Articles

Mengampuni: Kekuatan yang Membebaskan

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengampuni: Kekuatan yang Membebaskan

Pernah nggak sih, merasa marah banget sama seseorang sampai kita simpan dendam diam-diam di hati? Saya pernah. Rasanya seperti bawa beban tak kasat mata yang melelahkan—ke mana pun pergi, selalu terbawa.

Sampai satu hari saya membaca kutipan ini dari Albert Einstein yang membuka mata saya:

*“Weak people revenge. Strong people forgive. Intelligent people ignore.”*

Wow! Orang lemah membalas dendam, orang kuat mengampuni, dan orang cerdas… mengabaikan!
Saya merenung: Saya ini termasuk yang mana, ya?

Tuhan berkata:
*”Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”*

Tuhan tidak hanya menyuruh kita mengampuni, tapi mengampuni seperti Dia mengampuni kita. Duh… berat ya? Tapi justru di situ letak kekuatannya.

Saya belajar dari pengalaman: mengampuni itu bukan berarti kita membenarkan kesalahan orang lain, tapi kita memilih untuk tidak lagi mengikat diri kita pada rasa sakit yang mereka timbulkan. Mengampuni bukan hadiah untuk mereka, tapi pembebasan bagi diri kita sendiri.

Salah satu pelajaran dari Einstein yang saya suka adalah ini:
*”Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” -“Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, Anda harus terus bergerak.”*

Begitu pula saat disakiti—kalau kita diam dan terus mengulang-ulang rasa sakit itu di pikiran, kita jatuh. Tapi kalau kita belajar melepas, bangkit, dan terus melangkah… keseimbangan hidup kembali terjaga.

Saya pernah dikhianati oleh seseorang yang saya bantu dengan tulus. Rasanya… hancur! Tapi saat saya memilih mengampuni, justru saya merasakan damai yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ternyata, saat kita membiarkan Tuhan yang menyelesaikan, Dia yang bertindak.
Tuhan bilang:
*“Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalasan.”*

Dan Dia sungguh setia. Orang itu memang tidak berubah, tapi saya yang dipulihkan.

Waktu membuktikan, orang yang curang dan mengkhianati, kelihatannya gebyar-gebyar pada awalnya…
Tetapi waktu membuktikan, siapa menabur angin akan menuai badai.

Einstein juga berkata:
*”Never do anything against your conscience, even if the state demands it.” – Jangan melanggar suara hati atau keyakinan moral Anda, meskipun pemerintah, otoritas, atau sistem hukum memaksa Anda untuk melakukannya.*

Kadang kita merasa “berhak” untuk membalas atau membenci. Tapi hati kecil kita tahu, itu bukan jalan Tuhan. Kalau kita terus turuti ego, kita yang tersesat.

Ketika kita memilih mengampuni, bukan hanya kita yang dipulihkan—tetapi hidup kita berubah menjadi demonstrasi kebaikan Tuhan.
Tanpa kita sadari, orang-orang mengamati dan berkata, “Aku ingin hidup seperti dia!”
Dan itulah kekuatan dari hidup yang jadi kesaksian.

“Kita berdoa agar kita terus-menerus mengalami kebesaran kuasa Allah yang tak terukur, yang disediakan bagi kita melalui iman. Sehingga hidup kita akan menjadi iklan hidup dari kuasa yang luar biasa ini saat Tuhan bekerja melalui diri kita!”
Karena pada akhirnya, bukan kata-kata yang mengubah hidup orang lain, tapi teladan nyata.
Seperti yang dikatakan sahabat saya, *Ludy Hadiyanto*:
*“Keteladanan adalah suara yang paling lantang, meskipun tanpa bunyi.”*

Ampuni. Lepaskan. Biarkan kasih Tuhan mengalir bebas lewat hidup kita—dan dunia pun melihat, betapa luar biasanya Tuhan yang kita sembah.
It’s all about God, not us.

*”To forgive is to set a prisoner free and discover that the prisoner was you.” – Lewis B. Smedes*

*”Mengampuni adalah membebaskan seorang tahanan dan kemudian menyadari bahwa tahanan itu adalah dirimu sendiri.” – Lewis B. Smedes*

??YennyIndra??
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
?? *MPOIN PLUS & PIPAKU* ??
?? *THE REPUBLIC OF SVARGA* ??
?? *SWEET O’ TREAT*h ??
?? *AESTICA INDONESIA – AESTICA ID* ??
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Pernah nggak sih, merasa marah banget sama seseorang sampai kita simpan dendam diam-diam di hati? Saya pernah. Rasanya seperti bawa beban tak kasat mata yang melelahkan—ke mana pun pergi, selalu terbawa.

Sampai satu hari saya membaca kutipan ini dari Albert Einstein yang membuka mata saya:

“Weak people revenge. Strong people forgive. Intelligent people ignore.”

Wow! Orang lemah membalas dendam, orang kuat mengampuni, dan orang cerdas… mengabaikan!
Saya merenung: Saya ini termasuk yang mana, ya?

Tuhan berkata:
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Tuhan tidak hanya menyuruh kita mengampuni, tapi mengampuni seperti Dia mengampuni kita. Duh… berat ya? Tapi justru di situ letak kekuatannya.

Saya belajar dari pengalaman: mengampuni itu bukan berarti kita membenarkan kesalahan orang lain, tapi kita memilih untuk tidak lagi mengikat diri kita pada rasa sakit yang mereka timbulkan. Mengampuni bukan hadiah untuk mereka, tapi pembebasan bagi diri kita sendiri.

Salah satu pelajaran dari Einstein yang saya suka adalah ini:
“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” -“Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, Anda harus terus bergerak.”

Begitu pula saat disakiti—kalau kita diam dan terus mengulang-ulang rasa sakit itu di pikiran, kita jatuh. Tapi kalau kita belajar melepas, bangkit, dan terus melangkah… keseimbangan hidup kembali terjaga.

Saya pernah dikhianati oleh seseorang yang saya bantu dengan tulus. Rasanya… hancur! Tapi saat saya memilih mengampuni, justru saya merasakan damai yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ternyata, saat kita membiarkan Tuhan yang menyelesaikan, Dia yang bertindak.
Tuhan bilang:
“Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalasan.”

Dan Dia sungguh setia. Orang itu memang tidak berubah, tapi saya yang dipulihkan.

Waktu membuktikan, orang yang curang dan mengkhianati, kelihatannya gebyar-gebyar pada awalnya…
Tetapi waktu membuktikan, siapa menabur angin akan menuai badai.

Einstein juga berkata:
“Never do anything against your conscience, even if the state demands it.” – Jangan melanggar suara hati atau keyakinan moral Anda, meskipun pemerintah, otoritas, atau sistem hukum memaksa Anda untuk melakukannya.

Kadang kita merasa “berhak” untuk membalas atau membenci. Tapi hati kecil kita tahu, itu bukan jalan Tuhan. Kalau kita terus turuti ego, kita yang tersesat.

Ketika kita memilih mengampuni, bukan hanya kita yang dipulihkan—tetapi hidup kita berubah menjadi demonstrasi kebaikan Tuhan.
Tanpa kita sadari, orang-orang mengamati dan berkata, “Aku ingin hidup seperti dia!”
Dan itulah kekuatan dari hidup yang jadi kesaksian.

“Kita berdoa agar kita terus-menerus mengalami kebesaran kuasa Allah yang tak terukur, yang disediakan bagi kita melalui iman. Sehingga hidup kita akan menjadi iklan hidup dari kuasa yang luar biasa ini saat Tuhan bekerja melalui diri kita!”
Karena pada akhirnya, bukan kata-kata yang mengubah hidup orang lain, tapi teladan nyata.
Seperti yang dikatakan sahabat saya, Ludy Hadiyanto:
Keteladanan adalah suara yang paling lantang, meskipun tanpa bunyi.

Ampuni. Lepaskan. Biarkan kasih Tuhan mengalir bebas lewat hidup kita—dan dunia pun melihat, betapa luar biasanya Tuhan yang kita sembah.
It’s all about God, not us.

“To forgive is to set a prisoner free and discover that the prisoner was you.” – Lewis B. Smedes

“Mengampuni adalah membebaskan seorang tahanan dan kemudian menyadari bahwa tahanan itu adalah dirimu sendiri.” – Lewis B. Smedes

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Misteri Yesus Meludahi Orang Buta. Oh…..
Pewahyuan atau Peniruan?”
“Penyakit adalah Musuh.”