Articles, Travelling

Bom Nagasaki, Jejak Romantis Glover Hill Hingga Onsen Di Gunung Shimabara, Kyushu Island.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bom Nagasaki, Jejak Romantis Glover Hill Hingga Onsen Di Gunung Shimabara, Kyushu Island.

Bom Nagasaki: Tragedi yang Mengubah Dunia

Pada 9 Agustus 1945, dunia menyaksikan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah manusia. Kota Nagasaki, Jepang, menjadi target bom atom kedua yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II, hanya tiga hari setelah Hiroshima.

Bom, yang diberi nama “Fat Man,” dijatuhkan dari pesawat pengebom B-29 bernama Bockscar. Awalnya, target utamanya adalah kota Kokura. Namun, karena awan tebal menghalangi pandangan, misi dialihkan ke Nagasaki.

Ledakan tersebut setara dengan kekuatan 21 kiloton TNT, menghancurkan sebagian besar kota dan menewaskan lebih dari 70.000 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil. Efek radiasi menyebabkan penderitaan berkepanjangan bagi banyak yang selamat.

Ironisnya, Nagasaki bukanlah target utama dalam perang ini. Kota tersebut dikenal sebagai pusat komunitas Kristen di Jepang, yang menjadi saksi iman yang tangguh meskipun menghadapi kehancuran. Salah satu gereja terbesar, Katedral Urakami, hancur dalam sekejap mata.

Namun, tragedi ini membawa pesan mendalam. Bom Nagasaki menjadi momen refleksi bagi dunia, menunjukkan betapa dahsyatnya akibat perang. Beberapa hari kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat, mengakhiri Perang Dunia II.

Hari ini, Nagasaki berdiri sebagai simbol perdamaian dan pengingat akan bahaya senjata nuklir. Kota ini terus menginspirasi dunia untuk menghargai hidup dan mencari solusi damai dalam menghadapi konflik. Kisah Nagasaki mengingatkan kita akan pentingnya belajar dari sejarah demi masa depan yang lebih baik.

Hati trenyuh melihat korban-korban rakyat sipil yang berjatuhan, dengan benda-benda pribadi: kalung, rosario dan berbagai benda pribadi lain yang dipajang di sana.

********
Selanjutnya, kami menuju Glover Hill: Jejak Romantis dan Kemajuan di Nagasaki.
Terletak di bukit yang sejuk dengan pelabuhan di bawahnya. Jalan menanjak … ah… cukup melelahkan. Tepat dibawah Mansion Glover Hill ada gereja kecil yang manis.

Glover Hill di Nagasaki adalah bukti sejarah luar biasa yang memadukan budaya Barat dan Jepang. Di sini berdiri Glover Mansion, rumah megah yang dibangun pada 1863 oleh Thomas Blake Glover, pedagang Skotlandia yang berperan penting dalam modernisasi Jepang.

Tiba di Jepang setelah pelabuhan Nagasaki dibuka, Glover memulai usahanya dengan berdagang teh hijau. Namun, ia segera menjadi pelopor perubahan besar, membawa lokomotif uap pertama ke Jepang, mengembangkan tambang batu bara, pembuatan kapal, dan mendirikan Kirin Brewery Company.

Namun, cerita Glover Hill tidak hanya tentang kemajuan teknologi. Menurut legenda, Glover menikah dengan seorang wanita Jepang bernama Tsuru, melawan tabu pada masa itu. Kisah cinta mereka dipercaya menginspirasi opera Madama Butterfly karya Giacomo Puccini, yang menggambarkan pahit manis cinta lintas budaya.

Glover Mansion memadukan arsitektur Barat dengan sentuhan Jepang, lengkap dengan taman yang menawarkan pemandangan spektakuler Teluk Nagasaki. Bersama dengan rumah-rumah tokoh penting lain seperti Frederick Ringer dan William Alt, tempat ini kini menjadi bagian dari Glover Garden, tujuan wisata yang membawa pengunjung ke masa lalu yang penuh romansa dan inovasi.

Hari ini, Glover Hill bukan sekadar situs sejarah atau sekedar sebuah taman. Ia adalah simbol perpaduan budaya dan semangat kemajuan yang tak lekang oleh waktu, sekaligus tempat terbaik di Nagasaki untuk menikmati matahari terbenam yang memukau.
Menariknya, sebagian sudah dilengkapi dengan escalator, memudahkan pengunjung menikmati keindahan perpaduan antara taman yang cantik, pelabuhan yang megah dan antiknya villa bangsawan yang terawat apik.

Seperti di desa-desa lainnya, toko kue dan souvenir berderet menggoda para turis mencicipi aneka penganan tradisional, berbelanja di tengah semilirnya angin sepoi-sepoi dan tebaran bunga-bunga indah di berbagai sudut desa…

Kami pun menuju Kyushu Island dan menginap Shimabara Seaside Hotel, di tepi pantai Shimabara lengkap dengan Onsennya.

Wisata bukan sekedar berfoto ria, tetapi menikmati kuliner setempat. Selama berhari-hari kami menikmati berbagai makanan khas yang disajikan buffet dan malam ini fine dinning ala Jepang… cantik, enak dan beraneka ragam.
Dan tidak lupa foto seragam dengan Yukata… bukti sedang di Jepang… hahahaha….

5 Tahun lalu Kosayu 76 ke Hokaido berseragam Yukata, demikian juga kali ini di Kyushu.

“When the power of love overcomes the love of power, the world will know peace,” – Jimmy Hendrix.

“Ketika kekuatan cinta mengatasi cinta akan kekuasaan, dunia akan mengalami kedamaian,” – Jimmy Hendrix.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN


#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
SINTRA: Pena National Palace
Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED
Merano City, High Alpine Border – Perbatasan Antar Negara Di Ketinggian 2600 m & Aqua Dome Yang Mewah.