Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Hubungan Dengan Tuhan, Yang Benar Seperti Apa?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Hubungan Dengan Tuhan, Yang Benar Seperti Apa?

Setiap orang tahu, entah yang beragama mau pun yang atheis, bahwa doa adalah cara manusia berkomunikasi dengan Tuhan.
Orang yang beribadah kepada Tuhan, entah dari kepercayaan yang mana pun, rutin berdoa.

Uniknya, orang yang menolak bahkan membenci Tuhan pun, dalam keadaan kepepet akan berdoa.
‘Tidak ada atheis di lubang serigala’, demikian pepatah yang terkenal.

Intinya, semua orang pada suatu waktu, akan berdoa. Pertanyaannya, berdoa kepada Tuhan yang mana?

Banyak orang menggambarkan Tuhan sesuai dengan gambarannya sendiri. Bagi orang yang memiliki ayah di dunia yang pemarah, suka memukul, tidak sedikit yang menggambarkan Allah seperti itu.
Akibatnya, gambaran tentang Allah: Dialah solusi segala sesuatu, tetapi sulit untuk didekati dan menakutkan.

Manusia sibuk berdoa dengan aturan-aturan yang ketat. Kalau salah, nanti Tuhan marah.
Bagi yang legalistik, berdoa ada langkah-langkahnya. Bersyukur dulu mengucapkan terimakasih, lalu mendoakan orang lain, mendoakan para pemimpin, baru terakhir berdoa untuk diri sendiri.

Ada juga kelompok lainnya, yang kalau berdoa sekedar curhat. Pokoknya laporan masalahnya, menyampaikan keinginannya dan minta dikabulkan. Lalu Amin. Tidak baca firman dan tidak berusaha mendengarkan jawaban-Nya.

Ada lagi yang berdoa dan berpuasa, dengan tujuan supaya doanya dikabulkan.
Menurut istilah Greg Mohr, _’twist God’s arm’_ – _’memiting tangan Tuhan’_, alias berusaha ‘memaksa’ Tuhan, agar dengan berpuasa, doanya jadi dikabulkan.

Doa yang seolah semua orang tahu, menjadi begitu membingungkan.
Termasuk saya!
Bagaimana sich doa yang benar dan berkenan kepada Tuhan?

Ketika saya Sekolah di Charis, menjadi paham. Tuhan begitu mengasihi saya. Dia rela mati demi saya dan Dia memandang saya sempurna di dalam-Nya.
Bukan karena kebaikan saya, tetapi karena saya beriman kepada-Nya.
Dia tidak pemarah. Saat berdosa, ya datang saja minta ampun dan Allah mengampuni serta melupakannya. Tidak diungkit-ungkit seperti manusia.
Oh, leganya…..

Untuk memahami karakter Allah yang sesungguhnya, saya harus kembali kepada firman-Nya.
Karena firman = Allah.
Saya tidak bisa menggambarkan Allah sesuai kemauan saya sendiri.
Rambu-rambunya harus firman Tuhan.
Oh, saya mengerti sekarang.

Lalu berdoanya bagaimana?
Barry Bennett menggambarkan hubungan saya dengan Tuhan seperti suami istri. Ada perjanjian covenant yang tak terpatahkan.

Seperti saya dan P. Indra, setiap hari berkomunikasi tetapi gak perlu diatur, bangun pagi harus bicara A, B, C, D, E… Kalau tidak nanti P. Indra marah atau hubungan pernikahan putus.
Tidak begitu bukan?

Ada hari-hari tertentu, mungkin salah satu ke luar kota, tidak ada komunikasi sama sekali, tetapi hubungan pernikahan tetap aman.

Apa pun yang saya lakukan, saya selalu melibatkan kepentingan P. Indra dan mempertimbangkan kira-kira seperti apa yang P. Indra inginkan?
Mau ambil keputusan penting, pasti minta persetujuannya. Harus sepakat dulu.
Setiap sisi aspek kehidupan saya, senantiasa berhubungan dengan status saya sebagai istrinya P. Indra.
Bisa ngobrol santai, bercanda, berbagi mimpi dan diskusi urusan penting,  tentu saja minta pendapatnya. Hubungan yang hidup.

Nach dengan cara yang sama, hubungan kita dengan Tuhan.
Itulah yang dikatakan ‘Berdoalah senantiasa’. Tidak berarti terus-terusan berlutut dan berdoa, tetapi menjadikan Tuhan menjadi bagian kehidupan kita yang nyata.
Bukan sekedar Tuhan di hari minggu, lalu Senin sampai Sabtu hidup sendiri.
Tetapi justru Tuhan yang menjadi pemimpin dan prioritas setiap hari dalam kehidupan saya.

Berdoa dan berpuasa itu penting. Untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, agar mengerti kehendak-Nya serta mentaati-Nya. Mengalahkan nafsu kedagingan dan ketidakpercayaan kita. Bukan supaya keinginan kita dikabulkan.

Berdoa syafaat untuk orang lain itu bagus dan harus. Tetapi jangan merasa bersalah kalau belum melakukan ini dan itu. Tidak harus mengikuti protokol tertentu, supaya Tuhan berkenan. Tuhan menerima dan mengasihi kita apa adanya. Cukup menerimanya, karena anugerah itu gratis. Dan diterima melalui iman. Kita jadi anak-Nya.

Melegakan bukan?

Sekarang saya paham.
Bagaimana dengan Anda?

And we have seen and had faith in the love which God has for us. God is love, and everyone who has love is in God, and God is in him.

Kita sendiri tahu dan percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu kasih. Orang yang hidupnya dikuasai oleh kasih, orang itu bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan dia.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik #InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan #mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Living Content.
Emosi Negatif, Cara Mengatasinya?
Mbak Sri Pijat