“Mana yang diutamakan? Tuhan atau Keluarga?”
Saya mendengar beberapa orang mencoba memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan, keluarga dan pelayanan dengan cara yang berbeda.
Beberapa orang berkata, “Tuhan dulu, lalu keluarga, baru pelayanan.”
Bahkan saya pernah mendengar orang lain berkata, “Tuhan dulu, lalu pelayanan, baru keluarga.”
Tentu saja, mereka yang lebih mengutamakan pelayanan daripada keluarga, biasanya sedang mencari alasan untuk mengabaikan keluarga mereka dan itu jelas terlihat.
Apa yang paling penting di hati Tuhan?
TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Kejadian 2:18 (TB)
Tuhan menyadari bahwa hubungan Adam dengan-Nya tidaklah cukup. Untuk mencapai tujuan-Nya di bumi, pria membutuhkan seorang istri.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kejadian 2:24 (TB)
Tuhan mendirikan pernikahan dan keluarga terlebih dahulu. Keduanya merupakan lembaga yang diciptakan Tuhan pertama kali.
Paulus membicarakan tentang persatuan antara seorang pria dan istrinya juga.
“Karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.”
Efesus 5:30-32 (TB)
Persatuan suami dan istri adalah misteri yang mengungkapkan hubungan Kristus dan gereja-Nya!
Apa yang bisa lebih penting dari itu?
Intinya begini: Mendahulukan keluarga ADALAH mendahulukan Tuhan. Pilihannya bukan antara Tuhan atau keluarga.
Memilih keluarga adalah memilih apa yang Tuhan pilih.
Memilih keluarga berarti memilih Tuhan.
Pernikahan dan keluarga ditetapkan oleh Tuhan untuk mengungkapkan hubungan antara Kristus dan gereja. Itu adalah hubungan perjanjian kasih, pemberian, pengorbanan, berkat dan pengampunan. Mengabaikan pernikahan dan keluarga untuk “melayani Tuhan” adalah pernyataan yang tidak masuk akal. Ketika kita mengabaikan keluarga, sesungguhnya kita sedang mengabaikan Tuhan.
Pertimbangkan peringatan dari Paulus:
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”
“1 Timotius 5:8 (TB)
Para pria, jika kita sedang mencari pelayanan, sementara itu kita menghormati pengantin wanita kita (istri kita), Tuhan akan lebih mempercayakan Mempelai-Nya (jemaat-Nya) kepada kita.
[Repost ; “Which is first? God or Family?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].