Articles

Mungkinkah Itu Ketidakpercayaan?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Mungkinkah Itu Ketidakpercayaan?

Sama seperti iman dapat muncul sebagai reaksi spontan saat mendengar Firman Tuhan, ketidakpercayaan juga bisa merayap masuk dengan halus ke dalam hati dan menghentikan aliran kasih karunia-Nya. Yesus sendiri menghadapi ketidakpercayaan di kampung halamannya, sehingga Ia tidak dapat melakukan mujizat di sana.

Ketidakpercayaan adalah topik yang sensitif bagi kebanyakan dari kita. Sering kali, kita menyamakan pengetahuan kita tentang iman dengan iman itu sendiri. Pengetahuan berasal dari pikiran, tetapi iman berasal dari hati. Keraguan ada di pikiran, tetapi ketidakpercayaan ada di hati.

Kita sering berpikir bahwa iman adalah kekuatan yang terus-menerus aktif dalam diri kita, sehingga kita bisa langsung berdoa kapan saja.
Tetapi, apakah kita berdoa dalam iman atau sekadar kebiasaan?
Iman yang sejati adalah respons dari hubungan kita dengan Tuhan dan dari mendengar Firman-Nya (Roma 10:17, Yohanes 5:19).
Hanya karena kita tahu tentang iman, memahami iman, dan merasa bahwa kita beriman, bukan berarti kita telah menerima dorongan segar dari Roh Kudus. Iman kemarin mungkin tidak lagi hidup hari ini.

Ketidakpercayaan muncul sebagai respons terhadap pancaindra, logika, dan perasaan kita pada saat itu. Ketidakpercayaan berjalan dengan melihat. Ketidakpercayaan tidak akan yakin sampai ia melihat atau merasakan jawabannya. Para murid telah diberikan kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, dan mereka melakukannya. Namun, pada suatu kesempatan, mereka gagal menolong seorang anak yang kerasukan, dan Yesus menegur mereka karena ketidakpercayaan mereka! Mungkin mereka mulai mengandalkan pengalaman masa lalu dan kehilangan hubungan dengan Sumber iman yang sejati.

Ketidakpercayaan adalah satu-satunya hal yang dapat menghentikan kesembuhan. Parahnya, ketidakpercayaan sering kali tidak terdeteksi oleh pancaindra kita. Ada orang yang percaya pada kesembuhan dan bahkan mengaku beriman, tetapi sebenarnya masih bergumul dengan ketidakpercayaan. Saya sendiri pernah mengalaminya. Kita tidak selalu bisa melihat apa yang terjadi di dalam hati seseorang. Rasa bersalah, penghukuman diri, kepahitan, ketidaksediaan untuk mengampuni, atau ketakutan bisa mencemari hati dan menghambat iman yang sejati. Pikiran mungkin sudah yakin, tetapi hati masih berjuang.

Iman, seperti listrik, hanya akan mengalir jika saklarnya “dinyalakan”. Dalam hal iman, “saklar” itu adalah hubungan dengan Tuhan dan “mendengar” Dia. Iman yang berasal dari Tuhan membutuhkan kehidupan-Nya yang berdiam di hati dan keluar melalui mulut orang percaya.
Ketidakpercayaan menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. Tetapi iman sejati sudah mengetahui hasilnya sebelum sesuatu terjadi.

********

Jika Anda seperti saya, mungkin Anda pernah mengalami situasi di mana Anda merasa sudah beriman, tetapi tidak yakin apakah Anda benar-benar terhubung dengan Tuhan dan menerima jawabannya. Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah percaya dan menerima dari Tuhan? Saya menemukan cara yang sangat sederhana untuk memastikan bahwa jawaban saya sudah pasti dan manifestasinya akan datang. Cara itu disebut damai sejahtera dari Tuhan.

> Janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7)

Dalam dua ayat singkat ini, Paulus memberikan rahasia untuk menerima dari Tuhan.
Pertama, jangan kuatir. Kekuatiran sebenarnya adalah ketidakpercayaan yang disertai kegelisahan.
Kedua, datanglah kepada-Nya dengan ucapan syukur.Apakah Anda tetap bersyukur meskipun sedang menghadapi tantangan? Apakah Anda lebih banyak mengucap syukur kepada-Nya, atau justru terus mengingatkan-Nya tentang masalah Anda?

Ketika kita memiliki hubungan yang nyata dengan Bapa—bukan hanya sekadar pengetahuan di kepala—maka kita tidak akan kuatir. Jika hanya memiliki pengetahuan tentang Tuhan tanpa persekutuan dengan-Nya, kita cenderung membiarkan perasaan dan gejala menguasai kita, sehingga tetap khawatir meskipun sudah berdoa. Tetapi jika kita sungguh-sungguh memiliki hubungan dengan Bapa, hati kita akan dipenuhi dengan ucapan syukur. Inilah lingkungan iman yang sesungguhnya, tempat kita bisa percaya dan menerima.

*Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah menerima dari Tuhan? Ketika hati dan pikiran Anda dipenuhi oleh damai sejahtera-Nya. Damai sejahtera yang supernatural adalah tanda utama dari iman yang sejati.*

Apakah ada kuasa dalam damai sejahtera? Renungkan ayat ini:

> Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu. (Roma 16:20)

Dalam damai sejahtera, Tuhan bangkit untuk membela Anda dan mencerai-beraikan musuh Anda. Selama Anda masih gelisah dan takut, Anda secara tidak sadar sedang “mengikat tangan Tuhan”. Tetapi begitu Anda bisa berdoa, percaya, dan kemudian beristirahat dalam damai sejahtera-Nya, maka Allah, sumber damai sejahtera, akan menghancurkan musuh-musuh Anda.

> Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera kepada kamu dalam segala hal dan setiap waktu. Tuhan menyertai kamu sekalian. (2 Tesalonika 3:16)

Siap praktik? Yuk…..

“God’s Word is not just to be read, but to be lived. Faith grows as we hear, believe, and act upon His Word.” — Smith Wigglesworth

Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk dihidupi. Iman bertumbuh saat kita mendengar, percaya, dan bertindak atas Firman-Nya. Smith Wigglesworth.

Sumber Barry Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Damai Sejahtera Yang Melampaui Segala Akal Manusia
Dunia Anda Berkelimpahan or Penuh Kekurangan?
Cerdik Seperti Ular, Tulus Seperti Merpati!