Pemilik atau Hanya Mengambil Bagian Saat Perlu?
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Pemilik atau Hanya Mengambil Bagian Saat Perlu?
Ada perbedaan halus antara menjadi pemilik sesuatu dan mengambil bagian dalam apa yang kita miliki. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin memiliki banyak hal yang jarang kita gunakan. Kita tidak benar-benar mengambil bagian dalam kepemilikan tersebut, tetapi kita tahu di mana menemukannya ketika membutuhkannya.
Dari sekian banyak janji Tuhan, berapa banyak yang benar-benar telah kita nikmati?
Paulus memuji jemaat di Filipi karena “kamu semua turut mengambil bagian dalam kasih karunia ini bersamaku” (Filipi 1:7). Ada perbedaan antara memiliki kasih karunia dan benar-benar mengambil bagian dalam kasih karunia-Nya.
Titus 2:11 (TB) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Bisa dikatakan bahwa kasih karunia Tuhan tersedia bagi semua orang, dan dalam arti tertentu, semua orang adalah pemilik anugerah ini. Tuhan tidak memperhitungkan dosa manusia (2 Korintus 5:19), dan kita hidup dalam “tahun rahmat Tuhan,” “hari keselamatan.”
Namun, hanya sedikit yang benar-benar mengambil bagian dalam kasih karunia-Nya.
Bagaimana kita mengambil bagian di dalamnya?
“Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini, di dalam mana kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan kemuliaan Allah” (Roma 5:2).
Kita mengambil bagian dalam kasih karunia melalui iman. Kita dilahirkan kembali oleh iman.
Kita menerima janji-janji-Nya melalui iman.
Kehendak Tuhan terlaksana dalam hidup kita melalui iman.
Dan iman datang dari mendengar firman-Nya (Roma 10:17). Harus ada persekutuan dengan Sang Pencipta dan Penyempurna iman kita (Ibrani 12:2), di mana kita “mendengar” dan “melihat” potensi kasih karunia Tuhan.
Tidak cukup hanya mengetahui tentang kasih karunia atau menyadari keberadaannya. Untuk menerima manfaat dari penyediaan Tuhan, kita harus percaya agar dapat menerimanya.
Tuhan tidak terbatas pada apa yang bisa kita lihat dengan mata jasmani. Janji-janji Tuhan adalah jendela menuju kasih karunia-Nya yang melimpah. Hanya mata rohani yang dapat melihat apa yang benar-benar mungkin. Pilihlah untuk menjadi pengambil bagian dalam kasih karunia-Nya. Ini bukan sekadar teologi, tetapi kenyataan rohani yang siap memberkati siapa saja yang percaya.
Dan kita akan menerima apa yang kita percayai. Sadarkah kita?
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)
Jika kita menanggalkan segala beban religius yang sering dikaitkan dengan doa dan memahami doa sebagai persekutuan dengan Tuhan—atau persekutuan dengan dunia—maka kita bisa dengan cepat memahami prinsip percaya dan menerima. Izinkan saya menjelaskan.
Jika kita lebih banyak bersekutu dengan berita negatif, gejala penyakit, kekurangan, serta kepahitan dan kekecewaan, meskipun kita tidak menyebutnya “doa” dalam arti tradisional, sebenarnya kita sedang berdoa kepada hal-hal tersebut. Jika berita mengabarkan tentang ekonomi yang memburuk, berapa banyak orang yang langsung percaya bahwa mereka akan menerima dampak negatifnya?
Jika kita lebih sering bersekutu dengan laporan medis dan diagnosa dokter, ketika dokter menyatakan kondisi penyakit yang parah atau bahkan mendekati kematian, seberapa sering kita langsung percaya bahwa kita akan menerima kenyataan tersebut?
Saya sering mendengar orang percaya berkata bahwa mereka telah berdoa sesuai dengan Markus 11:24, tetapi tidak terjadi apa-apa.
Apa masalahnya?
Masalahnya, mereka mungkin tidak benar-benar bersekutu dengan Tuhan dalam doa, melainkan lebih banyak bersekutu dengan kekhawatiran, ketakutan, dan berita negatif. Akhirnya, doa mereka hanya sekadar kata-kata kosong tanpa dasar iman, yang diucapkan hanya untuk “melihat apakah sesuatu akan terjadi.”
Kita akan menerima apa yang kita minta dalam doa jika doa kita adalah persekutuan yang sejati dengan Bapa dalam firman-Nya, peka terhadap suara-Nya, dan digerakkan oleh Roh Kudus.
Prinsip “percaya bahwa kita telah menerima” benar-benar bekerja, tetapi sering kali kita lebih percaya pada hal-hal negatif dan hanya berharap untuk hal-hal yang positif.
Apa atau siapa yang kita jadikan sebagai tempat bersekutu akan membentuk visi dan iman kita. Kita bisa berkata bahwa kita telah “berdoa” untuk kesembuhan, tetapi apakah doa itu merupakan buah dari persekutuan dengan Sang Penyembuh, atau hasil dari persekutuan dengan ketakutan dan keraguan?
Apa yang kita sering renungkan dan percayai akan menentukan tingkat iman kita dan efektivitas doa kita.
If you remain in me and my words remain in you, ask whatever you wish, and it will be done for you. John 15:7 NIV.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan itu akan diberikan kepadamu.” (Yohanes 15:7)
Sumber Barry Bennett
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan