuler. Tapi satu hal yang mereka lakukan dengan luar biasa: mereka setia.

Mereka tetap bertumbuh dalam iman, semakin dewasa secara rohani, menaati Tuhan, dan mengerjakan hal-hal sederhana dengan ketekunan. Tidak ada keajaiban instan, tidak ada loncatan drastis, tetapi mereka terus berjalan dalam kesetiaan. Dan seperti janji Tuhan, “Barangsiapa setia dalam perkara kecil, akan dipercayakan perkara besar.”

Lalu, suatu hari… jawaban doa menyerang!

Tiba-tiba datang terobosan. Hutang lunas, sertifikat tanah yang sempat hilang kembali ke tangan mereka, peluang bisnis baru muncul begitu saja, berkat demi berkat mengejar mereka.

Dulu banyak yang meremehkan mereka. “Mana mungkin cuma kerja segitu-gitu aja bisa sukses?” “Masa cuma berdoa dan percaya aja bisa beres masalahnya?”

Tapi ketika waktunya tiba, hasilnya berbicara sendiri. Mereka yang dulu diremehkan, justru sekarang menjadi berkat bagi banyak orang.

Satu hal yang saya pelajari: ketika kita mengandalkan Tuhan dan setia mengerjakan apa yang ada di tangan kita, Tuhan sendiri yang akan melipatgandakannya.

Bukan kita yang mengejar berkat, tapi berkat yang mengejar kita.

Tuhan tidak pernah terlambat. Dia hanya sedang menyiapkan fondasi yang lebih kokoh agar berkat yang datang nanti tidak membuat kita jatuh, melainkan justru menguatkan kita.

Saat kita menanam bibit bambu, selama lima tahun pertama, tidak ada tanda-tanda pertumbuhan di permukaan tanah. Sementara itu, bibit cabe dan tomat yang ditanam pada waktu yang sama sudah panen berkali-kali. Pohon mereka berbuah lebat, sementara bibit bambu tetap tidak menunjukkan hasil.

Hhhmmm… menjengkelkan, bukan?

Terlintas di pikiran, “Percuma! Sia-sia! Buang waktu saja!”

Namun, kenyataannya tidak demikian. Selama lima tahun itu, akar bambu terus bertumbuh ke bawah, menembus tanah lebih dalam, memperkuat fondasinya. Meskipun tak terlihat, bambu itu sedang mempersiapkan diri untuk sesuatu yang besar.

Lalu, setelah lima tahun… dalam enam minggu saja, bambu itu tumbuh dengan kecepatan luar biasa, mencapai 95 feet (±29 meter)! Setelah itu, bambu terus tumbuh, berkembang biak, dan menjadi pohon yang kuat.

Sementara pohon cabe dan tomat yang panennya cepat sudah mulai mati karena umurnya singkat, pohon bambu tetap berdiri kokoh, bertahun-tahun kemudian.

Apakah kita sedang menantikan jawaban doa? Menunggu terobosan dalam keuangan, kesehatan, pekerjaan, atau keluarga?

Terkadang kita ingin hasil yang cepat, ingin doa segera dijawab, ingin keajaiban terjadi sekarang juga. Tapi Tuhan punya cara dan waktu-Nya sendiri.

Selama kita setia mengerjakan apa yang Tuhan percayakan, tidak ada yang sia-sia.

Meskipun hari ini tampaknya tidak ada perubahan, ingatlah: Tuhan sedang bekerja di balik layar. Dia sedang memperkuat akar kita, mempersiapkan kita agar saat terobosan datang, kita siap mengelolanya.

Ketika waktunya tiba, jawaban doa datang lebih cepat dari yang kita duga.

Mujizat yang dulu terasa mustahil, tercipta…

Dan kita hanya bisa terpukau.

Siap praktik? Yuk…!

A river cuts through rock, not because of its power, but because of its persistence.” – James Watkins

Sebuah sungai memotong batu, bukan karena kekuatannya, tetapi karena ketekunannya. – James Watkins

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN


#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan
#MotivasiKebaikan

Read More
Articles

Mungkinkah Itu Ketidakpercayaan?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Mungkinkah Itu Ketidakpercayaan?

Sama seperti iman dapat muncul sebagai reaksi spontan saat mendengar Firman Tuhan, ketidakpercayaan juga bisa merayap masuk dengan halus ke dalam hati dan menghentikan aliran kasih karunia-Nya. Yesus sendiri menghadapi ketidakpercayaan di kampung halamannya, sehingga Ia tidak dapat melakukan mujizat di sana.

Ketidakpercayaan adalah topik yang sensitif bagi kebanyakan dari kita. Sering kali, kita menyamakan pengetahuan kita tentang iman dengan iman itu sendiri. Pengetahuan berasal dari pikiran, tetapi iman berasal dari hati. Keraguan ada di pikiran, tetapi ketidakpercayaan ada di hati.

Kita sering berpikir bahwa iman adalah kekuatan yang terus-menerus aktif dalam diri kita, sehingga kita bisa langsung berdoa kapan saja.
Tetapi, apakah kita berdoa dalam iman atau sekadar kebiasaan?
Iman yang sejati adalah respons dari hubungan kita dengan Tuhan dan dari mendengar Firman-Nya (Roma 10:17, Yohanes 5:19).
Hanya karena kita tahu tentang iman, memahami iman, dan merasa bahwa kita beriman, bukan berarti kita telah menerima dorongan segar dari Roh Kudus. Iman kemarin mungkin tidak lagi hidup hari ini.

Ketidakpercayaan muncul sebagai respons terhadap pancaindra, logika, dan perasaan kita pada saat itu. Ketidakpercayaan berjalan dengan melihat. Ketidakpercayaan tidak akan yakin sampai ia melihat atau merasakan jawabannya. Para murid telah diberikan kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, dan mereka melakukannya. Namun, pada suatu kesempatan, mereka gagal menolong seorang anak yang kerasukan, dan Yesus menegur mereka karena ketidakpercayaan mereka! Mungkin mereka mulai mengandalkan pengalaman masa lalu dan kehilangan hubungan dengan Sumber iman yang sejati.

Ketidakpercayaan adalah satu-satunya hal yang dapat menghentikan kesembuhan. Parahnya, ketidakpercayaan sering kali tidak terdeteksi oleh pancaindra kita. Ada orang yang percaya pada kesembuhan dan bahkan mengaku beriman, tetapi sebenarnya masih bergumul dengan ketidakpercayaan. Saya sendiri pernah mengalaminya. Kita tidak selalu bisa melihat apa yang terjadi di dalam hati seseorang. Rasa bersalah, penghukuman diri, kepahitan, ketidaksediaan untuk mengampuni, atau ketakutan bisa mencemari hati dan menghambat iman yang sejati. Pikiran mungkin sudah yakin, tetapi hati masih berjuang.

Iman, seperti listrik, hanya akan mengalir jika saklarnya “dinyalakan”. Dalam hal iman, “saklar” itu adalah hubungan dengan Tuhan dan “mendengar” Dia. Iman yang berasal dari Tuhan membutuhkan kehidupan-Nya yang berdiam di hati dan keluar melalui mulut orang percaya.
Ketidakpercayaan menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. Tetapi iman sejati sudah mengetahui hasilnya sebelum sesuatu terjadi.

********

Jika Anda seperti saya, mungkin Anda pernah mengalami situasi di mana Anda merasa sudah beriman, tetapi tidak yakin apakah Anda benar-benar terhubung dengan Tuhan dan menerima jawabannya. Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah percaya dan menerima dari Tuhan? Saya menemukan cara yang sangat sederhana untuk memastikan bahwa jawaban saya sudah pasti dan manifestasinya akan datang. Cara itu disebut damai sejahtera dari Tuhan.

> Janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7)

Dalam dua ayat singkat ini, Paulus memberikan rahasia untuk menerima dari Tuhan.
Pertama, jangan kuatir. Kekuatiran sebenarnya adalah ketidakpercayaan yang disertai kegelisahan.
Kedua, datanglah kepada-Nya dengan ucapan syukur.Apakah Anda tetap bersyukur meskipun sedang menghadapi tantangan? Apakah Anda lebih banyak mengucap syukur kepada-Nya, atau justru terus mengingatkan-Nya tentang masalah Anda?

Ketika kita memiliki hubungan yang nyata dengan Bapa—bukan hanya sekadar pengetahuan di kepala—maka kita tidak akan kuatir. Jika hanya memiliki pengetahuan tentang Tuhan tanpa persekutuan dengan-Nya, kita cenderung membiarkan perasaan dan gejala menguasai kita, sehingga tetap khawatir meskipun sudah berdoa. Tetapi jika kita sungguh-sungguh memiliki hubungan dengan Bapa, hati kita akan dipenuhi dengan ucapan syukur. Inilah lingkungan iman yang sesungguhnya, tempat kita bisa percaya dan menerima.

*Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah menerima dari Tuhan? Ketika hati dan pikiran Anda dipenuhi oleh damai sejahtera-Nya. Damai sejahtera yang supernatural adalah tanda utama dari iman yang sejati.*

Apakah ada kuasa dalam damai sejahtera? Renungkan ayat ini:

> Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu. (Roma 16:20)

Dalam damai sejahtera, Tuhan bangkit untuk membela Anda dan mencerai-beraikan musuh Anda. Selama Anda masih gelisah dan takut, Anda secara tidak sadar sedang “mengikat tangan Tuhan”. Tetapi begitu Anda bisa berdoa, percaya, dan kemudian beristirahat dalam damai sejahtera-Nya, maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menghancurkan musuh-musuh Anda.

> Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera kepada kamu dalam segala hal dan setiap waktu. Tuhan menyertai kamu sekalian. (2 Tesalonika 3:16)

Siap praktik? Yuk…..

“God’s Word is not just to be read, but to be lived. Faith grows as we hear, believe, and act upon His Word.” — Smith Wigglesworth

Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk dihidupi. Iman bertumbuh saat kita mendengar, percaya, dan bertindak atas Firman-Nya. Smith Wigglesworth.

Sumber Barry Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Menulis Itu Berpikir Di atas Kertas Lho…..

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Menulis Itu Berpikir Di atas Kertas Lho…..

Menarik sekali, Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi bercerita dalam acara “Kick Andy”, di Metro TV,
“Bang Andy tahu, hanya ada 1 kelas yang diharuskan untuk seluruh siswa semester 1 di Harvard University, coba tebak kelas apa itu?”

Banyak yang mengira pastilah kelas matematika… seperti yang selama ini kita pikirkan. Matematika kerap dianggap pelajaran terpenting, yang menunjukkan kepintaran seseorang.

Ternyata salah!
Kelas yang diharuskan dipelajari oleh siswa semester satu di Harvard University ternyata adalah Kelas Menulis!

Gubraaaakkkkk…..

Why?
Karena menulis itu Berpikir di atas kertas.

Apa itu tulisan yang tidak bagus?
Strukturnya gak ada. Ke mana-mana, lompat sana dan lompat sini.
Kalimat yang pertama dan kalimat ke dua, tidak ada sambungannya.
Hal itu menunjukkan cara pikir penulisnya tidak teratur. Dia tidak bisa mengkomunikasikan pikirannya.

Menulis adalah tuangan pikiran. Jika pikirannya semrawut, kacau-balau, maka tulisannya pun kacau balau.
Sebaliknya, jika pikiran seseorang itu teratur, tulisanya pun akan teratur dan mudah dipahami.

Jika seseorang dapat menulis dengan baik, biasanya dia bisa mempresentasikan dengan baik. Dan kembali, berarti dia bisa berpikir dengan baik.
Itulah sebabnya, mengapa kelas menulis itu begitu penting dan diharuskan.

Wuih keren ya?

Albert Einstein pernah mengungkapkan beberapa pandangan menarik tentang menulis dan mengkomunikasikan pikiran.

Simplicity is Key – Kuncinya adalah Kesederhanaan.
Einstein terkenal dengan kutipannya, “Jika Anda tidak bisa menjelaskan sesuatu dengan sederhana, itu artinya Anda belum benar-benar memahaminya.”

Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik harus jelas, ringkas, dan mudah dipahami.

Saya suka sekali dengan Kwik Kian Gie, yang menjelaskan tentang devaluasi, istilah keuangan yang rumit dan membingungkan masyarakat saat itu ketika ada devaluasi mata uang rupiah, dengan illustrasi istri yang menjual nasi goreng. Dengan penjelasannya, orang awam pun paham apa yang terjadi tanpa harus pusing dengan istilah-istilah keuangan yang rumit dan dalam bahasa Inggris pula.

Curiosity-Driven Expression – Einstein mendorong pemikiran yang mendalam dan rasa ingin tahu.
Dia percaya bahwa menulis dan berbicara seharusnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan fundamental, bukan sekadar menyampaikan informasi.

Uniknya, saat kita menulis maka Tuhan bisa mengingatkan kita pada stok pengetahuan atau informasi yang pernah kita baca bertahun-tahun yang lalu, yang ternyata berkaitan.
Dan saat kita mengaitkannya, ada sesuatu yang memacu kita untuk menggalinya lebih dalam ketika berproses.
Tanpa disadari, dengan menulis, kita pun makin mendalami suatu topik, merenungkannya sehingga ada pewahyuan-pewahyuan baru yang muncul, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.

Keep an Open Mind – Dalam berkomunikasi, Einstein menekankan pentingnya bersikap terbuka terhadap sudut pandang baru, karena “Pikiran itu seperti parasut, hanya berfungsi jika terbuka.”

Banyak hal yang tidak kita mengerti, sampai kita terbuka terhadap pandangan orang lain, cara pemikirannya, sudut pandangnya, kemudian sadar, “oh, ternyata ada ya… orang yang berpikir seperti itu. Padahal kita tidak pernah bermaksud demikian.”
Saat kita terbuka dengan cara pandang yang baru, kita jadi lebih kaya, makin bisa bertoleransi, tidak bersiteguh pada pandangan pribadi dan itu membuat kita lebih luwes dalam menyampaikan ide-ide kita sehingga makin mudah diterima banyak orang.
Kita bertumbuh makin bijaksana dan arif.
Orang-orang makin menyukai tulisan-tulisan kita karena mereka mudah menyerap manfaatnya.

*********
“Prose is architecture, not interior decoration,” kata Ernest Hemingway – Menulis bukan sekadar hiasan kata-kata, tetapi struktur pemikiran yang kuat untuk menyampaikan gagasan dengan efektif.

Menulis membuat kita bisa melihat keadaan dengan lebih jernih, berpikir lebih cerdas dan bisa menghasilkan gagasan yang tepat sasaran.

Beberapa teman yang sedang menghadapi masalah yang rumit, kerap saya sarankan untuk menuliskan uneg-uneg alias beban hatinya dalam tulisan.

“Tulis saja apa saja yang menjadi beban hatimu. Teratur atau tidak, jangan dipikirkan. Tulis saja semuanya…. keluarkan dengan tuntas. Toh kamu yang tau ceritanya, nanti setelah selesai ditulis, barulah disusun kembali sesuai konteks ceritanya, kronologis waktunya dsb”

Apa manfaatnya?
Ketika seseorang sudah menuliskan masalahnya secara tuntas, beban hatinya sudah ditumpahkan, maka dia bisa berpikir lebih jernih.

Sebelumnya, orang itu ceritanya lompat ke sana ke mari, karena semua ingin diceritakan tetapi dia kesulitan mana yang mesti diceritakan terlebih dahulu?
Cerita kejadian A baru sadar, penyebab A bisa terjadi karena didahului peristiwa X, Y & Z. Contohnya demikian.

Ketika sudah ditulis, dan dia menyusun kembali cerita itu sesuai kronologisnya, tidak jarang dia bisa melihat berbagai peristiwa dengan cara pandang yang baru.

“Oh, ternyata A itu terjadi karena M,N & O …. bukan X,Y & Z, yang diperkirakan sebelumnya.”

Seperti puzzle, satu demi satu makin terbuka permasalahan yang sesungguhnya dan dengan demikian, jalan keluar pun makin terbuka.
Pilihan-pilihan solusi, makin terbuka.
Mulailah dia bisa mempertimbangkan, untung rugi dan berbagai resiko dari pilihan-pilihan itu.
Apalagi saat kita meminta pertolongan dan hikmat Tuhan dalam menyelesaikannya, maka yang supernatural kerap ikut terlibat dan penyelesaian masalah pun menjadi jaauuuh lebih mudah.

Carl Sagan berujar “Writing is perhaps the greatest of human inventions, binding together people, citizens of distant epochs, who never knew one another.”
Menulis itu menghubungkan pikiran manusia lintas waktu dan ruang, memungkinkan komunikasi yang lebih dalam dan menciptakan solusi bagi tantangan bersama.

Wuih…. menarik ya?
Menulis yuk!!!

Good writing is clear thinking made visible.”- George Orwel

Menulis yang baik adalah pemikiran yang dibuat jelas dan terlihat.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan
#MotivasiKebaikan

Read More
Articles

Sudahkah Anda Menggunakan Karunia-Nya?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Sudahkah Anda Menggunakan Karunia-Nya?

Banyak orang datang kepada saya dengan pertanyaan tentang Alkitab atau tentang kehidupan mereka, dan sering kali mudah terlihat bahwa mereka terfokus pada hal yang salah. Kita sering mencoba menyelesaikan masalah hidup dengan logika dan kekuatan sendiri, sementara kita mengabaikan kekayaan penyediaan yang telah kita terima dari Tuhan.

Sebagai orang percaya yang adalah “ciptaan baru,” dibenarkan oleh iman dalam darah-Nya, dan duduk bersama-Nya di tempat surgawi, kita telah diperlengkapi untuk hidup jauh lebih dari sekadar penderitaan dan kehidupan biasa. Namun, banyak orang mengabaikan karunia anugerah dan terus menjalani hidup dengan kekuatan sendiri yang terbatas. Apa yang telah Anda terima tetapi belum Anda gunakan?

Sudahkah Anda menyebut Nama Yesus hari ini? Sudahkah Anda mendeklarasikan Nama-Nya atas hidup Anda, keluarga, kesehatan, keuangan, peluang, dan tujuan Anda?

Sudahkah Anda menyadari Roh-Nya yang ada di dalam Anda hari ini? Apakah Anda dipenuhi dan memuji-Nya dalam bahasa surgawi?

Sudahkah Anda mengingat kuasa darah-Nya yang telah membersihkan dan membebaskan Anda dari rasa bersalah dan penghukuman?

Sudahkah Anda mengingat kuasa Firman-Nya? Firman-Nya dalam hati dan mulut Anda memiliki kuasa untuk mengubah keadaan, menyembuhkan tubuh, menguatkan mereka yang terluka, dan melawan musuh!

Apakah Anda berdiri di atas janji-janji-Nya? Semua janji-Nya hidup dan aktif, “ya dan amin,” serta mengungkapkan hati Tuhan untuk kehidupan Anda yang berkelimpahan.

Sudahkah Anda menggunakan “kunci Kerajaan?” Prinsip-prinsip Kerajaan adalah kunci untuk membuka segala anugerah dalam hidup kita. Memberi, mengampuni, menabur, ketekunan, visi rohani, kuasa perkataan—semuanya adalah “alat” yang tersedia bagi kita.

Tuhan telah memberikan segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup (2 Petrus 1:2-4).

Bola ada di tangan kita. Tuhan telah melengkapi kita untuk menang. Tidak ada kekurangan. Masalah hidup bukan sedang menunggu Tuhan bergerak, tetapi menunggu kita untuk mengambil dan menggunakan karunia yang telah kita terima guna menegakkan kehendak Tuhan dalam hidup dan keadaan kita.

**********

Banyak orang berdoa, lalu menanti kapan Tuhan bergerak mengabulkan doanya?

Lalu saya belajar, ternyata sebagian besar jawaban doa, inisiatifnya dari kita.
Tuhan sudah menyediakan semua yang kita perlukan melalui anugerah-Nya, nach bagian kitalah yang meresponinya dengan iman.
Maksudnya kita yang mengambil langkah iman bergerak maju.
Saat kita melangkah itulah, pintu kesempatan demi pintu kesempatan lainnya akan terbuka, yang akan menuntun kepada manifestasi jawaban doa yang kita perlukan.

Ketika kita melihat sebuah kebutuhan, pilihlah untuk “melihat” penyediaan bagi kebutuhan itu dalam Roh. Alih-alih berfokus pada masalah, lihatlah kesembuhan, kelimpahan, dan kemenangan. Apa yang kita pilih untuk lihat akan mengaktifkan iman atau justru ketidakpercayaan kita.

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. Karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:18)

Setiap hari bisa menjadi anugerah yang penuh dengan potensi, atau hanya 24 jam penderitaan, ketakutan, dan kepahitan. Bukan keadaan yang menentukan bagaimana hari – hari kita, tetapi hati yang menentukannya.

“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat.” (Matius 12:35)

Hidup kita bisa mulai berubah hari ini jika kita memilih untuk hidup dipimpin oleh Roh.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)

Siap praktik? Yuk

“God has given us His power, not so we can live defeated lives, but so we can walk in victory.” – Charles Stanley.

Tuhan telah memberi kita kuasa-Nya, bukan agar kita hidup dalam kekalahan, tetapi supaya kita berjalan dalam kemenangan. – Charles Stanley.

Sumber Barry Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 4 5 6 272