Pewahyuan atau Peniruan?”
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
“Pewahyuan atau Peniruan?”
Ketika kekurangan pewahyuan dan tidak memahami tujuan Tuhan dalam bidang kehidupan tertentu, dengan cepat kita mulai meniru perubahan mode yang terjadi di masyarakat.
Imitasi menggantikan pewahyuan.
Banyak yang kita lakukan dalam hidup, meniru orang lain karena kita tidak memiliki pewahyuan sendiri tentang tujuan Allah di bidang tersebut. Budaya nasional pun telah runtuh karena kita kehilangan pewahyuan tentang pernikahan, gereja, bagaimana membesarkan anak, serta tujuan sebagai pemerintahan. Ketika kita tidak memiliki pewahyuan tentang tujuan yang ditetapkan Tuhan, kita hanya meniru budaya di sekitar kita atau membiarkan orang lain memberi tahu kita, mana yang benar dan salah. Inilah yang selalu menyebabkan kebingungan, frustrasi serta kegagalan.
Sikap meniru dapat dilihat di gereja-gereja.
Legalisme dan tradisi menjadi normal ketika tidak ada pewahyuan tentang persekutuan yang benar dengan Tuhan dan kuasa Firman-Nya. Peniruan juga terlihat, negara terburu-buru meniru sikap negara lain sehubungan dengan masalah pernikahan, aborsi dan gender.
Kehidupan dan realitas sejati harus datang dari penyataan sejati identitas Anda di dalam Kristus dan panggilan-Nya atas hidup Anda. Pewahyuan dan panggilan itu mungkin membuat Anda tidak bisa lagi meniru orang lain.
Tuhan itu Sang Pencipta, bukan pengikut.
Kesejahteraan masyarakat harus datang dari pewahyuan tujuan Tuhan baik dalam pernikahan, keluarga mau pun pemerintahan sipil.
Jika setiap generasi tidak pernah diajarkan dan tidak pernah benar-benar memahami prinsip-prinsip Tuhan untuk kehidupan serta kedamaian, kegelapan akan menggantikan terang, baik masyarakat mau pun gereja akan hancur.
Pengetahuan pewahyuan adalah kunci kehidupan yang bermakna. Entah berbicara tentang pernikahan, gereja, pendidikan atau pemerintahan, kita perlu memiliki pemahaman rohani tentang maksud Tuhan yang sesungguhnya di bidang tersebut.
Apa maksud Tuhan untuk pernikahan?
Apa tujuan Tuhan untuk seks?
Apa tujuan Tuhan bagi pemerintahan sipil?
Daftarnya bisa terus dan terus berlanjut. Sampai kita memiliki pewahyuan yang benar di bidang ini, jika tidak, kita akan terbawa oleh budaya saat ini dan tradisi orang lain.
“Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”
Kolose 2:8 (TB).
[Repost ; “Revelation or Imitation?”, – Barry Bennett, Penerjemah Yenny Indra].
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
Klik:
https://mpoin.com/