Articles

Apa Yang Paling Berharga Dalam Hidupmu?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Apa Yang Paling Berharga Dalam Hidupmu?

Demikian pertanyaan yang dilontarkan dalam video yang dikirimkan oleh P. Dani.

“Nama Baik. Dan Nama Baik diperoleh karena kita bisa dipercaya. Pada akhirnya karena kita punya Nama Baik, kemudahan-kemudahan diperoleh dalam hidup kita, sehingga membuat kita berhasil.”

“Setuju pakai Banget, P. Dani… Itu nasehat dari orangtua saya”

“Iya, sama. Nasehat orangtua saya juga begitu.”


Inilah nasehat yang diberikan papa saat saya menikah.
” Orang dagang modal utamanya Nama Baik. Harus jaga kepercayaan. Papa beri modal gak banyak tetapi kalau bisa dipercaya, modal kita menjadi tak terbatas. Orang akan berlomba-lomba kasi barang,” demikian nasehat papa.

Itu yang P. Indra dan saya pegang. Karena hati-hatinya, hingga kami punya 2 cabang, masih gak berani membangun rumah. Padahal kami sudah diberi tanah yang kami beli secara mujizat oleh Tuhan.
Why?
Membangun rumah artinya duit mati. Kami mau memastikan, selalu punya cadangan uang yang cukup untuk bayar Cash atau bahkan indent, supaya bisa dapatkan harga yang bersaing. Waktu kenaikan harga, kerap ditantang indent dulu agar dapat harga lama. Berapa pun tantangannya, kami berani, klo ada cash money.
Dengan memiliki cadangan yang cukup, itu kesempatan meraih keuntungan.

Sementara saat membangun, baik rumah atau pun gudang, biasanya biaya lebih besar daripada yang direncanakan. Kami jaga betul-betul, jangan sampai uang dagangan, tersedot dipakai untuk keperluan pribadi.

“Wajib punya simpenan. Dagang itu tidak tentu. Apa pun yang terjadi, hutang jatuh tempo, mesti sanggup bayar. Pas pasaran sepi bagaimana? Karena itu mesti punya uang simpenan. Itu modalnya orang dagang, bisa dipercaya orang,” ujar papa dengan bahasanya yang kuno.

Konon jaman papa muda, hutang gak pakai catatan, sekedar omongan, tetap beres. Karena saling menjaga kejujuran. Penuh integritas. Jaman sekarang, ya raib tak berbekas…

Sesungguhnya, jika saja kita bayar hutang 1-2 hari SEBELUM jatuh tempo, langsung dapat predikat customer yang excellent. Padahal beda 1-2 hari sesungguhnya ga terlalu berarti bagi kita, tapi langsung dapat predikat excellent. Kunci sukses ternyata sederhana ya?

Terbiasa menuruti nasehat papa, biasanya saat order kue, atau barang lain dengan teman, saya transfer duluan.
Biar gak lupa. Satu beban hilang. Tinggal tunggu dikirim.

Sekian tahun lalu, mesti punya berbagai macam kartu kredit, discount untuk makan di berbagai resto lumayan sekali…
Setiap punya kartu kredit, sebelum diaktifkan, wajib punya tabungan dan diatur debet otomatis.
Kalau terlambat bayar, bunga kartu kredit astaga mahalnya. Lebih aman. Tinggal staf yang cek billing dan pembayarannya.
Risih rasanya klo sampai ditagih-tagih hutang.
Sekarang sudah banyak yang ditutup. Sudah gak ada discount-discount menarik lagi. Percuma.

Dan bersyukur sekali, saya dipercaya teman-teman.
Kerap teman-teman bilang, “Sudah gampang… Nanti saja transfernya. Klo sama Bu Yenny saya gak kuatir… “
Hahaha…. Kehormatan itu!

“Udah cici… Transfernya kapan saja,” kata Monica, upline di AFC. Saya beli untuk konsumsi sendiri. Tapi saya tetap memilih segera transfer.

“Jangan berhutang, klo berhutang, jadi budak yang menghutangi,” kata Raja Salomo.

Nach ada toko kue langganan saya di Surabaya, yang gak mau klo ditransfer duluan.
Kan ada ongkir, jadi saya mesti tunggu kabar berapa ongkirnya, supaya transfernya plus ongkir.
Ini unik sekali.
Saya kerap order kirim ke teman-teman di luar kota.
P. Santoso, sang pemilik, selalu bilang,” Gampang B.Yenny.” Padahal hingga hari ini saya belum pernah bertemu muka dengan beliau.

Saya pernah kelupaan, gak ditagih juga.
Pas ingat, kaget saya… Segera WA,
“P. San, sudah dikirim? Saya mesti transfer berapa?”
“Sudah, bu…” Tapi tagihan Gak langsung dijawab lho!
Jawabannya masih beberapa hari pula…
Bayangin, yang punya hutang justru mesti ngejar mau transfer.
“P. San, tolong saya diingetin. Sungkan punya hutang.”


Suatu ketika, kami lihat ruko. Putri saya tertarik.
Omong punya omong, ternyata pemiliknya kenal baik dengan teman baik kami.
“Silakan tanya tentang kami kepada P. Setiawan,” kata P. Indra.

“Klo sama P. Indra, saya jamin… Gak usah kuatir soal keuangan,” kata pemilik ruko menirukan jawaban P. Setiawan.

Nama baik terbukti membuat jalan hidup kita jadi jauh lebih mulus. Banyak teman-teman tanpa kuatir mereferensi kami, pada teman-temannya. Butuh sesuatu, langsung dikenalin.

Tidak salah ungkapan Raja Salomo, Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang, lebih berharga daripada emas dan perak.

Efek sampingnya, ketika kita bisa dipercaya, orang pun menghargai kita. Ke mana pun kita pergi, diterima orang dengan baik. Mereka yakin, pasti aman berhubungan dengan kami.


Nama baik itu bak menggelar karpet merah bagi keturunan kita. Pernah terpikirkan ga?

Ketika awal akan membuka cabang di sebuah kota, kami butuh menyewa gudang.
Nego harga, sambil ngobrol sana sini.
Ternyata sang pemilik kenal dengan papa saya.
Papanya teman papa saya.
Akhirnya harga deal dan kami boleh menempati gudangnya terlebih dahulu, meski pun kami belum ke notaris.
Jadilah kami sudah pindahan dan menempati selama 2 minggu, baru ke notaris dan bayar lunas. Tanpa DP pula.

Di saat lainnya, kami beli truk second hand. Sama juga, dari pembicaraan rupanya si pemilik kenal papa saya, yang dulunya seorang kepala sekolah.

Setelah membeli truk tsb. Si pemilik lama bilang,
“Sudah gak usah dibalik nama. Daripada buang-buang uang. Nanti kalau perpanjangan, saya pinjami KTP.”

Jaman dulu masih bisa. Kalau sekarang sudah gak bisa pinjam nama begitu.
Pelajarannya, nama baik papa, membuat jalan kami jauh lebih mudah dan hemat.

Demikian juga papa P. Indra, terkenal baik, pendiam dan suka menolong orang. Tidak banyak bicara, tetapi langsung bertindak.
Reputasi baik orangtua, membuat kami bangga dan percaya diri bertemu siapa pun.


Ternyata dipercaya juga berkaitan dengan hal-hal rohani.
Andrew Wommack menjelaskan, mengapa kadang kita sulit untuk beriman dan doa lambat terjawab?
Karena mulut kita mengutip janji Tuhan, berdoa dan sebagainya, di saat lain, mengucapkan kebohongan.
Akibatnya, hati nurani kita sendiri tidak percaya pada ucapan yang keluar dari mulut kita…
Alamak!!!
Meski pun bohong kecil, bahkan ada istilah bohong putih, – alias bohong yang tidak merugikan orang lain -, ternyata membuat mulut kita kehilangan kuasanya.

Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai…

Hhhmmmm…. Belajar jaga perkataan, kepercayaan serta nama baik yuk….
Biar bisnis jadi lancar, hidup nyaman, kita pun disukai, dihargai serta diterima orang lain. Plus anak cucu pun mendapatkan manfaatnya. Hidup mereka lebih lancar.

“Good name in man and woman is the immediate jewel of their souls.”— William Shakespeare, ‘Othello’.
“Do you not know that a man is not dead while his name is still spoken?”— Terry Pratchett.

“Nama baik pada diri pria dan wanita, merupakan permata jiwa mereka.” – William Shakespeare, ‘Othello’.
“Tahukah kita bahwa seseorang tidak mati ketika namanya masih disebut?” – Terry Pratchett.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Serba-Serbi Sosmed…
SIAPA YANG ANDA DENGARKAN?
“Apa Yang Memotivasimu?”