SELALU ADA MUJIJAT! (Oleh-oleh dari Mexico)
.
Nicholas, putra kami yang ke tiga di wisuda. Nicholas lulus dari New York Film Academy. Saya mengajak Yani dan Leann untuk hadir. Kami bersahabat sejak masih SMA. Saya sempat merasa tidak enak saat diberitahu bahwa Leann harus pulang awal untuk menghadiri acara wisuda Nicho, sedangkan bulan desember adalah kesempatan mendapatkan bonus penjualan yang besar apalagi menjelang Natal. Leann meyakinkan bahwa dia sudah melewati Natal dengan bonusnya puluhan kali tetapi acara wisuda Nicho hanya sekali. Sungguh bukti kasih dan pengorbanan seorang sahabat.
Djaja, Leann, Nicholas, YennyIndra, Indrayana, Yannie.
.
Yani, Leann dan suaminya hadir dalam upacara wisuda Nicholas. Sungguh menyenangkan merayakan kegembiraan dengan keluarga dan para sahabat. Dan yang lebih menyenangkan lagi, Leann bercerita, hari itu meski dia harus pulang awal, Tuhan mengirimkan pelanggan yang membeli arloji Solid Gold Rolex. Tuhan memberinya bonus besar! Leann berkata bahwa berkat tidak tergantung lamanya jam kerja melainkan tergantung Tuhan. Tuhan melihat ketulusan dan kasih Leann kepada kami sekeluarga. Terpujilah Tuhan! Selalu ada mujijat!
Beberapa hari kemudian kami berlibur ke Big Bear Lake bermain snowboarding, mengunjungi Coronado Island-pulau kecil dengan jembatan panjang melingkar yang menghubungkan pulau ini dari San Diego, memberikan panorama keindahan tersendiri. Menikmati Sea World San Diego yang terkenal dan pantai La Jolla, lalu kami berlibur dengan kapal pesiar Carnival Miracle ke Mexico.
Big Bear Mountain.
Sesungguhnya saya tidak yakin Nicho bisa ikut liburan bersama kami ke Mexico. Setelah diwisuda maka student visa Nicho otomatis berakhir. Nicho sedang mengajukan visa kerja untuk pelajar yang baru lulus (OPT) namun kartu OPT-nya belum diterima. Informasi dari website, dianjurkan pelajar yang tidak memiliki kartu OPT, tidak bepergian ke luar negeri karena bisa saja ditolak untuk keluar atau masuk lagi ke Amerika. Sudah 4 tahun terakhir sejak sekolah film di Singapura lalu ke Amerika, Nicho tidak bisa ikut berlibur dengan keluarga karena penuhnya jadwal tugas dan projek di sekolahnya. Saya bersikeras Nicho bisa ikut liburan kali ini.
Jembatan San Diego-Coronado Island.
Tibalah hari keberangkatan kami ke Mexico. Begitu tiba di tempat parkir, porter sudah siap menyambut kopor-kopor kami untuk dibawa ke kabin sesuai dengan label nomor kabin yang terpasang di label kopor kami, yang sudah saya terima sejak di Indonesia. Kami datang awal mengikuti jalur early check-in. Kami berempat: suami saya- Indra , saya, Christian dan michelle sudah selesai check-in. Setelah sampai ke paspor Nicholas, barulah saya sadar. I-20 surat bukti bahwa Nicholas pelajar, saya masukkan kopor. Nicholas tidak diijinkan masuk kecuali ada I-20. Barbara, petugas check-in membantu menelpon petugas bagasi untuk mencarikan kopor saya. Lebih dari 2100 penumpang dan ada penumpang yang membawa kopor lebih dari satu. Tentu tidak mudah mencari kopor kami diantara ribuan kopor yang ada.
.
Barbara membawa kami secara khusus menerobos antrian panjang bagian check-in umum di imigrasi. Pengawalan dan prosedur pengecekannya sangat ketat. Kami dibawa menuju ruangan khusus bagi penumpang yang surat-suratnya belum beres. Ternyata ada juga tamu-tamu yang paspornya disimpan dalam kopor dan terlanjur dibawa masuk porter. Kejadian serupa dengan kami. Bahkan ada yang lupa membawa paspor karena merasa warga negara Amerika, tidak ingat bahwa Mexico adalah negara lain. Mereka menunggu keputusan diperbolehkan naik atau tidak. Mereka dari luar kota, tidak ada waktu mengambil paspor.
.
Menunggu adalah saat tegang yang menimbulkan kegelisahan. Apalagi waktu untuk kapal berlayar kian dekat. Saya mencoba membujuk agar diijinkan mencari kopor saya di dalam kapal, tetapi petugas berkali-kali meyakinkan saya bahwa itu sia-sia. Ada ribuan kopor yang sedang dipisah-pisahkan dan itu membutuhkan waktu lama. Apalagi kamar kami ada di deck atas, deck 7 kemungkinan besar dikirim paling akhir.
Akhirnya setelah bernegosiasi dengan segala macam bujukan, petugas mengijinkan saya untuk masuk ke kabin kapal. Saya berdoa terus menerus, “Tuhan, tolong kami. Nyatakan mujijatMu.” Perasaan tegang, waktu kian mendesak, tidak tahu lagi harus berdoa seperti apa. Dari atas, saya melihat di halaman dek kapal paling bawah, kendaraan yang mengangkut kopor-kopor penumpang. Ada ribuan kopor warna warni. Di mana kopor saya? Rasanya tidak sabar ingin turun ke bawah tetapi dilarang, jadi satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah ke deck 7 di mana kamar kami berada. Setelah bertanya ke sana ke mari, sampailah ke deck 7. Sambil menyusuri lorong dek, saya melihat kopor kami berjajar rapi di depan kamar. Sungguh suatu mujijat! Hanya kopor-kopor di beberapa kamar yang berada dekat kamar kami yang sudah dikirim. Terpujilah Tuhan!! Selalu ada mujijat!
.
Dengan membawa I-20 dan surat pengajuan OPT, saya segera kembali ke ruangan khusus. Kami dibawa melalui jalur khusus untuk mengejar waktu. Ketegangan berlanjut lagi. Apakah petugas imigrasi mengijinkan Nicho masuk tanpa kartu OPT? Sang petugas mengambil I-20 dan surat pengajuan OPT, membawanya ke dalam. Dia ingin melaporkan pada supervisornya. “Tuhan tolong, Engkau sudah menyertai kami sejauh ini maka Engkau akan menyelesaikannya dengan cara yang terbaik.” Lama setelah menunggu, sang petugas kembali, mengambil foto dan sidik jari Nicho. Puji Tuhan!!! Nicho diijinkan naik. Selalu ada mujijat!
Kami sengaja memilih berlibur dengan kapal pesiar yang mampu menampung 3000 penumpang, memiliki 15 lifts, dengan dilengkapi kolam renang, kolam jaccuzi, mini golf, dan berbagai sarana permainan hingga resto, sarana hiburan dan toko-toko untuk memuaskan kesukaan penumpang berbelanja. Banyak acara, pertandingan dan fasilitas menarik sepanjang hari di kapal pesiar. Mereka memenangkan beberapa pertandingan. Chris, Nicho dan Michelle menyanyi bersama dengan bagus, kompak dan serasi saat karaoke time, mereka mendapat tepuk tangan meriah dari para penonton. Mereka juga menemukan teman-teman baru dari beberapa negara yang berbeda. Kami bisa beristirahat dan makan sesuka hati. Makanan, kue dan apa pun yang kami perlukan sudah tersedia selama 24 jam. Aktivitas untuk orangtua, anak-anak bahkan para ibu tersedia setiap hari. Banyak waktu tersedia untuk melakukan aktivitas bersama, sharing dan menikmati makan bersama. Kami menikmati waktu berkualitas dengan keluarga. .
El Arco de Cabo San Lucas
Cabo San Lucas. Kota pertama yang kami datangi. Di pelabuhan singa laut berenang-renang dekat tepian. Sementara burung-burung pelikan serta burung-burung camar beterbangan kian kemari. Binatang-binatang laut demikian bersahabat dengan manusia, menambah kecantikan pantai Cabo San Lucas. El Arco de Cabo San Lucas, batu cantik berlubang menjadi tujuan utama tour kami disamping shopping dan city tour. Dengan perahu kami menikmati indahnya El Arco de Cabo San Lucas.
The Desert Buggy
Hari berikutnya kami memilih bermain buggy di padang pasir. Setiap buggy bisa memuat 2 orang. Keluarga kami memakai 3 buggy berbeda. Kami harus mengenakan helm, kaca mata dan bandana untuk menghindari debu dan pasir yang beterbangan. Tour leader memimpin rombongan melalui jalan-jalan yang harus dilalui. Sangat mudah tersesat di gurun. Sejauh mata memandang hanya ada pasir dan beberapa tanaman. Karena itu kami harus berjalan sesuai rute dan berombongan agar tidak tersesat. Ada gundukan pasir, tempat-tempat terjal sehingga buggy bisa melayang dan merasakan sensasi tersendiri. Kami saling berusaha mendahului, berkejar-kejaran, sementara pasir membumbung tinggi bagaikan kabut saat buggy berlari cepat. Sungguh asyik dan menarik sekali… Kami beristirahat di tepi pantai, sambil menikmati indahnya laut atlantik dengan debur ombak yang menderu menghantam batu-batu, sebelum kami kembali berjalan beriringan menyelesaikan rute perjalanan kami.
Marrieta Islands, Puerto Vallarta
Tempat berlabuh berikutnya adalah Puerto Vallarta. Dari pelabuhan kami naik kapal boat menuju Marrieta Islands yang cantik. Di sepanjang perjalanan, kami senang sekali melihat ikan paus yang muncul di tengah lautan luas, menyemburkan air sesekali. Kadang-kadang ikan paus dengan anaknya, berdua, bertiga atau hanya sendirian. Ikan Paus dari Alaska yang berenang ke sana pada musim dingin.
.
The Hidden Beach: Marrieta Islands.
Tiba di Marrieta Islands, saatnya untuk snorkeling. Pulau kecil dengan gua-gua yang dilalui laut, sungguh cantik sekali. Untuk menuju pantai harus menggunakan perahu boat kecil yang hanya memuat beberapa orang saja. Banyak juga yang bermain kayak dan sea-boarding. Ikan-ikan yang berenang kian kemari di air laut yang jernih. Kapal-kapal dengan berbagai hiasan menambah meriahnya suasana dan pemandangan indah ini.
.
Kami kembali menikmati 2 hari penuh aktivitas di kapal pesiar. Ketika kami sedang asyik mengambil foto di lobby kapal, seorang petugas bertanya apakah kami keluarga di foto yang terpasang di dinding? Ternyata foto kami terpilih menjadi foto pilihan panitia dan kami mendapatkannya secara gratis. “Kita selalu beruntung ya… “, demikian komentar Chris. Selalu ada mujijat!
.
Akhirnya kami kembali ke Long Beach, California. Kembali hati berdebar-debar saat harus melewati proses di imigrasi. Bisakah Nicho masuk lagi ke Amerika? Ketika kami melalui proses memasukkan kartu kapal untuk check-out, saat kartu Christian dimasukkan, tiba-tiba seorang petugas meminta keluarga kami menunggu karena Christian harus menemui petugas imigrasi. Saya sempat khawatir, apakah yang dimaksud sesungguhnya Nicholas? Surat Christian seharusnya tidak ada masalah. Chris dibawa melalui jalur yang berbeda. Kami diminta bertemu di pintu keluar. “Tuhan tolong…” Kami tidak tahu apa yang salah. Kami tidak tahu masalahnya, tetapi kami yakin Tuhan tahu dan peduli. P.Indra, saya, Michelle dan Nicho berhasil melewati imigrasi tanpa masalah. Puji Tuhan! Hanya ada beberapa pertanyaan untuk Nicholas.
.
Bagaimana dengan Christian? Ternyata Student Visa Christian masih aktif. Saat lulus master degree dan pulang ke Indonesia juni lalu, Chris membuat lagi visa turis. Sehingga pihak imigrasi ingin memastikan Chris masih sekolah atau tidak. Chris punya dua visa yang masih aktif. Nicho dan Michelle bercanda bahwa Tuhan mengatur Chris melalui jalur ekspres sehingga selesai lebih cepat dari kami semua dan tidak usah antri. Seperti anaknya presiden yang dapat pengawalan khusus, canda mereka. Kami semua berhasil kembali ke Amerika dengan selamat. Selalu ada mujijat!
Apakah ada yang menarik di Mexico?
Selalu ada tempat-tempat cantik di sudut-sudut dunia, membuktikan betapa adil dan besarnya Allah kita.
Seringkali ada teman yang bertanya, ”Tempat mana yang paling cantik yang pernah kami kunjungi?” Pertanyaan yang sulit! Karena setiap tempat memiliki kecantikan uniknya tersendiri.
Na Pali Cave
Beberapa tahun lalu, saat ke pulau Kauai, Hawaii, ada Na Pali Sea Cave, tempat shooting film “King Kong” berupa gua di dalam laut namun kecantikannya berbeda dengan Marietta Islands. Tuhan Maha-besar dan Maha-dahsyat. KaryaNya senantiasa ajaib, unik dan memukau. Semua tempat berbeda dan istimewa. Semakin banyak melihat karyaNya, semakin kita menyadari betapa kecilnya manusia, sementara Allah kita begitu besar dan ajaib. Yang lebih mengagumkan, Allah yang sedemikian agung namun penuh perhatian dan senantiasa peduli dengan hal-hal ‘kecil’ dalam hidup kita. Bahkan selalu menyediakan ‘mujijat’! Selalu ada mujijat! …. Selalu ada mujijat! Kalau kami diberi kesempatan menikmati keindahan ciptaanNya di Mexico, itu juga mujijat!
. Oleh: YennyIndra
*
Segala hormat, kemuliaan dan kekaguman hanya bagi Tuhan.
*
Puji syukur karena Tuhan telah mengaruniakan
keluarga yang istimewa dalam hidupku
*
Terima kasih untuk sahabat-sahabatku:
Yani, Leann Santoso & Vincent Djaja.
*