Iman Yang Sederhana… Namun Berhasil!
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Iman Yang Sederhana… Namun Berhasil!
Iman tidak harus rumit atau bahkan mendalam. Kita sering kali mengajarkan iman secara berlebihan hingga meninggalkan kesan bahwa hanya segelintir orang saja yang bisa benar-benar percaya kepada Tuhan. Kita mencoba untuk “meningkatkan” iman kita, mengakui iman kita, dan menyatakan iman kita. Meskipun iman dapat bertumbuh, dan terdapat ekspresi iman yang berbeda-beda, namun pada dasarnya iman hanyalah sebuah pilihan untuk percaya pada kebaikan Tuhan.
Kita semua mempercayai sesuatu. Percaya adalah bagian dari pengalaman manusiawi kita. Kita telah memilih untuk percaya atau tidak percaya pada hal-hal yang diberitahukan kepada kita. Ada banyak suara yang ingin kita mempercayainya. Ada suara politik, suara agama, suara budaya, suara keluarga, suara dokter, dll. Percaya tidaklah sulit. Kita semua melakukannya setiap hari. Yang penting adalah “apa” yang kita yakini. Perhatikan peristiwa berikut yang dicatat dalam Injil Matius.
Matius 9:27-30 (TB) Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?”
Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
Maka meleklah mata mereka.
Ungkapan, “menurut imanmu, biarlah hal itu terjadi padamu,” dapat menjadi hal yang menakutkan bagi banyak orang. Kita cenderung percaya bahwa kedua orang buta ini jelas mempunyai iman yang besar agar bisa disembuhkan secara ajaib dari kebutaannya.
Tapi benarkah?
Mari kita lihat apa yang terjadi.
“Anak Daud, kasihanilah kami.” Seruan minta ampun bukanlah pernyataan iman yang besar.
Itu panggilan permintaan bantuan. Ada kesadaran di pihak orang-orang buta itu, Yesus dapat menolong mereka. Itu saja. Mereka bahkan tidak dapat melihat Dia.
“Apakah kamu yakin aku mampu melakukan ini?” Mereka berkata kepada-Nya, “Ya, Tuhan.” Itu dia! Itu adalah keyakinan mereka! “Kasihanilah kami.” “Kami yakin Anda bisa melakukannya.” Itulah keyakinan mereka. Mereka hanya percaya bahwa dengan belas kasihan, Yesus dapat menyembuhkan mereka. Kita sering mengabaikan betapa sederhananya hal itu dan kita mencoba menjadikannya rumit.
Apa yang kita pilih untuk dipercayai? Suara siapa yang kita dengarkan juga? Kita semua percaya pada sesuatu.
Mari kita memilih untuk beriman kepada kebaikan Yesus.
Tetap fokus pada masa depan yang sembuh, sehat, dan bahagia.
Jagalah mata hati kita tetap tertuju pada kebaikan-Nya, nikmat-Nya, dan kasih-Nya kepadamu.
“Yeremia 29:11 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Jangan pernah melupakan perbuatan baik Tuhan dalam hidup kita. Jagalah keajaiban mujizat tetap hidup di hati kita. Bangkitkan kegembiraan dari setiap kemenangan di masa lalu. Rasa syukur dan pujian akan memberdayakan kita untuk hari ini dan masa depan!
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;
(Mazmur 9:1)
If you don’t walk in your God Given Authority, the enemy will seek to take it away and use it against you – John Bevere.
Jika Anda tidak berjalan sesuai Otoritas yang Diberikan Tuhan, musuh akan berusaha mengambilnya dan menggunakannya untuk melawan Anda – John Bevere.
Sumber: Barry Bennett.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan