“Yohanes Pembaptis: Sukses Menurut Sorga!”
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
“Yohanes Pembaptis: Sukses Menurut Sorga!”
Dalam ukuran dunia, Yohanes Pembaptis tampaknya “gagal”. Hidupnya pendek, penuh tantangan, diakhiri dengan tragis: dipenggal oleh perintah raja, hanya karena tarian seorang wanita. Ironis, bukan? Padahal dia adalah nabi besar yang mempersiapkan jalan bagi Mesias!
Tapi ukuran Tuhan jauh berbeda. Yesus sendiri berkata, “Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis” (Lukas 7:28).
Wow! Itu pujian langsung dari Tuhan sendiri. Jadi… siapa yang sebenarnya sukses?
Yohanes tahu siapa dirinya.
Suatu hari dia melihat Yesus lewat dari jauh, dia menunjuk dan berkata, “Lihat Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”
Sejak hari itu, murid-muridnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Yesus.
Ketika murid-muridnya yang masih mengikutinya, gelisah karena Yesus mulai “menarik perhatian” dan pengikut Yohanes berkurang, dia tetap tenang.
Mereka berkata, “Rabbi, orang yang bersama Engkau di seberang Yordan… lihat, Dia membaptis dan semua orang datang kepada-Nya.” Seolah berkata, “Yohanes, kamu kehilangan pengaruh!”
Tapi Yohanes menjawab bijak: “Seseorang tidak dapat menerima apa pun kecuali diberikan kepadanya dari sorga.” (Yohanes 3:27).
Dan yang lebih dahsyat lagi, dia berkata:
“Ia harus makin besar, dan aku harus makin kecil.”
Apa artinya?
Yohanes paham bahwa tugasnya hanya membuka jalan. Dia bukan Mesias. Bukan pusat perhatian. Dia adalah sahabat mempelai pria, bukan mempelai itu sendiri. Dan itu membuatnya sangat bersukacita!
Yohanes tahu posisinya.
Dia tidak terjebak dengan ukuran dunia: seberapa besar panggungmu, berapa banyak pengikutmu, atau seberapa lama kamu melayani.
Yohanes tidak menemukan identitasnya dalam panggilan, tapi dalam Tuhannya.
Karena kalau kita mengikat identitas pada posisi—entah itu sebagai gembala, pelayan, pengusaha, atau apapun—kita akan goyah saat posisi itu berubah.
Yohanes tetap setia sampai akhir. Bahkan ketika ia harus kehilangan nyawa karena kebenaran yang disampaikannya, dia tidak goyah.
Banyak orang mencibir, “Masa seorang nabi besar mati begitu muda?”
Firman Tuhan pernah berkata tentang Yohanes Pembaptis: Ia adalah pelopor.
Bukan hanya pelopor di dunia, tapi juga pelopor sampai ke dalam kematian.
Yohanes diutus untuk membuka jalan, bukan hanya bagi pelayanan-Nya di bumi, tapi juga agar ia bisa mendahului dan mengumumkan di sorga,
“Dia datang! Dia datang!”
Itulah sebabnya Yohanes harus mendahului-Nya—baik dalam hidup, maupun dalam kematian.
Wow…..luar biasa!
Yohanes memahami perannya. Ia tidak gentar.
Ia berkata dengan penuh keyakinan dan sukacita:
“Aku sedang bertransisi, dan aku sangat bersukacita… karena sekarang aku bisa pergi.”
Sungguh luar biasa. Seorang pelopor sejati yang menyelesaikan bagiannya dengan sempurna—dan membuka jalan, bahkan sampai ke seberang kehidupan.
Ukuran kesuksesan seseorang tidak diukur oleh seberapa lama seseorang hidup di dunia ini, melainkan seberapa baiknya dia menggenapi rancangan Tuhan dalam hidupnya.
Bukankah ini sangat kontras dengan dunia kita sekarang? Banyak orang mengejar panggung, pujian manusia, dan pengikut media sosial. Tapi di mata Tuhan, kesuksesan tidak diukur dari berapa banyak orang yang mengikuti kita, tetapi apakah kita telah menggenapi rancangan Allah dalam hidup kita!
Sebelum kita lahir, bahkan sebelum Tuhan menenun kita dalam kandungan ibu, Ia sudah memiliki rancangan khusus, unik, dan tak tergantikan bagi setiap kita (Mazmur 139:13-16).
Kita lahir bukan kebetulan!
Kita dikirim ke dunia dengan misi surgawi yang hanya bisa digenapi oleh kita. Orang lain mungkin bisa lebih pintar, lebih tampan atau lebih populer, tapi tidak ada yang bisa menggantikan posisi kita dalam rencana Tuhan!
Kunci hidup yang penuh dan utuh adalah: menggenapi rancangan Tuhan. Hanya itu yang membuat kita benar-benar puas. Bukan harta, bukan popularitas, bukan prestasi duniawi. Tapi ketaatan kepada kehendak-Nya.
Yohanes Pembaptis tahu siapa dirinya dan apa misi hidupnya. Ia tidak bingung dengan identitasnya. Ia tidak terikat pada panggilannya sebagai nabi, karena ia tahu siapa dirinya di dalam Kristus. Dan karena itu, ketika tugasnya selesai, ia bisa keluar dari dunia ini bukan dengan kesedihan, tetapi dengan sukacita besar! Ia tahu: “Aku sudah menyelesaikan tugasku.”
Bagaimana dengan kita? Apakah kita hidup mengejar pengakuan manusia, ataukah dengan setia menggenapi bagian kita dalam rencana Tuhan?
Mari hidup seperti Yohanes. Fokus pada tujuan surgawi. Jangan terjebak oleh angka, popularitas atau perbandingan. Surga bersorak bukan karena jumlah pengikut, tapi karena ketaatan kita!
Dan ketika hari kita tiba, kita pun bisa berkata seperti Yohanes, “Sukacitaku penuh… karena aku telah menggenapi bagian yang Tuhan percayakan padaku!”
Itulah sukses sejati menurut Tuhan.
Siap? Yuk….
“The purpose of your life is far greater than your own personal fulfillment, your peace of mind, or even your happiness.” – Rick Warren.*l
“Tujuan hidupmu jauh lebih besar daripada sekadar kepuasan pribadi, ketenangan pikiran, atau bahkan kebahagiaanmu.” – Rick Warren.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan