Category : Christianity

Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

FAITH OR FEELINGS?

 

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

FAITH OR FEELINGS?

Kita hidup dalam budaya yang berkisar pada perasaan dan emosi.
Pertanyaan interview yang populer saat ini: ‘bagaimana perasaan Anda?’
Seolah-olah perasaan kita menjadi lebih penting daripada kebenaran Firman Tuhan yang diungkapkan.
“Ikuti kata hatimu,” adalah sebuah teguran yang sering diucapkan.

Namun, Yesus berkata: “Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”
Bagaimana kita tahu apakah hati kita selaras dengan tujuan Tuhan?
“Sebab dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu, penghujatan; itulah yang menajiskan manusia.”

Kuncinya semua ada di dalam hati!

Banyak pelayanan yang ditujukan untuk menggugah emosi atau perasaan.
Cara yang serupa, banyak iklan juga melakukan hal yang sama. OH……
Tujuannya agar membuat kita ‘merasa’ sukses, termotivasi, diterima, dan pintar.
(Apakah saya berbicara tentang pelayanan atau iklan? Nyaris sama ya?).
Bahkan beberapa pengkotbah mengajarkan, supaya dipimpin oleh perasaan kita. Diasumsikan bahwa perasaan tidak pernah salah.

Perasaan memang nyata dalam arti keberadaannya, tapi bisakah perasaan itu selalu dipercaya?
Padahal Perasaan ditentukan oleh Apa Yang kita Pikirkan.
Ubah Pikiran, maka Perasaan pun Berubah…
Nach lho…..

Renungkan:
Haruskah kita berbuat baik hanya ketika kita menginginkannya?
Haruskah kita memberi hanya ketika ’merasa dipimpin’ untuk memberi?
Sejauh mana perasaan seharusnya mengatur kehidupan kita?
Apakah kita terlalu mementingkan diri sendiri sehingga menganggap desakan untuk berkorban atau bekerja lebih keras, dianggap sebagai legalisme?
Bagaimana dengan menyerahkan hidup kita untuk orang lain?
Apakah itu perasaan atau tindakan iman, meskipun ada perasaan?

Kenneth Hagin menulis: “Jika iman kita didasarkan pada perasaan, maka kita hanya menggunakan iman alamiah manusia. Kita tidak dapat memperoleh hasil rohani dengan iman alamiah manusia. Kita harus menggunakan iman yang berdasarkan firman Tuhan, yang berdasarkan alkitab, dan percaya kepada Firman Tuhan. Jika iman kita didasarkan pada Firman Allah, maka kita percaya pada Firman itu, tanpa mempedulikan bukti-bukti yang dapat memuaskan pancaindra kita.”

Misalnya saja Abraham.
Roma? ?4:18?-?21? ?TB??
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: ”Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”

Iman Abraham mengalahkan perasaannya. Janji Tuhan lebih pasti daripada keadaan dan emosi.
Meski bertahun-tahun berlalu, Abraham tidak bimbang. Memang banyak perasaan yang datang dan pergi, namun Abraham kuat dalam iman.

Kuat dalam iman sering kali bertentangan dengan perasaan. Kita harus belajar berpegang pada Firman. Biarkan perasaan mengikuti keyakinan kita, bukan sebaliknya.

Sumber: Barry Bennett.

*****

Mengapa orang bimbang?
Karena Belum Mengambil Keputusan!

Dari pengalaman pribadi, ketika saya takut, galau menghadapi sesuatu, perasaan seolah-olah diombang-ambingkan kian kemari.

Suatu ketika saya membaca sebuah buku dan disarankan, lihat the worst thing – keadaan yang terburuk yang bisa terjadi seperti apa? Hadapi dan terima.

Tips ini sungguh berguna. Beberapa kali saat menghadapi krisis besar, saya memberanikan diri menghadapinya dan menerima kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Lalu hati jadi tenang.
Oke saya berani menerimanya.
Dari pengalaman, tidak pernah sampai mengalami yang terburuk.
75% ketakutan kita, tidak pernah terjadi, demikian hasil penelitian para ahli.

Justru ketika tenang, saya bisa berdoa.
Begitu berdoa dan baca/dengar firman, iman pun timbul.
Ambil keputusan untuk fokus kepada Tuhan dan firman-Nya.
Hal-hal yang melampaui apa yang bisa kita pikirkan pun terjadi. Solusi demi solusi muncul.
Mujizat pun tercipta….

*****
John Osteen diperintah Tuhan membangun auditorium 1000 kursi dan tidak boleh minta persembahan khusus dari jemaatnya, harus selesai dalam waktu 1 tahun.
Padahal saat itu sedang terjadi krisis di Amerika.

Dibutuhkan iman untuk mentaatinya. Secara nalar sama sekali tidak mungkin.
John Osteen taat. Dia berkotbah seperti biasa, memperlengkapi jemaatnya agar memberikan persembahan seperti biasa. Sama sekali tidak meminta persembahan extra untuk auditorium.

“Pastor, krisis semakin menggila….bla…bla..bla”, ujar seorang jemaat melaporkan.

“Saya tidak membaca atau mendengarkan berita”, sahut Ps. John Osteen.
Beliau menjaga hatinya terhadap hal-hal negatif yang melemahkan imannya. Dia tahu, sumber berkatnya dari Tuhan, bukan mengandalkan sistim dunia.

??Psalms? ?37:9? ?NIV??
For those who hope in the Lord will inherit the land.
The blameless spend their days under the Lord’s care, and their inheritance will endure forever. In times of disaster they will not wither; in days of famine they will enjoy plenty.

Mazmur 37:9 NIV
Sebab siapa yang berharap kepada Tuhan, ia akan mewarisi negeri itu.
Orang-orang saleh menghabiskan hari-harinya di bawah pemeliharaan Tuhan, dan warisan mereka akan bertahan selama-lamanya. Pada saat terjadi bencana mereka tidak akan layu; pada hari-hari kelaparan mereka akan menikmati kelimpahan.

Dalam waktu setahun, auditorium itu selesai. Meski tidak ada persembahan khusus, secara supernatural dana persembahan cukup untuk membangunnya. Padahal gak ada yang nampak spektakuler, namun semua tercukupi.
Ini Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa melakukannya…
Yeaaayyy…..

Siap hidup oleh Iman dan bukan dengan perasaan?
Yuk…..

*Fear doesn’t respond to logic, so your only chance to get rid of fear, is to trust God and face it – Rick Warren.*

Ketakutan tidak merespon logika, jadi satu-satunya kesempatan Anda untuk menghilangkan rasa takut, dengan cara mempercayai Tuhan dan menghadapinya – Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Love & Fogiveness

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Love & Fogiveness

Menyambung artikel kemarin tentang LOVE, pengampunan dimulai dengan Keputusan untuk Mengampuni.
BUKAN karena perasaan Mengampuni.
Mengampuni itu Keputusan, BUKAN Perasaan.
Prinsipnya:
Saat kita memutuskan, perasaan mengampuni akan mengikuti, perasaan berubah.

Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Allah mengorbankan segalanya untuk kita. Tidak ada kesalahan orang lain yang terlalu besar, melampaui kesalahan kita sepanjang hidup terhadap Tuhan. Padahal Tuhan mengampuni dan mengasihi kita, masa kita tidak mau mengampuni orang lain?
Mak Jleb…..

It’s all about God, not us.
Semua tentang Tuhan, bukan kita….

Aliran Kasih Allah jauh lebih besar daripada apa pun yang kita alami dalam hidup ini. Melebihi sakitnya pengalaman masa lalu…. Kita mengampuni berdasarkan Kasih Allah – Kasih Ilahi yang mengalir melalui kita, bejana-Nya. Bukan dengan Human Love.

Caranya?
BERKATA dengan sikap Willing/ bersedia untuk Taat, bahwa kita Choose/ Memilih mengampuni, maka perasaan pun mengikuti.

1 Korintus 13:13 (TB) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

*****
Corrie Ten Boom berasal dari keluarga Kristen di Belanda. Saat Nazi mengejar orang Yahudi, mereka mengambil resiko, menyembunyikan dan melindungi mereka di rumahnya. Suatu hari ketahuan.

Corrie, Betsy, kakaknya serta ayahnya dibawa ke penjara dan akhirnya ke kamp konsentrasi di Jerman yang terkenal kejam. Sang ayah meninggal 10 hari kemudian. Corrie dan Betsy melayani orang-orang di mana pun mereka berada. Begitu banyak kesaksian mereka betapa Allah tetap hadir di kegelapan kehidupan mereka.

No pit is so deep that He is not deeper still; with Jesus even in our darkest moments, the best remains and the very best is yet to be – Corrie Ten Boom.

Tidak ada lubang yang sebegitu dalam sehingga Dia tidak berada lebih dalam lagi; bersama Yesus, bahkan di saat-saat tergelap kita, yang terbaik masih ada dan yang terbaik masih akan terjadi – Corrie Ten Boom.

Kondisi fisik Betsy tidak sekuat Corrie. Jika tugas yang diberikan sipir penjara tidak selesai, Betsy dipukuli. Akhirnya Betsy meninggal.

Karena suatu kekeliruan, Corrie dilepaskan dari penjara 11 bulan kemudian.
Corrie pergi ke seluruh dunia bersaksi tentang Yesus dan pengalamannya di kamp konsentrasi.

Selesai berkotbah di Munich, dengan pesan:
“Ketika kita mengakui dosa-dosa kita, Tuhan melemparkan dosa-dosa itu ke lautan terdalam, hilang selamanya.”

Seorang pria datang menyalaminya.
Corrie merasa familiar dengan wajah pria ini, berusaha mengingat, di mana pernah berjumpa dengannya.
Lalu sadar, pria inilah yang memukuli dan menyiksa Betsy.

“Anda menyebut Ravensbrück tadi,” kata pria itu, “Sayalah penjaga di sana.” Ternyata dia tidak mengingat Corrie, diantara ribuan tahanan wanita.

“Tetapi sejak saat itu,” lanjutnya, “Saya menjadi seorang Kristen. Saya tahu, Tuhan telah mengampuni saya atas perbuatan kejam yang saya lakukan, tetapi saya ingin mendengarnya juga dari bibir Anda, Fraulein”–lagi-lagi tangannya terulur–
“Maukah kamu memaafkanku?”

Corrie terpaku – dia harus mengampuni – tetapi tidak bisa. Betsie meninggal – bisakah dia menghapus ingatan akan kematiannya yang mengerikan?
Rasanya seperti berabad-abad, bergumul dengan hal tersulit yang harus dilakukannya.
Yesus berkata, ”Jika kamu tidak mengampuni pelanggaran orang lain, Bapamu di surga juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.”

Corrie terpaku. Rasa dingin mencengkeram hatinya.
Namun pengampunan bukanlah sebuah emosi. Pengampunan adalah tindakan kemauan. Kemauan terlepas dari suasana hati.

“Yesus, tolong aku!” Corrie berdoa dalam hati. “Tolong agar aku bisa mengangkat tangan.”

Dengan gerakan kaku, Corrie menyambut tangan yang terulur kepadanya.
Dan hal yang luar biasa terjadi. Arus mengalir dari bahu, ke lengan, lalu ke tangan mereka yang bersatu. Kehangatan Ilahi yang menyembuhkan seperti membanjiri seluruh tubuhnya, membuatnya berlinang air mata.

“Aku memaafkanmu, saudaraku!” Corrie menangis. “Dengan sepenuh hati!”

Untuk waktu yang lama mereka saling berpegangan tangan, mantan penjaga dan mantan tahanan. Corrie belum pernah merasakan kasih Tuhan sedalam yang dirasakannya saat itu.

“Saya harap saya bisa mengatakannya! Bahwa pikiran belas kasihan dan kemurahan hati mengalir secara alami dari diri saya sejak saat itu, tetapi ternyata tidak,” ujar Corrie, “Ada satu hal yang saya pelajari di usia 80 tahun, yaitu saya tidak bisa menyimpan perasaan dan perilaku yang baik–saya hanya bisa mengambilnya dari Tuhan setiap hari….. Karena setiap kali aku datang kepada-Nya, Dia mengajariku sesuatu yang baru.”

Manusia memang diciptakan untuk hidup bergantung kepada-Nya.
Mari kita belajar….

The measure of a life, after all, is not its duration, but its donation. – Corrie Ten Boom.

Bagaimanapun juga, ukuran sebuah kehidupan bukanlah pada lamanya seseorang hidup, namun pada dampak kehidupannya: apakah dunia menjadi lebih baik karena kehadirannya.. – Corrie Ten Boom.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

 

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

How To Handle Difficult Things?

 

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

*How To Handle Difficult Things?*

Seorang hamba Tuhan terkenal, Ed Dufresne, saat muda bekerja di perusahaan konstruksi. Dia berasal dari keluarga yang amburadul dan tidak mengenal Tuhan.
Ada seorang rekan kerjanya, yang setiap minggu mengajak Ed agar beribadah ke gereja.
Dengan berbagai alasan, Ed selalu menolak.

Hingga suatu hari Ed bertanya,
“Jika saya ikut kamu pergi beribadah 1X saja, apakah kamu bersedia berhenti mengajak saya ke gereja?”

“Deal. Oke. Asal kamu ikut saya ke gereja 1X saja, saya tidak akan mengajakmu lagi ke gereja.”

Ed pun pergi ke gereja. Dan dia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Peristiwa itu mengubah seluruh jalan hidup Ed Dufresne, hingga akhirnya beliau menjadi hamba Tuhan yang mendunia.

Yang menarik, Ed memperhatikan, setiap kali usai berbicara dengannya, rekan itu selalu masuk ke suatu ruangan kosong di kantor mereka. Ada apa gerangan?
Ed tidak dapat menahan rasa ingin tahunya, lalu bertanya kepada rekan tsb.

“Supaya aku tidak membunuhmu, Ed….”, sahutnya.
Gubraaaakkkkk……….

Rupanya, berbagai alasan yang dikemukakan Ed Dufresne, sesungguhnya menjengkelkan hatinya. Namun rekan itu memilih masuk ke ruangan itu untuk berdoa berbahasa lidah (berdoa berbahasa roh), agar dia lebih peka terhadap roh dan bisa menahan lidahnya supaya tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan.
Dengan kata lain, rekan itu mengalahkan kedagingannya, dengan berdoa dalam roh dan fokus pada Roh Allah yang tinggal di dalam hatinya….

Wow…. teknik yang menarik, joss dan bisa diteladani.

Kebetulan sekali B. Mira juga bercerita, teman kami sebut saja Ani namanya, terakhir ini rutin ikut berdoa berbahasa lidah (BBL) bersama kami.

Ani bercerita, kadang dia benar-benar sumpek dan ga tahan dengan mamanya yang sudah tua dan suka mengomel gak ada habisnya jika terjadi sesuatu yang tidak berkenan kepadanya.
Apa yang dilakukan Ani?
Dia langsung Berdoa Berbahasa Lidah, dan dengan teknik ini, dia mampu menghindarkan diri dari peperangan yang tidak perlu.

Ani tidak perlu marah, menjawab sang mama hingga timbul peperangan, atau pun memendam kejengkelan. Dengan berdoa berbahasa lidah, Ani menyerahkan permasalahan kepada Roh Kudus.

1 Petrus 5:7-9 (TB) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Lalu apa yang terjadi?
Roh Kudus yang pegang kendali.
Hati Ani damai. Hati mamanya berubah. Dan segala sesuatu bisa diselesaikan dengan sangat baik.
Dahsyat bukan?

Seandainya saja para suami- istri menggunakan teknik ini, tentunya tidak akan terjadi perceraian lagi.
Konon setiap tahun prosentase perceraian di seluruh dunia meningkat. Di Indonesia, kasus perceraian th 2022 naik lebih dari 15% dibanding tahun sebelumnya.

Teknik simple tapi Joss….
Hhhmmmm…. renungan hari ini pendek saja, namun praktis.
Saya pun memutuskan untuk belajar! Ini peneguhan Tuhan.
Dua contoh pelajaran datang bersamaan: Ed Dufresne & Ani. Berarti sesuatu yang penting.

Sebelum bertemu dengan seseorang atau menghadapi masalah yang kemungkinan membuat kita emosi, better kita menyediakan waktu untuk berdoa dalam roh.
Agar kita lebih sadar roh daripada dikuasai kedagingan natural kita, saat mendengar hal-hal yang bisa menggesek atau mengungkit ego kita untuk bereaksi.

Teringat ungkapan Victor Frankl,
*”Segala sesuatu dapat diambil dari seseorang kecuali satu hal: kebebasan manusia yang terakhir—untuk memilih sikap, dalam situasi apa pun, untuk memilih jalannya sendiri.”*

*Between stimulus and response, there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom – Viktor Frankl.*

*Di antara stimulus dan respon, ada ruang/jeda. Dalam ruang itulah terletak kekuatan kita untuk memilih respon. Dan pada RESPON itu, terletak PERTUMBUHAN dan KEBEBASAN kita – Viktor Frankl.*

Nach di dalam jeda inilah, kita memilih agar menundukkan diri kepada kehendak Allah, dan ber-respon sesuai kehendak-Nya.
Ketika lahir baru, kita menjadi ciptaan baru. Secara otomatis kasih dan karakter Allah dalam 1 Korintus 13:4-7 (TB) – Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. – itu sudah ada di dalam diri kita.

Tergantung seberapa banyak kita hendak menyerahkan diri kepada Allah dengan cara memperbaharui pikiran sesuai firman-Nya. Semakin kita memilih bertindak, berpikir, dan bereaksi sesuai firman-Nya, semakin menyerupai Kristus.

Sementara itu, semakin fokus kita menggali fiman dan menghidupinya, semakin kita mengasihi dan percaya kepada Tuhan.
Sebaliknya, semakin jarang menggali dan mendengarkan firman, maka iman dan kasih kita kepada Tuhan makin luntur.

Tuhan tetap mengasihi kita sama ukurannya, entah kita membaca dan menghidupi firman atau tidak. Namun kasih kita kepada-Nya yang berubah. Pada akhirnya, semakin menjauh, tinggal tersisa pengetahuan di kepala saja, tetapi tidak ada iman yang teguh di hati.

Karena itu, mari fokus menggali serta menghidupi firman dan berdoa di dalam roh.
Ide-ide kreatif pun muncul saat kita berdoa dalam roh.

Demikian juga Roh [Kudus] MEMBANTU dan menopang dalam kelemahan kita; karena kita tidak tahu, doa apa yang harus dipanjatkan atau bagaimana penyembahan yang layak itu seharusnya, maka Roh Kudus Sendiri yang pergi menghadap Bapa, memenuhi permohonan dan memohon demi kepentingan kita, dengan kerinduan dan rintihan yang tak terkatakan, yang terlalu dalam untuk diucapkan. Roma 8:26 AMPC

Mau hidup berkemenangan? Yuk….

God has equipped you to handle difficult things. In fact, He has already planted the seeds of discipline and self-control inside you. You just have to water those seeds with His Word to make them grow! – Joyce Meyer.

Tuhan telah memperlengkapi Anda untuk menangani hal-hal sulit. Faktanya, Dia telah menanam benih disiplin dan pengendalian diri dalam diri Anda. Anda hanya perlu menyirami benih itu dengan Firman-Nya untuk membuatnya bertumbuh! – Joyce Meyer.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Offended – Tersinggung & Bunga Rampainya…

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Offended – Tersinggung & Bunga Rampainya…

Seorang teman memutuskan tidak beribadah ke gereja lagi karena tersinggung. Koq ya terlalu teman-teman segerejanya, padahal sudah melayani bersama-sama bertahun-tahun. Bisa-bisanya bersikap dan mengatakan hal-hal yang membuatnya dipermalukan. Tega nian….
Familiar dengan kisah ini?

I have been there….
Saya juga pernah tersinggung berat, justru melalui pengalaman itu Tuhan mengajar saya tentang Offended- Ketersinggungan, sehingga saya bisa menulis artikel ini.

Dalam sebuah kasus yang menyebabkan kita tersinggung, selalu ada bagian yang kita benar, tetapi ada bagian yang kita salah.
Nach jika kita berpegang, fokus pada bagian kita yang benar, maka kita tidak akan bersedia berubah dan mengakui bagian kita yang salah.
Tanpa mengakui kesalahan, bersedia menerima situasi yang ada serta bertanggungjawab, maka kita tidak akan ke mana-mana. Harus bersedia bertobat, alias berbalik dari jalan lama yang salah.

Sesungguhnya, setiap Offended/Ketersinggungan, itu hanyalah Puncak Gunung Es, yang muncul di permukaan. Sedangkan di bawahnya, tersimpan bongkahan Gunung Es besar yang perlu dibenahi… karakter-karakter manusia lama kita, yang harus dikikis agar semakin serupa dengan Kristus.

Offended itu berbahaya sekali. Saat tersinggung, iblis punya pijakan dalam kehidupan kita.
Dan apa yang dilakukan oleh si musuh?
Iblis Twist – memutarbalikkan – segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar.
Segala sesuatu yang kita lihat dan dengar, menjadi berbeda dengan fakta yang terjadi. Semakin mendukung, mendorong, dan membuat hal-hal yang menyinggung kita justru makin kuat. Akibatnya, kepahitan di hati kita makin mendalam, lalu melebar ke segala arah.

Parahnya lagi, makin banyak saudara-saudara seiman lain yang membuat kita lebih tersinggung lagi. Hal-hal sepele yang ‘mbencekno’ kata Orang Surabaya, terjadi di sana sini. Makin banyak orang yang membuat kita tersinggung dan terluka.

Tidak sedikit orang-orang yang akhirnya memilih meninggalkan Tuhan dan hatinya menjadi keras…. bahkan akhirnya menolak Tuhan dan kehilangan keselamatannya.

“Gak usah gereja-gerejaan lagi….”, katanya dengan geram.

Repotnya, ketika kita offended, siapa yang tertarik kepada kita? Orang-orang yang offended juga.
Like attracts like.
Jadilah barisan orang-orang yang sakit hati. Perpecahan dan pertengkaran terjadi. Aura negatif menguat, si musuh pun bersorak-sorai.

******
Saya memutuskan meski ada bagian saya yang benar, pokoknya Let It Go.
Telan semua yang mbocengli, gak tau diri, gak tau terimakasih, sakit hati dimanfaatkan orang, dikhianati dll dan Ampuni….

Gak bisa dengan kekuatan sendiri. Jujur datang kepada Tuhan, minta Roh Kudus yang menolong serta memampukan. Dan Tuhan, Allah yang menjawab doa…. mengajar dan membimbing.
Saya memilih menjadi seperti Kristus karena disitulah letak jalan kedamaian dan kelimpahan baik roh, jiwa mau pun tubuh.
Hidup terlalu berat untuk dijalani sendiri, saya memilih menjalaninya bersama Tuhan.

Saya murid Charis. Murid itu tugasnya memang belajar… that’s why saya sekolah. Mau belajar. Mau berubah jadi lebih baik. Bayar uang sekolah agar dikoreksi, dibimbing supaya semakin hari semakin serupa dengan Kristus.

Koreksi selalu membuat kita tidak nyaman saat kita mengalaminya. Tetapi seperti artikel yang saya tulis kemarin, tanpa koreksi, kita tidak memperoleh hikmat/wisdom sehingga menjalani kehidupan dengan Hard Way, not God’s Way… Bahkan kita bisa mengalami ‘usia yang diperpendek tanpa sengaja’ karena menolak dikoreksi…. oh….

Ketaatan membuahkan berkat. Itu saja prinsip saya…
Semakin hari hubungan pribadi saya dengan Tuhan kian meningkat dan hidup jadi enteeeeng….damai, sejahtera, sukacita…
Tidak berarti hidup tanpa masalah, namun dalam menjalaninya, ada keyakinan teguh dalam hati, jika Tuhan di pihakku, siapa dapat melawan aku?

Mazmur 1:1-3 (TB)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Sungguh-sungguh tercipta secara alami….

Mengalami Effortless Change – Perubahan Tanpa Usaha dan menerima hal-hal dahsyat yang tak terpikirkan….
Wow……
Mau? Yuk…..

Not everything that offends us should offend us, and not everything that offends us is persecution – Russel D. Moore.

Tidak semua yang menyinggung kita seharusnya memang membuat kita tersinggung, dan tidak semua yang menyinggung kita adalah penganiayaan – Russel D. Moore.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

“Tuhan, jika itu kehendak-Mu……..”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

“Tuhan, jika itu kehendak-Mu……..”Lukas 22:42 (TB) “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Yesus tahu bahwa Bapa menghendaki agar Dia dijadikan korban bagi dosa dunia. Hal ini benar karena Dia telah menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya berkali-kali sebelumnya. Namun, karena hubungan-Nya yang unik dengan Allah, Yesus meminta Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya dengan cara lain, namun pada saat yang sama menegaskan komitmen-Nya untuk melakukan kehendak Bapa-Nya dan bukan kehendak-Nya.

Dia tidak kehilangan kesadaran untuk mengetahui kehendak Tuhan dan oleh karena itu, meninggalkan waktu berdoa ini dengan percaya bahwa apapun yang Bapa anggap terbaik bagi-Nya, akan terjadi.

Yesus tahu, ketika Dia mulai mendoakan kehendak Bapa dan Dia memahami di akhir doa-Nya, bahwa kehendak Tuhan tidak dapat terlaksana dengan cara lain.

Namun bagi kita, jika berdoa, “Tuhan, jika itu kehendak-Mu” sebagai respons terhadap janji yang Tuhan berikan kepada kita, itu merupakan KETIDAKPERCAYAAN dan bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan apa yang Yesus lakukan di Taman Getsemani.
Kita tidak bisa meniru doa Yesus, karena kita sudah diberi Alkitab yang berisi janji-janji dan kehendak-Nya secara gamblang.

Salah satu prinsip dasar doa yang terkabul adalah kita harus percaya bahwa kita menerimanya ketika kita berdoa (Mrk. 11:24). Tidak mungkin kita bisa memenuhi persyaratan itu, jika kita tidak mengetahui kehendak Tuhan dalam keadaan itu.

Berdoa, “jika itu kehendak-Mu” membawa kita keluar dari posisi aktif percaya dan menempatkan kita dalam posisi pasif menunggu dan membiarkan keadaan mengatur hidup kita.

Jika kita sedang mencari arahan dalam suatu bidang di mana kehendak Allah belum diungkapkan melalui Firman-Nya, maka kita harus berdoa Yakobus 1:5, dan meminta hikmat.

Yakobus 1:5 (TB) Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Maka kita yakin bahwa kita menerima saat kita berdoa, dan dengan pengetahuan itu lanjutkanlah doa kita dengan iman.

Efesus 5:17 (TB) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Markus 11:24 (TB) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Satu-satunya waktu yang tepat untuk berdoa, “Jika itu kehendak-Mu” adalah ketika kita mengabdikan diri kita pada pelayanan Tuhan, di mana pun atau apa pun itu.

Sumber: Andrew Wommack.

******

Ada saatnya kita tidak tahu apa yang harus didoakan.
Butuh rumah, misalnya. Banyak sekali rumah, di Tangerang contohnya. Ada di daerah BSD, Serpong, Alam sutera dll. Belum lagi jika mempertimbangkan daerah yang lebih luas lagi, hingga ke Jakarta, pilihannya makin banyak.
Lalu bagaimana cara memilih rumah yang sesuai kehendak Tuhan?

Saya belajar, setiap kita punya Wisdom & Knowledge – Hikmat & Pengetahuan, yang sudah kita miliki secara natural.
Apalagi jika kita juga rutin membaca Firman, berdoa & bersekutu dengan Tuhan, tentunya kepekaan kita akan kehendak-Nya terasah dan makin tajam.

Lakukan secara natural, jika seseorang ingin membeli rumah. Keluar lihat-lihat rumah yang kira-kira sesuai dengan keinginan kita. Pertimbangkan harga, lingkungan dan fasilitasnya.
Selama mencari dan melihat, libatkan Tuhan, bekomunikasilah dengan Roh Kudus, Sang Penolong yang diberikan kepada kita.
Berdoalah dalam roh.

Demikian juga Roh [Kudus] MEMBANTU dan menopang dalam kelemahan kita; karena kita tidak tahu, doa apa yang harus dipanjatkan atau bagaimana penyembahan yang layak itu seharusnya, maka Roh Kudus Sendiri yang pergi menghadap Bapa, memenuhi permohonan dan memohon demi kepentingan kita, dengan kerinduan dan rintihan yang tak terkatakan, yang terlalu dalam untuk diucapkan. Roma 8:26 AMPC

John G Lake mengatakan ketika kita berdoa dalam Bahasa Roh, itu Roh Kudus yang sedang menyampaikan doa kepada Allah, melalui mulut kita.

Dan Dia yang menyelidiki hati manusia mengetahui apa yang ada dalam pikiran Roh [Kudus] [apa maksud-Nya], karena Roh bersyafaat dan memohon [di hadapan Allah] Demi Orang-Orang Kudus, doa yang sesuai dan selaras dengan kehendak Allah. Roma 8:27 AMPC

Siapa orang-orang kudus yang dimaksud?
Kita, anak-anak Allah yang sudah Lahir Baru.
Yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.

Kami yakin dan mengetahui bahwa [Allah menjadi mitra dalam pekerjaan mereka], maka segala sesuatu bekerja bersama dan [sesuai dengan rencana] untuk mendatangkan kebaikan bagi serta untuk mereka, yang mengasihi Allah serta dipanggil menurut rancangan dan tujuan[Nya]. Roma 8:28 AMPC

Yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah adalah mereka yang sudah menjadi mitra Roh Kudus, yaitu pekerjaannya Tuhan dan sedang menggenapi tujuan serta rancangan Tuhan.

Nach ketika kita berdoa, baca firman, berdoa dalam roh sambil mencari rumah, maka Tuhan akan menuntun, membimbing dan mengarahkan, mana rumah yang paling pas untuk kita.

Tahukah kita, jika kita rutin membangun hubungan (relationship) dengan Tuhan, maka keinginan kita akan sama dengan keinginan Tuhan?

??Psalm? ?37:4? ?AMPC??
Delight yourself also in the Lord, and He will give you the desires and secret petitions of your heart.

Mazmur 37:4 AMPC
Bergembiralah juga karena Tuhan, maka Dia akan mengabulkan keinginan dan permohonan rahasia yang tersimpan dalam hatimu.

Menarik bukan?
Rumah yang kita inginkan, ternyata itu rumah yang memang Tuhan kehendaki bagi kita.

Hhhmmm…. Hidup menjadi so simple ya…. yuk praktik!

Renew your mind to God’s Word… BECOME A BRIDGE that He can flow through from the spiritual realm into the phisical world!

Memperbaharui pikiran selaras dengan Firman Tuhan… MENJADI JEMBATAN di mana Tuhan bisa mengalirkan kekayaan & jawaban doa, dari alam rohani ke dunia jasmani!

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 7 8 9 10 11 37