Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

FAITH OR FEELINGS?

 

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

FAITH OR FEELINGS?

Kita hidup dalam budaya yang berkisar pada perasaan dan emosi.
Pertanyaan interview yang populer saat ini: ‘bagaimana perasaan Anda?’
Seolah-olah perasaan kita menjadi lebih penting daripada kebenaran Firman Tuhan yang diungkapkan.
“Ikuti kata hatimu,” adalah sebuah teguran yang sering diucapkan.

Namun, Yesus berkata: “Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”
Bagaimana kita tahu apakah hati kita selaras dengan tujuan Tuhan?
“Sebab dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu, penghujatan; itulah yang menajiskan manusia.”

Kuncinya semua ada di dalam hati!

Banyak pelayanan yang ditujukan untuk menggugah emosi atau perasaan.
Cara yang serupa, banyak iklan juga melakukan hal yang sama. OH……
Tujuannya agar membuat kita ‘merasa’ sukses, termotivasi, diterima, dan pintar.
(Apakah saya berbicara tentang pelayanan atau iklan? Nyaris sama ya?).
Bahkan beberapa pengkotbah mengajarkan, supaya dipimpin oleh perasaan kita. Diasumsikan bahwa perasaan tidak pernah salah.

Perasaan memang nyata dalam arti keberadaannya, tapi bisakah perasaan itu selalu dipercaya?
Padahal Perasaan ditentukan oleh Apa Yang kita Pikirkan.
Ubah Pikiran, maka Perasaan pun Berubah…
Nach lho…..

Renungkan:
Haruskah kita berbuat baik hanya ketika kita menginginkannya?
Haruskah kita memberi hanya ketika ’merasa dipimpin’ untuk memberi?
Sejauh mana perasaan seharusnya mengatur kehidupan kita?
Apakah kita terlalu mementingkan diri sendiri sehingga menganggap desakan untuk berkorban atau bekerja lebih keras, dianggap sebagai legalisme?
Bagaimana dengan menyerahkan hidup kita untuk orang lain?
Apakah itu perasaan atau tindakan iman, meskipun ada perasaan?

Kenneth Hagin menulis: “Jika iman kita didasarkan pada perasaan, maka kita hanya menggunakan iman alamiah manusia. Kita tidak dapat memperoleh hasil rohani dengan iman alamiah manusia. Kita harus menggunakan iman yang berdasarkan firman Tuhan, yang berdasarkan alkitab, dan percaya kepada Firman Tuhan. Jika iman kita didasarkan pada Firman Allah, maka kita percaya pada Firman itu, tanpa mempedulikan bukti-bukti yang dapat memuaskan pancaindra kita.”

Misalnya saja Abraham.
Roma? ?4:18?-?21? ?TB??
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: ”Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”

Iman Abraham mengalahkan perasaannya. Janji Tuhan lebih pasti daripada keadaan dan emosi.
Meski bertahun-tahun berlalu, Abraham tidak bimbang. Memang banyak perasaan yang datang dan pergi, namun Abraham kuat dalam iman.

Kuat dalam iman sering kali bertentangan dengan perasaan. Kita harus belajar berpegang pada Firman. Biarkan perasaan mengikuti keyakinan kita, bukan sebaliknya.

Sumber: Barry Bennett.

*****

Mengapa orang bimbang?
Karena Belum Mengambil Keputusan!

Dari pengalaman pribadi, ketika saya takut, galau menghadapi sesuatu, perasaan seolah-olah diombang-ambingkan kian kemari.

Suatu ketika saya membaca sebuah buku dan disarankan, lihat the worst thing – keadaan yang terburuk yang bisa terjadi seperti apa? Hadapi dan terima.

Tips ini sungguh berguna. Beberapa kali saat menghadapi krisis besar, saya memberanikan diri menghadapinya dan menerima kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Lalu hati jadi tenang.
Oke saya berani menerimanya.
Dari pengalaman, tidak pernah sampai mengalami yang terburuk.
75% ketakutan kita, tidak pernah terjadi, demikian hasil penelitian para ahli.

Justru ketika tenang, saya bisa berdoa.
Begitu berdoa dan baca/dengar firman, iman pun timbul.
Ambil keputusan untuk fokus kepada Tuhan dan firman-Nya.
Hal-hal yang melampaui apa yang bisa kita pikirkan pun terjadi. Solusi demi solusi muncul.
Mujizat pun tercipta….

*****
John Osteen diperintah Tuhan membangun auditorium 1000 kursi dan tidak boleh minta persembahan khusus dari jemaatnya, harus selesai dalam waktu 1 tahun.
Padahal saat itu sedang terjadi krisis di Amerika.

Dibutuhkan iman untuk mentaatinya. Secara nalar sama sekali tidak mungkin.
John Osteen taat. Dia berkotbah seperti biasa, memperlengkapi jemaatnya agar memberikan persembahan seperti biasa. Sama sekali tidak meminta persembahan extra untuk auditorium.

“Pastor, krisis semakin menggila….bla…bla..bla”, ujar seorang jemaat melaporkan.

“Saya tidak membaca atau mendengarkan berita”, sahut Ps. John Osteen.
Beliau menjaga hatinya terhadap hal-hal negatif yang melemahkan imannya. Dia tahu, sumber berkatnya dari Tuhan, bukan mengandalkan sistim dunia.

??Psalms? ?37:9? ?NIV??
For those who hope in the Lord will inherit the land.
The blameless spend their days under the Lord’s care, and their inheritance will endure forever. In times of disaster they will not wither; in days of famine they will enjoy plenty.

Mazmur 37:9 NIV
Sebab siapa yang berharap kepada Tuhan, ia akan mewarisi negeri itu.
Orang-orang saleh menghabiskan hari-harinya di bawah pemeliharaan Tuhan, dan warisan mereka akan bertahan selama-lamanya. Pada saat terjadi bencana mereka tidak akan layu; pada hari-hari kelaparan mereka akan menikmati kelimpahan.

Dalam waktu setahun, auditorium itu selesai. Meski tidak ada persembahan khusus, secara supernatural dana persembahan cukup untuk membangunnya. Padahal gak ada yang nampak spektakuler, namun semua tercukupi.
Ini Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa melakukannya…
Yeaaayyy…..

Siap hidup oleh Iman dan bukan dengan perasaan?
Yuk…..

*Fear doesn’t respond to logic, so your only chance to get rid of fear, is to trust God and face it – Rick Warren.*

Ketakutan tidak merespon logika, jadi satu-satunya kesempatan Anda untuk menghilangkan rasa takut, dengan cara mempercayai Tuhan dan menghadapinya – Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Penyembuhan dan Trauma
JUST SAY “THANK YOU”
Rhema Part 1