Yesus, Sang Benih.”
“Yesus, Sang Benih.”
Ketika kita mendapatkan pewahyuan tentang prinsip benih dalam penebusan, segala hal lain yang berhubungan dengan kerajaan Allah menjadi mudah untuk dipahami.
Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Yohanes 12:23-24 (TB)
Yesus menyebut diri-Nya sebagai benih yang harus ditabur jatuh ke tanah dan mati, supaya Kerajaan Allah berbuah.
Anda dan saya merupakan bagian dari panen itu. Kita lahir baru sesuai dengan prinsip tabur dan tuai. Tuhan adalah Sang Pemberi yang menabur Anak-Nya, supaya dapat menuai diri kita!
Ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
Matius 13:38 (TB)
Bahkan ketika berbicara tentang kemanusiaan, Yesus menyebut anak-anak kerajaan dan anak-anak orang fasik sebagai hasil panen dari benih yang ditabur.
“Benih yang baik” menggambarkan anak-anak kerajaan. Anda dan saya, merupakan benih yang membawa kehidupan Tuhan dan memiliki potensi untuk menaburkannya kepada orang lain!
Kita dilahirkan kembali oleh benih Firman Tuhan yang tidak dapat binasa. Anak-anak orang fasik adalah mereka yang telah memilih untuk memercayai kata-kata yang merupakan benih dari “bapak segala dusta” (iblis).
Kata-kata yang kita percayai, merupakan benih, yang menentukan tujuan kekal kita.
Begitu kita memahami cara kerja Kerajaan Allah, mudah sekali bagi kita beralih mengikuti cara Tuhan dalam melakukan segala sesuatu.
Setiap pikiran, perkataan dan tindakan adalah sebuah benih, dan setiap benih berkembang biak sesuai dengan sifatnya. Kita dapat melihat peningkatan besar dalam hidup kita jika kita secara sadar mengaktifkan kekuatan prinsip benih ini.
[Repost ; “Jesus, the Seed”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].