Articles

Rhema Part 9 – Arti Menjadi Ciptaan Baru….

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Rhema Part 9 – Arti Menjadi Ciptaan Baru….

Salah satu rhema terbesar yang diterima saat lahir baru, kita menjadi ciptaan baru. (2 Kor 5:17)
Apakah kita benar-benar memahami artinya?

Kita menjadi pribadi yang benar-benar baru, dengan DNA Kristus di dalamnya.
Roh Allah Tritunggal ada di dalam roh kita.

Artinya, kita tidak lagi seperti kata dunia bahwa kepribadian kita choleric, sanguin, melankolis atau plegmatis….
Sifat lama itu ada tetapi setelah lahir baru, semestinya kita memperbaharui pikiran kita sesuai dengan firman-Nya, (Rom 12:2) sehingga kita berpikir seperti Kristus, merasa seperti Kristus, berkata-kata seperti Kristus, menggunakan otoritas seperti Kristus.

Tidak lagi mengikuti ‘sifat dasar’ yang kata dunia itulah kepribadian kita, melainkan kita hidup mengikuti karakter kita yang baru: Karakter Kristus.
Dan hidup dengan otoritas-Nya.

As He is so are we in this world – Sama seperti Kristus, kita ada di dunia ini. ( 1 Yoh 4:17)

Caranya?
Kita berkata-kata, bersikap, mengambil keputusan sesuai dengan firman-Nya.

Itulah idealnya goal, tujuan hidup kita setiap hari. Sehingga semakin hari, kehidupan kita makin menyerupai Kristus.

Dan itu tidak terjadi secara otomatis. Kita harus belajar agar memahami dan mengerti kebenaran firman Tuhan.
Mengerti saja tidak cukup.

Ibarat orang belajar berenang, meski kita jagoan teorinya, dapat nilai 100 tetapi kita tetap tidak akan bisa berenang, jika belum pernah masuk ke dalam air dan mempraktekkannya.

Demikian juga dalam kehidupan kita, dituntut agar kita mempraktekkan pemaham firman Tuhan yang sudah kita mengerti.

Saat masalah datang, iblis menyerang, kita perlu melatih diri menggunakan otoritas dan melaksanakan strategi yang sudah kita pelajari.
Bagaimana semestinya kita berpikir, menyikapi permasalahan ini?
Bagaimana kita memandang permasalahan sesuai dengan perspektif Tuhan?
Sudahkah kita benar-benar mendengar suara-Nya?

Dalam menguasai setiap ketrampilan, – baik seni, olahraga mau pun ketrampilan lainnya- dibutuhkan pengalaman, jam terbang dan waktu yang perlu disediakan agar kita dapat mengenal permainan, seni atau mengenal seseorang dengan baik dan benar. Demikian pula dengan hubungan kita dengan Tuhan, butuh waktu, pengalaman dan jam terbang mempraktekkan firman-Nya.

Semakin kita mengenal Tuhan, semakin mudah kita mendengar suara-Nya, mengerti kehendak-Nya, menyesuaikan perspektif kita dengan perspektif-Nya sehingga jawaban doa mudah termanifestasi.

Kapan doa kita terjawab?
Saat apa yang kita lihat, selaras dengan apa yang Tuhan lihat.

Yeremia 1:11-12 (TB) Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: “Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?” Jawabku: “Aku melihat sebatang dahan pohon badam.”
Lalu firman TUHAN kepadaku: “Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.”

Semakin sering doa kita terjawab, semakin mudah kita percaya dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya.
Tuhan bisa diandalkan….!

Semakin kita menghidupi firman-Nya, semakin hidup kita serupa dengan-Nya. Semakin hidup kita menjadi terang dan garam dunia, demonstrasi kebaikan-kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita.
Orang-orang di sekeliling kita, melihat dan merasakan hidup kita itu berbeda.
Penyertaan Tuhan itu kasat mata, orang-orang bisa merasakannya, lalu mereka pun ingin mengenal Allah kita.

Seperti nubuatan Nabi Zakharia 8:23 (TB) Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!

********
William Booth lahir pada tahun 1829 di Nottingham, Inggris. Keluarganya miskin dan pada usia 13 tahun, ia terpaksa keluar dari sekolah dan bekerja sebagai magang untuk seorang tukang sepatu. Masa mudanya tidak berjalan mulus, ia hidup dalam kemiskinan dan kebingungan tentang arah hidupnya. William melihat penderitaan yang besar di sekitarnya, terutama di antara orang-orang miskin di kota-kota besar Inggris, yang membuat hatinya marah, tetapi ia belum tahu bagaimana caranya membantu.

Saat William berusia 15 tahun, ia menghadiri sebuah kebaktian di gereja kecil yang sederhana. Di sana, ia mendengar pengkhotbah berbicara tentang kasih dan pengampunan Yesus Kristus. Firman yang ia dengar malam itu menggerakkan hatinya begitu dalam. Seolah-olah Tuhan berbicara langsung kepadanya: “William, kamu tidak dipanggil untuk hidup dalam bayang-bayang, tetapi untuk memimpin.”
Booth memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan dan mengalami kelahiran baru (born again).

Perubahan ini radikal—Booth yang sebelumnya keras dan pemarah, berubah menjadi seseorang yang penuh belas kasih. Ia mulai melayani mereka yang terpinggirkan seperti pemabuk, pelacur, dan orang miskin. Lahir baru membuatnya berkomitmen untuk mengabarkan Injil bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.

Transformasi ini kemudian mendorong Booth untuk mendirikan Salvation Army alias Palang Merah, pada tahun 1865, sebuah gerakan yang menolong orang-orang yang paling menderita, sekaligus menyebarkan kasih Yesus kepada dunia.

Luar biasa bukan?
Siapkah kita meneladaninya?

“There are four principles we need to maintain:First, read the wordof God. Second, consume the word until it consumes you. Third, believe the word of God. Forth, act on the word.” – Smith Wigglesworth.

“Ada empat prinsip yang perlu kita pertahankan: Pertama, bacalah firman Tuhan. Kedua, mengkonsumsi kata sampai mengkonsumsi Anda. Ketiga, percaya pada firman Tuhan. Untuk itu, bertindaklah atas kata itu.” Smith Wigglesworth.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’scakes
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Thomas Edison & Henry Ford – Teladan Apik Yang Perlu Ditiru.”
Biarkan Allah Mencintai Kita….. Why?
Hubungan & Integritas.