Articles

Pengaruh Apa Yang Kita Sebarkan?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Pengaruh Apa Yang Kita Sebarkan?
(How To Teach – Barry Bennett)

Setiap manusia memengaruhi manusia lainnya, sadar mau pun tidak. Artinya, setiap kita itu ‘guru’, meski mungkin tidak mengajar secara resmi. Menulis, sharing, bercerita pun termasuk di dalamnya.

Jalal ad-Din Rumi Penyair terkenal dari Persia berujar,
“There is a voice that doesn’t use words. Listen.”

“Ada suara yang tidak menggunakan kata-kata. Dengarkanlah.”

Bahkan yang tidak bersuara dan tidak menggunakan kata-kata pun mampu mempengaruhi orang lain… Ini level yang lebih tinggi. Melalui sikap, bahasa tubuh, terpancar pengaruh pada orang lain.
Dahsyatnya!!!

*****
Nach saat ini pelajaran ‘How To Teach’, oleh Barry Bennett, sangatlah cocok diterapkan di dalam kehidupan ini.

Secara umum, kita adalah makhluk perkataan. Yang menyampaikan maksud hati melalui perkataan.
Nach sesungguhnya, rancangan awal saat di Taman Eden, Allah yang akan mengajar manusia secara langsung bagaimana manusia menjalani kehidupan. Saat itu tidak ada hal-hal negatif, sehingga seluruh komunikasi dan perkataan semuanya positif.

Ketika Adam & Hawa memboikot rencana Tuhan, mengambil jalan pintas dengan makan buah pengetahuan baik dan jahat, maka perkataan kerap dipergunakan untuk menyampaikan hal-hal yang negatif. Demikian pulalah kehidupan manusia, karena kita mencipta melalui perkataan.

Sebagai orang yang percaya Tuhan, seyogyanya kita kembali kepada rancangan awal Allah. Berbicara selaras perkataan Tuhan, yang membawa kesembuhan serta membantu orang lain mengalami kasih Tuhan. Perkataan yang kita sharingkan seharusnya menginspirasi agar kehidupan orang lain menjadi lebih baik dan makin mengasihi Allah.

Mengajar itu meruntuhkan benteng-benteng.
Dulu saya menganggap sakit itu sesuatu yang wajar. Sampai saya mendengar Andrew Wommack saat mengajar bercerita, dia selama 40 tahun tidak pernah sakit.
Cling…. Di kepala saya! Benteng pun runtuh.
Ternyata orang bisa hidup sehat berpuluh-puluh tahun tanpa sakit.
Mindset berubah, kehidupan juga berubah. Ekspektasi meningkat. Kualitas hidup pun jadi lebih baik.

Apa sich berkat dan sukacita jadi seseorang pengajar?
Tidak ada yang lebih membahagiakan melebihi menyaksikan mata teman yang semula redup putus asa, menjadi berkilau penuh sinar karena apa yang kita sampaikan.
Ikatan kegelapan dilepaskan. Mereka mengalami kemerdekaan.
Hidup orang lain berubah menjadi lebih baik karena mengenal kita.

Barry Bennett bercerita, ada orang-orang yang datang kepadanya minta didoakan. Tetapi Barry menyadari, sesungguhnya yang dibutuhkan adalah pengetahuan. Butuh diajar agar memperoleh pewahyuan baru, benteng diruntuhkan, sehingga menemukan jalan-jalan yang semula tertutup.

Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan alias tidak mengenal Allah.

Mengapa hidup jadi ruwet penuh masalah?
Karena manusia tidak mengenal jalan-jalan Tuhan, akibatnya hidup menurut kebiasaan orangtua, lingkungan dan dunia di sekelilingnya. Ketika prinsip mereka salah, maka tidak heran seluruh kampung, hidupnya salah semua.
Repotnya, karena semua orang terjebak dalam situasi yang sama, lalu dianggap ya memang hidup sewajarnya begitu.

*****

Mengajar entah secara resmi atau tidak, disadari atau tidak, memiliki peran yang sangat penting.
Setiap kata yang kita ucapkan, mempengaruhi orang lain.
Informasi salah yang kita berikan, bisa membuat orang lain salah mengambil keputusan, yang bisa saja memporakporandakan hidupnya.

Karena itu Barry Bennett berpesan, jika sakit hati, memiliki masalah pribadi dan belum bisa berkemenangan di bidang itu, jangan mengajar.
Apa pun yang keluar dari mulutnya, menjadi pahit dan meracuni.
Jangan menyebarkan kepahitan, tetapi sebarkan kebaikan.

Jangan buang sampah, rasa frustrasi, menceritakan kisah pilu, apalagi endingnya bikin orang sungkan klo tidak kirim uang untuk membantu.
Ini tabu!

Mengajar itu kesempatan emas dan kehormatan, sebagai duta Allah. Pastikan kita mengasihi orang-orang yang kita ajari.
Tunjukkan bahwa kita tidak berharap kepada manusia namun hanya berharap kepada Allah. Buktikan bahwa kita benar-benar hanya mengandalkan Allah saja. Menjadi teladan.

Jika yang kita ajarkan kebenaran firman Tuhan, maka hidupi dulu, baru diajarkan.
Sesuatu yang sudah dihidupi, saat disampaikan itu powerful, terasa kuasanya. Orang yang mendengar atau membaca, bisa merasakannya. Lalu terinspirasi meneladaninya.

Hhm… Untung sekolah ya… Jadi prinsip-prinsipnya jelas.

Menurut Barry, pengajaran yang aneh-aneh dan menyimpang dimulai dari sakit hati.
Pastikan saat mengajar, motivasi hati kita tulus, ingin memberkati orang lain dan membukakan jalan supaya orang lain hidup lebih dekat dengan Tuhan.
Membawa orang kepada Tuhan, bukan supaya bergantung kepada kita!
Don’t play God.
Kita bukan Allah. Kita hanya berbagi pengalaman, menunjukkan jalan yang sudah kita lalui untuk menemukan Tuhan.
It’a all about God, not me. Ini semua tentang Tuhan, bukan saya.

Seruput Kopi Cantik kerap menceritakan pengajaran dari guru-guru Charis, karena tidak semua orang punya waktu untuk sekolah dan tidak semua tinggal di Jakarta. Sementara ini, Sekolah Charis hanya di Jakarta. Kecuali mau ambil kelas koresponden.

******

John Osteen bercerita, dia dibesarkan dalam lingkungan petani kapas yang sangat miskin akibat great depression di Amerika. Mereka memiliki “mentalitas kemelaratan.”
Suatu ketika John mengenal Tuhan dan sadar, dalam firman diungkapkan, Tuhan sudah mengaruniakan kelimpahan serta apa pun yang dibutuhkan oleh orang-orang yang mengasihi – Nya.
John Osteen pun bertekad keluar dari lingkungannya dan membuktikan kebenaran firman Tuhan.

Orangtua dan saudara-saudaranya mencegah,
“John, inilah cara hidup kita turun temurun. Jangan pergi. Dunia di luar sana amat jahat.”

Tetapi John bersiteguh keluar, dan membuktikan kebenaran firman Tuhan serta menghidupinya. John bersumpah, tidak akan ada anak mau pun keturunannya yang hidup miskin lagi.

Karena ada John Osteen yang berani bertindak sesuai imannya, DNA keluarga Osteen berubah!
Terbukti Lakewood Church yang dirintis oleh John Osteen dari sebuah gudang dengan 90 orang jemaat, sekarang menjadi gereja terbesar di Amerika. Lakewood Church memiliki gedung Compact Center, stadion olahraga kota Houston, yang dibelinya menjadi tempat ibadah.

Karena belajar dan bersedia diajar, John Osteen mengubah nasib keturunannya. Tidak hanya itu, jutaan orang di Amerika bahkan sampai ke seluruh dunia, hidupnya berubah karena pengajaran John Osteen. Terutama di India. John Osteen rutin melayani dan mengadakan pelayanan kesembuhan di India. Berbagai mukjizat terjadi.
Setelah John meninggal dunia, kiprahnya dilanjutkan, makin berkembang lagi di tangan Joel Osteen, putranya.

Pertanyaannya:
Pengaruh apa yang kita tinggalkan bagi generasi mendatang?
Seberapa besar hidup kita berdampak bagi kehidupan orang lain?

Penting diingat:
Uang, fasilitas, koneksi, jabatan, pengaruh dan sebagainya, itu BUKAN Tujuan, melainkan Sarana yang diberikan Tuhan, agar kita dapat menggenapi rancangan Tuhan di dalam hidup kita.

Apakah hidup orang lain menjadi lebih baik karena mengenal kita?

One of the best ways to influence people is to make them feel important. Most people enjoy those rare moments when others make them feel important. It is one of the deepest human desires.– Roy T. Bennett

Salah satu cara terbaik untuk mempengaruhi orang adalah dengan membuat mereka merasa penting.  Kebanyakan orang menikmati saat-saat langka ketika orang lain membuat mereka merasa penting.  Itu adalah salah satu keinginan terdalam manusia.– Roy T. Bennett

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC

*MPOIN PLUS & PIPAKU*
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Pertimbangkan Perumpamaan Tentang Semut.”
Mengenal Allah dan Mendengarkan Dia, Kunci Sukses Kehidupan.
Bagaimana Cara Hidup Tuhan Yesus? Yuk kita teladani….!