Articles

Ralat dan Penjelasan tentang Pengurapan

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Ralat dan Penjelasan tentang Pengurapan

Dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengutip pengajaran Kenneth E. Hagin yang menyatakan bahwa pengurapan datang dan pergi, tergantung waktu, kondisi, dan panggilan pelayanan tertentu. Pengajaran itu tentu berdasar, terutama jika dilihat dalam konteks Perjanjian Lama, di mana Roh Kudus belum tinggal secara permanen dalam diri manusia. Tidak dapat disangkal, banyak orang diberkati dan diperlengkapi melalui pelayanan beliau, dan saya tetap menghormati beliau sebagai salah satu bapak iman besar yang membuka jalan bagi banyak generasi.

Namun, seiring waktu, Tuhan terus menambahkan terang dan pewahyuan yang makin dalam kepada tubuh Kristus. Kebenaran tidak berubah, tapi pengertian kita bertumbuh. Salah satu hal penting yang kini semakin dipahami secara utuh adalah soal pengurapan.

Dalam Perjanjian Lama, memang benar bahwa pengurapan seringkali datang dan pergi. Contohnya, Roh Tuhan turun ke atas Simson saat ia perlu kekuatan untuk bertempur, atau meninggalkan Raja Saul setelah ia tidak taat. Ini terjadi karena Roh Kudus belum tinggal di dalam manusia secara permanen.

Namun, sejak Yesus bangkit dan Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, kita yang percaya telah menjadi bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19). Artinya, pengurapan itu tidak lagi datang dan pergi, melainkan menetap di dalam roh kita — siap diaktifkan kapan saja oleh iman.

Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah Tritunggal. Ketika kita memahami bahwa pengurapan adalah hadirat Roh Kudus sendiri yang tinggal di dalam kita, maka kita tidak lagi mengukur kuasa berdasarkan perasaan, melainkan pada kebenaran Firman.

Ini juga ditegaskan oleh Nancy Dufresne, sekalipun beliau sering menyebut Kenneth Hagin sebagai ayah rohaninya. Dalam salah satu pengajarannya, Nancy menceritakan bagaimana saat dia melayani di satu ibadah, dia merasa “kering” secara emosional. Tidak ada perasaan khusus, tidak ada atmosfer istimewa. Tapi saat dia berdiri dan mulai mengajar, kuasa Tuhan mengalir deras. Ia berkata:

“Pengurapan itu tidak datang dan pergi – tetapi kepekaanmu terhadapnya bisa meningkat atau menurun. Pengurapan itu selalu ada. Kamu tidak perlu merasakannya untuk tahu bahwa pengurapan sedang bekerja” – Nancy Dufresne

Dia menekankan, yang sering berubah bukan pengurapannya, tetapi kesadaran kita. Kalau kita tidak menghargai atau meresponsnya dengan benar, kita bisa merasa seperti tidak diurapi — padahal sebenarnya pengurapan itu tetap tinggal di dalam kita.

Pengurapan tidak hilang, tapi alirannya bisa terhambat jika kita tidak menjaga kepekaan dan ketaatan terhadap suara Roh Kudus. Itu sebabnya penting untuk hidup dalam hubungan yang intim dan taat kepada Firman.

Andrew Wommack juga menyampaikan hal yang serupa. Dalam Roh, Jiwa & Tubuh, ia berkata, banyak orang mencari sensasi dan menunggu “urapan turun” seperti di Perjanjian Lama.

“Dalam roh kita yang telah lahir baru, ada kuasa yang sama yang membangkitkan Yesus dari kematian. Kuasa itu sudah ada di dalam kita – kita tidak perlu menunggu kuasa itu datang. Yang perlu kita lakukan hanyalah memperbaharui pikiran kita dan melepaskannya.” – Andrew Wommack.

“Imanlah yang mengaktifkan Pengurapan. BUKAN Perasaan.
Pengurapan tidak membesar atau mengecil, itu hanya perasaan kita saja”, demikian komentar P. Dolfi.

Yang membedakan adalah keterampilan kita dalam melayankannya. Itu perlu jam terbang.

Seperti listrik di rumah kita, kuasa Tuhan sudah tersedia. Tapi saklarnya adalah iman. Tanpa iman, kuasa itu tetap ada, tapi tidak bekerja maksimal. Pengurapan tidak menunggu kita merasa siap, melainkan menunggu kita percaya.

Andrew bahkan menceritakan kisah pribadinya saat suatu ketika ia merasa benar-benar kering secara emosional, bahkan merasa tidak layak memberitakan Injil. Tapi ketika ia tetap berdiri, mengajar, dan percaya bahwa pengurapan Tuhan tetap ada, justru saat itulah banyak orang disembuhkan dan menerima terobosan.

“Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus… dan pengurapan itu tinggal di dalam kamu.” – 1 Yohanes 2:20, 27

Fungsi Pengurapan bukan hanya untuk memperkuat diri kita, tetapi terutama untuk melayani dan membangun orang lain. Semakin kita melayani, semakin kuat pula aliran kuasa itu dinyatakan

Jadi, pengurapan yang datang dan pergi memang benar adanya dalam Perjanjian Lama, tetapi di Perjanjian Baru, urapan tinggal menetap dalam roh kita. Yang perlu kita lakukan adalah menyadari, menghormati, dan merespons pengurapan itu dengan iman dan ketaatan.

Saya menuliskan klarifikasi ini bukan untuk mengkritik, melainkan sebagai bagian dari pertumbuhan rohani kita bersama. Tuhan itu setia menuntun kita dari kebenaran kepada kebenaran yang lebih dalam lagi. Pewahyuan bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk dialami dan dibagikan demi membangun tubuh Kristus.

You don’t need a new anointing. You need to become skillful with the one you have.” – Nancy Dufrene.*l

“Kamu tidak perlu pengurapan yang baru. Kamu perlu menjadi terampil menggunakan pengurapan yang sudah kamu miliki” – Nancy Dufrene.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Iman yang Hidup.”
Tujuan Allah Bagi Anda, Bagaimana Cara Menemukannya?
Menguasai Perubahan.