Strategi Iblis Sejak Awal: Mengganggu Kesepakatan Kita dengan Tuhan
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Strategi Iblis Sejak Awal: Mengganggu Kesepakatan Kita dengan Tuhan
Salah satu senjata paling ampuh iblis sejak di Taman Eden sampai hari ini adalah pikiran.
Iblis tidak datang dengan argumen konyol. Ia tidak berkata, “Tuhan itu jahat” atau “Jangan percaya Tuhan.” Terlalu mencolok. Ia datang dengan suara-suara yang terlihat masuk akal. Tampaknya logis. Bahkan kadang terdengar sangat rohani.
Tapi ada satu hal yang perlu kita pahami: Tidak semua pikiran berasal dari kita sendiri.
Kita sering merasa semua yang muncul dalam benak adalah hasil pemikiran kita. Padahal, tidak demikian.
Pikiran bisa berasal dari tiga sumber: Tuhan, iblis, atau diri kita sendiri.
Tuhan berbicara kepada roh kita. Ia menaruh kebenaran-Nya dalam batin kita yang sudah dilahirkan kembali. Apa yang Dia sampaikan, harus naik dan mengalir ke pikiran supaya kita bisa meresponsnya. Maka kadang, roh kita sudah tahu, tapi pikiran kita belum sepakat. Di sinilah konflik sering terjadi.
Kita hidup dari dalam ke luar. Bukan dari luar ke dalam.
Tuhan bekerja dari roh — menyinari pikiran — memengaruhi tindakan — dan mengubah keadaan.
Tetapi iblis? Sebaliknya. Ia bekerja dari luar — menekan pikiran — membuat kita merasa tidak yakin — lalu tubuh ikut bereaksi — dan akhirnya kita mengambil keputusan yang salah.
Iblis menekan pikiran kita dengan pikiran yang kelihatan benar… tapi menyesatkan. Kalau kita tidak berhati-hati, kita akan mulai mengiyakan pikiran-pikiran yang berasal dari luar ini. Kita mulai bimbang. Pelan-pelan, kita keluar dari kesepakatan dengan Tuhan.
Yes, kesepakatan dengan Tuhan.
Hidup dalam Tuhan artinya hidup dalam kesepakatan dengan Firman-Nya.
Kita bisa memilih untuk hidup dalam sikap seperti ini:
“Apapun yang Tuhan katakan, saya akan setuju. Titik.”
Sikap ini membuat kita stabil. Ketika Tuhan berbicara, kita tidak sibuk berdebat. Kita sudah sepakat duluan. Karena itu kita tidak goyah ketika pikiran-pikiran aneh atau keraguan menyerang dari luar.
“Jangan biarkan dunia di sekitarmu menekankan kamu ke dalam bentuknya sendiri, tetapi biarkan Allah membentuk kembali pikiranmu dari dalam, sehingga kamu dapat membuktikan dalam praktik bahwa rencana Allah bagimu itu baik, memenuhi semua tuntutan-Nya, dan mengarah pada tujuan kedewasaan sejati.”
Apa artinya?
Pikiran kita perlu diperbarui. Bukan untuk menilai mana janji Tuhan yang bisa dipercaya dan mana yang tidak. Tapi agar bisa selaras dengan iman yang sudah Tuhan tanamkan di roh kita.
Tuhan memberi kita otak bukan untuk dipakai membantah kehendak-Nya. Tapi supaya kita bisa bernalar dengan Firman-Nya, dan menyelaraskan cara pikir kita dengan kebenaran-Nya. Berpikir dengan pikiran Tuhan.
Ada orang bilang, “Kan Tuhan beri kita akal sehat.” Benar. Tapi akal sehat bukan untuk dipakai menolak iman. Justru supaya kita bisa mempercayai Tuhan dengan lebih dewasa.
Pikiran memang perlu diberi tempat. Tapi bukan tahta. Tempatnya di bawah kebenaran Firman.
Karena itu, setiap kali kita merasa bimbang, cemas, atau ragu, tanyakan:
“Apakah ini suara dari dalam roh saya?” Atau “Ini tekanan dari luar?”
Kalau dari luar, dan bertentangan dengan Firman, tolak.
Jangan ijinkan iblis mencuri kesepakatan kita dengan Tuhan hanya karena pikirannya terdengar logis. Hati-hati… suara yang logis bisa mengalihkan kita dari suara yang kudus.
Kalau kita mau menang dalam hidup, kita perlu belajar berpikir dari dalam—bukan dari luar. Dan itu hanya terjadi ketika kita terus memperbarui pikiran kita, agar selalu setuju dengan suara Tuhan di roh kita.
Itulah hidup dalam Tuhan. Setuju duluan dengan Firman.
“The battle is in the mind. The Word must be the final authority.” – Kenneth Copeland.
“Pertempuran terjadi di pikiran. Firman harus menjadi otoritas terakhir.” – Kenneth Copeland.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama