Articles

Menulis Itu Berpikir Di atas Kertas Lho…..

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Menulis Itu Berpikir Di atas Kertas Lho…..

Menarik sekali, Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi bercerita dalam acara “Kick Andy”, di Metro TV,
“Bang Andy tahu, hanya ada 1 kelas yang diharuskan untuk seluruh siswa semester 1 di Harvard University, coba tebak kelas apa itu?”

Banyak yang mengira pastilah kelas matematika… seperti yang selama ini kita pikirkan. Matematika kerap dianggap pelajaran terpenting, yang menunjukkan kepintaran seseorang.

Ternyata salah!
Kelas yang diharuskan dipelajari oleh siswa semester satu di Harvard University ternyata adalah Kelas Menulis!

Gubraaaakkkkk…..

Why?
Karena menulis itu Berpikir di atas kertas.

Apa itu tulisan yang tidak bagus?
Strukturnya gak ada. Ke mana-mana, lompat sana dan lompat sini.
Kalimat yang pertama dan kalimat ke dua, tidak ada sambungannya.
Hal itu menunjukkan cara pikir penulisnya tidak teratur. Dia tidak bisa mengkomunikasikan pikirannya.

Menulis adalah tuangan pikiran. Jika pikirannya semrawut, kacau-balau, maka tulisannya pun kacau balau.
Sebaliknya, jika pikiran seseorang itu teratur, tulisanya pun akan teratur dan mudah dipahami.

Jika seseorang dapat menulis dengan baik, biasanya dia bisa mempresentasikan dengan baik. Dan kembali, berarti dia bisa berpikir dengan baik.
Itulah sebabnya, mengapa kelas menulis itu begitu penting dan diharuskan.

Wuih keren ya?

Albert Einstein pernah mengungkapkan beberapa pandangan menarik tentang menulis dan mengkomunikasikan pikiran.

Simplicity is Key – Kuncinya adalah Kesederhanaan.
Einstein terkenal dengan kutipannya, “Jika Anda tidak bisa menjelaskan sesuatu dengan sederhana, itu artinya Anda belum benar-benar memahaminya.”

Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik harus jelas, ringkas, dan mudah dipahami.

Saya suka sekali dengan Kwik Kian Gie, yang menjelaskan tentang devaluasi, istilah keuangan yang rumit dan membingungkan masyarakat saat itu ketika ada devaluasi mata uang rupiah, dengan illustrasi istri yang menjual nasi goreng. Dengan penjelasannya, orang awam pun paham apa yang terjadi tanpa harus pusing dengan istilah-istilah keuangan yang rumit dan dalam bahasa Inggris pula.

Curiosity-Driven Expression – Einstein mendorong pemikiran yang mendalam dan rasa ingin tahu.
Dia percaya bahwa menulis dan berbicara seharusnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan fundamental, bukan sekadar menyampaikan informasi.

Uniknya, saat kita menulis maka Tuhan bisa mengingatkan kita pada stok pengetahuan atau informasi yang pernah kita baca bertahun-tahun yang lalu, yang ternyata berkaitan.
Dan saat kita mengaitkannya, ada sesuatu yang memacu kita untuk menggalinya lebih dalam ketika berproses.
Tanpa disadari, dengan menulis, kita pun makin mendalami suatu topik, merenungkannya sehingga ada pewahyuan-pewahyuan baru yang muncul, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.

Keep an Open Mind – Dalam berkomunikasi, Einstein menekankan pentingnya bersikap terbuka terhadap sudut pandang baru, karena “Pikiran itu seperti parasut, hanya berfungsi jika terbuka.”

Banyak hal yang tidak kita mengerti, sampai kita terbuka terhadap pandangan orang lain, cara pemikirannya, sudut pandangnya, kemudian sadar, “oh, ternyata ada ya… orang yang berpikir seperti itu. Padahal kita tidak pernah bermaksud demikian.”
Saat kita terbuka dengan cara pandang yang baru, kita jadi lebih kaya, makin bisa bertoleransi, tidak bersiteguh pada pandangan pribadi dan itu membuat kita lebih luwes dalam menyampaikan ide-ide kita sehingga makin mudah diterima banyak orang.
Kita bertumbuh makin bijaksana dan arif.
Orang-orang makin menyukai tulisan-tulisan kita karena mereka mudah menyerap manfaatnya.

*********
“Prose is architecture, not interior decoration,” kata Ernest Hemingway – Menulis bukan sekadar hiasan kata-kata, tetapi struktur pemikiran yang kuat untuk menyampaikan gagasan dengan efektif.

Menulis membuat kita bisa melihat keadaan dengan lebih jernih, berpikir lebih cerdas dan bisa menghasilkan gagasan yang tepat sasaran.

Beberapa teman yang sedang menghadapi masalah yang rumit, kerap saya sarankan untuk menuliskan uneg-uneg alias beban hatinya dalam tulisan.

“Tulis saja apa saja yang menjadi beban hatimu. Teratur atau tidak, jangan dipikirkan. Tulis saja semuanya…. keluarkan dengan tuntas. Toh kamu yang tau ceritanya, nanti setelah selesai ditulis, barulah disusun kembali sesuai konteks ceritanya, kronologis waktunya dsb”

Apa manfaatnya?
Ketika seseorang sudah menuliskan masalahnya secara tuntas, beban hatinya sudah ditumpahkan, maka dia bisa berpikir lebih jernih.

Sebelumnya, orang itu ceritanya lompat ke sana ke mari, karena semua ingin diceritakan tetapi dia kesulitan mana yang mesti diceritakan terlebih dahulu?
Cerita kejadian A baru sadar, penyebab A bisa terjadi karena didahului peristiwa X, Y & Z. Contohnya demikian.

Ketika sudah ditulis, dan dia menyusun kembali cerita itu sesuai kronologisnya, tidak jarang dia bisa melihat berbagai peristiwa dengan cara pandang yang baru.

“Oh, ternyata A itu terjadi karena M,N & O …. bukan X,Y & Z, yang diperkirakan sebelumnya.”

Seperti puzzle, satu demi satu makin terbuka permasalahan yang sesungguhnya dan dengan demikian, jalan keluar pun makin terbuka.
Pilihan-pilihan solusi, makin terbuka.
Mulailah dia bisa mempertimbangkan, untung rugi dan berbagai resiko dari pilihan-pilihan itu.
Apalagi saat kita meminta pertolongan dan hikmat Tuhan dalam menyelesaikannya, maka yang supernatural kerap ikut terlibat dan penyelesaian masalah pun menjadi jaauuuh lebih mudah.

Carl Sagan berujar “Writing is perhaps the greatest of human inventions, binding together people, citizens of distant epochs, who never knew one another.”
Menulis itu menghubungkan pikiran manusia lintas waktu dan ruang, memungkinkan komunikasi yang lebih dalam dan menciptakan solusi bagi tantangan bersama.

Wuih…. menarik ya?
Menulis yuk!!!

Good writing is clear thinking made visible.”- George Orwel

Menulis yang baik adalah pemikiran yang dibuat jelas dan terlihat.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan
#MotivasiKebaikan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Tidak Ada Penghukuman.”
“Bagaimana Saya Tahu Jika Itu Kehendak Tuhan?”
“Apa Yang Anda Lihat?”