Articles, Travelling

Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kosayu 76 Ke Jepang: Sabana No Sato… Pemandangan Cantik Jutaan Lampu LED

Sebanyak 23 peserta Kosayu 76, liburan bersama. Kebersamaan itu tak ternilai harganya. Jika tidak diusahakan, semua sibuk…kenangan itu perlu diusahakan dan diciptakan.
Yeaaaayyy….

Dari Jakarta, kami turun di Nagoya. Tempat pertama yang didatangi adalah Sabana No Sato.

Apa uniknya?
Cahaya Sabana No Sato: Kisah Jutaan Lampu LED yang Menghidupkan Malam….

Setiap musim dingin, desa kecil Sabana no Sato di Jepang berubah menjadi negeri dongeng yang memukau dunia. Di kaki bukit yang diselimuti salju, jutaan lampu LED dinyalakan, menciptakan pemandangan yang menakjubkan: terowongan cahaya, pepohonan bercahaya, dan ladang yang berpendar dengan warna-warni magis. Tradisi ini, yang disebut Illumination Festival, keajaiban yang membawa harapan bagi banyak orang.

Namun, di balik keindahannya, ada kisah perjuangan dan mimpi yang melahirkan cahaya tersebut.

Bertahun-tahun lalu, Sabana no Sato, hanyalah desa yang hampir mati. Penduduknya sedikit, dan musim dingin membuat desa ini tampak semakin sunyi. Para pemuda meninggalkan desa untuk mencari penghidupan di kota besar, meninggalkan orang tua mereka di tengah ladang beku.

Semua berubah ketika Akira, seorang seniman cahaya yang pernah tinggal di Tokyo, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Akira melihat potensi besar dalam lanskap desa dan ingin menghidupkan kembali semangat penduduk dengan caranya sendiri.

Mimpi Akira sungguh spektakuler.
Akira punya ide gila: ia ingin menerangi malam musim dingin Sabana no Sato dengan lampu LED.
“Jika desa ini gelap, mari kita buat cahaya yang bisa dilihat seluruh dunia,” katanya dengan semangat.

Awalnya, warga skeptis. Lampu LED?
Jutaan?
Bagaimana caranya?
Namun, Akira tidak menyerah. Ia mengajukan proposal ke pemerintah lokal, bekerja sama dengan perusahaan teknologi, dan bahkan memulai penggalangan dana dari seluruh negeri. Sedikit demi sedikit, ia meyakinkan warga untuk bergabung.

Keajaiban Malam Pertama pun terjadi.
Pada musim dingin pertama festival, hanya beberapa ribu lampu LED yang berhasil dipasang. Namun, malam itu benar-benar menciptakan momen ajaib. Di tengah kegelapan, terowongan cahaya menyala, membentuk jalur indah yang menyambut para pengunjung.

Orang-orang dari kota terdekat datang berbondong-bondong untuk melihat keindahan itu. Berita tentang Illumination Festival menyebar dengan cepat, dan tahun berikutnya, jumlah lampu LED bertambah menjadi ratusan ribu.

Dari Kesunyian terciptalah Kehidupan…..
Kini, Sabana no Sato memiliki lebih dari lima juta lampu LED yang menerangi setiap sudut desa.
Setiap tahun, tema festival berubah, dari Aurora Borealis hingga Taman Cahaya Sakura. Para pengunjung tidak hanya menikmati cahaya, tetapi juga ikut merasakan keramahan penduduk, makanan tradisional, dan warisan budaya desa.

Berkat festival ini, Sabana no Sato bangkit dari keterpurukan. Para pemuda kembali untuk membantu membangun desa, dan ekonomi lokal tumbuh pesat.
Lebih dari sekadar keindahan visual, festival ini adalah simbol harapan, menunjukkan bahwa bahkan dalam gelap sekalipun, cahaya selalu bisa diciptakan.

Apa pesan dari Sabana no Sato?

Setiap malam, Akira berdiri di tengah kerumunan, tersenyum melihat ribuan wajah yang terpesona. Baginya, lampu-lampu ini bukan sekadar hiasan, tetapi wujud nyata dari mimpi, kerja keras, dan keyakinan keajaiban itu bisa diciptakan jika kita mau mencoba dan mengusahakannya.
Apalagi bagi kita yang beriman, Sang Pencipta, Allah sendiri berdiam di dalam roh orang percaya yang sudah lahir baru.
Jika Allah di pihak kita, siapa dapat melawan kita?
Kesulitan, keterpurukan bahkan kegelapan pun tidak akan dapat menghalangi kita.

“Di sini,” kata Akira suatu hari, “kegelapan adalah kanvas, dan cahaya adalah harapan yang kita lukis bersama.”

Siapa yang tidak ingin berjalan melewati terowongan cahaya ini?
Kami terpukau dengan jutaan lampu LED yang menghiasi pepohonan, menyala diantara bunga-bunga yang tertata rapi dengan kecantikannya yang memukau. Gereja cantik yang berdiri megah di tepi danau, menambahkan keanggunannya.
Tentu saja kami tidak melewatkan waktu untuk berfoti ria… wajib itu!

Gunung Fuji dari lampu yang berganti-ganti warna, ‘menceritakan’ saat salju… lampu cantik berwarna putih kemudian berangsur-angsur berubah, warna-warna cantik bermunculan bak gunung hijau nan asri… perlahan berubah lagi bagaikan lahar merah yang meluap dari puncak gunung…
Duh … cantiknya… sulit dilukiskan dengan untaian kata-kata.

Belum lagi lorong-lorong yang dipenuhi jutaan LED berubah-ubah warna dengan berbagai variasi cantiknya… membentuk pemandangan yang indah memukau.

Wuih senangnya….. kenangan manis bersama-sama teman-teman tercipta!

“Traveling through places like Sabana no Sato reminds us that the greatest artist is God, who paints the world with light and love.”

“Bepergian melalui tempat-tempat seperti Sabana no Sato mengingatkan kita bahwa seniman terbesar adalah Tuhan, yang melukis dunia dengan cahaya dan cinta.”

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Grossglockner Jalan Keren Berkelok-kelok & Kaizer Franz Joseph Glacier.
Ronda: The Most Romantic Place in Spain
Diocletian’s Palace, Split.