Monthly Archives: Nov 2023

Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

How To Handle Difficult Things?

 

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

*How To Handle Difficult Things?*

Seorang hamba Tuhan terkenal, Ed Dufresne, saat muda bekerja di perusahaan konstruksi. Dia berasal dari keluarga yang amburadul dan tidak mengenal Tuhan.
Ada seorang rekan kerjanya, yang setiap minggu mengajak Ed agar beribadah ke gereja.
Dengan berbagai alasan, Ed selalu menolak.

Hingga suatu hari Ed bertanya,
“Jika saya ikut kamu pergi beribadah 1X saja, apakah kamu bersedia berhenti mengajak saya ke gereja?”

“Deal. Oke. Asal kamu ikut saya ke gereja 1X saja, saya tidak akan mengajakmu lagi ke gereja.”

Ed pun pergi ke gereja. Dan dia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Peristiwa itu mengubah seluruh jalan hidup Ed Dufresne, hingga akhirnya beliau menjadi hamba Tuhan yang mendunia.

Yang menarik, Ed memperhatikan, setiap kali usai berbicara dengannya, rekan itu selalu masuk ke suatu ruangan kosong di kantor mereka. Ada apa gerangan?
Ed tidak dapat menahan rasa ingin tahunya, lalu bertanya kepada rekan tsb.

“Supaya aku tidak membunuhmu, Ed….”, sahutnya.
Gubraaaakkkkk……….

Rupanya, berbagai alasan yang dikemukakan Ed Dufresne, sesungguhnya menjengkelkan hatinya. Namun rekan itu memilih masuk ke ruangan itu untuk berdoa berbahasa lidah (berdoa berbahasa roh), agar dia lebih peka terhadap roh dan bisa menahan lidahnya supaya tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan.
Dengan kata lain, rekan itu mengalahkan kedagingannya, dengan berdoa dalam roh dan fokus pada Roh Allah yang tinggal di dalam hatinya….

Wow…. teknik yang menarik, joss dan bisa diteladani.

Kebetulan sekali B. Mira juga bercerita, teman kami sebut saja Ani namanya, terakhir ini rutin ikut berdoa berbahasa lidah (BBL) bersama kami.

Ani bercerita, kadang dia benar-benar sumpek dan ga tahan dengan mamanya yang sudah tua dan suka mengomel gak ada habisnya jika terjadi sesuatu yang tidak berkenan kepadanya.
Apa yang dilakukan Ani?
Dia langsung Berdoa Berbahasa Lidah, dan dengan teknik ini, dia mampu menghindarkan diri dari peperangan yang tidak perlu.

Ani tidak perlu marah, menjawab sang mama hingga timbul peperangan, atau pun memendam kejengkelan. Dengan berdoa berbahasa lidah, Ani menyerahkan permasalahan kepada Roh Kudus.

1 Petrus 5:7-9 (TB) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Lalu apa yang terjadi?
Roh Kudus yang pegang kendali.
Hati Ani damai. Hati mamanya berubah. Dan segala sesuatu bisa diselesaikan dengan sangat baik.
Dahsyat bukan?

Seandainya saja para suami- istri menggunakan teknik ini, tentunya tidak akan terjadi perceraian lagi.
Konon setiap tahun prosentase perceraian di seluruh dunia meningkat. Di Indonesia, kasus perceraian th 2022 naik lebih dari 15% dibanding tahun sebelumnya.

Teknik simple tapi Joss….
Hhhmmmm…. renungan hari ini pendek saja, namun praktis.
Saya pun memutuskan untuk belajar! Ini peneguhan Tuhan.
Dua contoh pelajaran datang bersamaan: Ed Dufresne & Ani. Berarti sesuatu yang penting.

Sebelum bertemu dengan seseorang atau menghadapi masalah yang kemungkinan membuat kita emosi, better kita menyediakan waktu untuk berdoa dalam roh.
Agar kita lebih sadar roh daripada dikuasai kedagingan natural kita, saat mendengar hal-hal yang bisa menggesek atau mengungkit ego kita untuk bereaksi.

Teringat ungkapan Victor Frankl,
*”Segala sesuatu dapat diambil dari seseorang kecuali satu hal: kebebasan manusia yang terakhir—untuk memilih sikap, dalam situasi apa pun, untuk memilih jalannya sendiri.”*

*Between stimulus and response, there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom – Viktor Frankl.*

*Di antara stimulus dan respon, ada ruang/jeda. Dalam ruang itulah terletak kekuatan kita untuk memilih respon. Dan pada RESPON itu, terletak PERTUMBUHAN dan KEBEBASAN kita – Viktor Frankl.*

Nach di dalam jeda inilah, kita memilih agar menundukkan diri kepada kehendak Allah, dan ber-respon sesuai kehendak-Nya.
Ketika lahir baru, kita menjadi ciptaan baru. Secara otomatis kasih dan karakter Allah dalam 1 Korintus 13:4-7 (TB) – Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. – itu sudah ada di dalam diri kita.

Tergantung seberapa banyak kita hendak menyerahkan diri kepada Allah dengan cara memperbaharui pikiran sesuai firman-Nya. Semakin kita memilih bertindak, berpikir, dan bereaksi sesuai firman-Nya, semakin menyerupai Kristus.

Sementara itu, semakin fokus kita menggali fiman dan menghidupinya, semakin kita mengasihi dan percaya kepada Tuhan.
Sebaliknya, semakin jarang menggali dan mendengarkan firman, maka iman dan kasih kita kepada Tuhan makin luntur.

Tuhan tetap mengasihi kita sama ukurannya, entah kita membaca dan menghidupi firman atau tidak. Namun kasih kita kepada-Nya yang berubah. Pada akhirnya, semakin menjauh, tinggal tersisa pengetahuan di kepala saja, tetapi tidak ada iman yang teguh di hati.

Karena itu, mari fokus menggali serta menghidupi firman dan berdoa di dalam roh.
Ide-ide kreatif pun muncul saat kita berdoa dalam roh.

Demikian juga Roh [Kudus] MEMBANTU dan menopang dalam kelemahan kita; karena kita tidak tahu, doa apa yang harus dipanjatkan atau bagaimana penyembahan yang layak itu seharusnya, maka Roh Kudus Sendiri yang pergi menghadap Bapa, memenuhi permohonan dan memohon demi kepentingan kita, dengan kerinduan dan rintihan yang tak terkatakan, yang terlalu dalam untuk diucapkan. Roma 8:26 AMPC

Mau hidup berkemenangan? Yuk….

God has equipped you to handle difficult things. In fact, He has already planted the seeds of discipline and self-control inside you. You just have to water those seeds with His Word to make them grow! – Joyce Meyer.

Tuhan telah memperlengkapi Anda untuk menangani hal-hal sulit. Faktanya, Dia telah menanam benih disiplin dan pengendalian diri dalam diri Anda. Anda hanya perlu menyirami benih itu dengan Firman-Nya untuk membuatnya bertumbuh! – Joyce Meyer.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Relationship, Self Motivation

Berkat & Tidur, Apa Korelasinya?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Berkat & Tidur, Apa Korelasinya?

Kerapkali kita tidak bisa memanifestasikan apa yang Tuhan janjikan, karena kita merasionalisasi perintah Tuhan dengan pikiran kita.
Repotnya Janji Tuhan itu ditujukan kepada HATI kita BUKAN untuk Pikiran.

Janji Tuhan harus diterima dengan Iman.
Semua Janji Tuhan sudah tersedia di alam rohani. Untuk menerimanya, kita harus melihat dengan mata iman, hal-hal yang tidak kelihatan secara kasat mata.

Bagaimana caranya kita bisa beriman?
Iman timbul karena pendengaran, dan pendengaran akan Firman Tuhan.
Sementara Iman bekerja oleh kasih.
Semakin memahami betapa Allah mengasihi kita, semakin mudah kita percaya dan beriman.

Ketaatan kita kepada perintah-perintah-Nya, menjadi pelaku firman – DOERS- makin mengalami bukti melalui pengalaman, bahwa Allah senantiasa bisa diandalkan…
Maka kita pun makin beriman.

******

Inilah kutipan lagu pujian Raja Salomo yang terkenal:
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam,
dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah —
sebab _Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur._

Ini rahasianya: Tuhan memberkati justru saat seseorang tidur.

Koq bisa?
Orang yang bisa tidur, adalah orang yang percaya kepada Tuhan. Beriman.
Orang kalau galau, tidur pun tak nyenyak.
Pada saat kita tidur nyenyak dengan pikiran yang tenang serta damai itulah, Tuhan men-download ide dan hikmat-Nya agar kita menjadi sehat, makmur dan memiliki ide-ide kreatif sehingga berkelimpahan. Diberkati agar dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Tuhan menganugerahkan kepada kita kemampuan, potensi dan petunjuk untuk memperoleh kekayaan, kelimpahan, damai sejahtera serta perkenanan-Nya. Berkat Tuhan bukanlah barang jadi melainkan potensi untuk memperoleh kekayaan.
Ada bagian kita untuk mengerjakannya dengan sikap beriman. Merealisasikan potensi itu menjadi kekayaan, kelimpahan dan kesehatan nyata, sehingga menjadi sesuatu yang bisa dinikmati di alam natural.
Itulah sebabnya Faith (iman) dan Grace (anugerah) harus seimbang.

Dalam merealisasikannya ada 2 cara, dengan bergantung pada kekuatan sendiri atau dengan cara Tuhan.

Dulu sebelum sekolah Charis, saya punya ide dan menentukan apa yang akan saya lakukan, lalu berdoa minta Tuhan memberkatinya. Tuhan sekedar stempel.
Meski kelihatannya berdoa, sesungguhnya saya mengandalkan kekuatan saya sendiri. Saya yang mengendalikan serta memegang otoritasnya. Saya kerap meniru cara orang-orang sukses yang terkenal, bagaimana caranya menjalankan bisnis dan meraih kesuksesan.
Akibatnya, stres dan berbeban berat karena saya berusaha mengendalikan semuanya, padahal saya bukan Tuhan. Kadang bukannya terealisasi, sebaliknya justru kacau balau.

Praying is not telling God what to do. It’s trusting that God knows what to do -Stormie Omartian

Berdoa bukanlah memberitahu Tuhan apa yang harus dilakukan. Melainkan kepercayaan bahwa Tuhan tahu apa yang harus dilakukan – Stormie Omartian

Setelah sekolah di Charis, saya belajar bahwa Tuhanlah yang pegang kendali dan otoritas. Tugas saya adalah melekat, menempel pada Tuhan seperti ranting yang menempel pada pokok pohon anggurnya. Dia tidak bisa berbuah sendiri. Pokok anggur atau Tuhanlah yang membuatnya menghasilkan buahnya. Dan mengikuti Tuhan. Kerap caranya berbeda dengan nalar saya.  Tetapi saya belajar percaya bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik dan yang harus dilakukannya.

Promosi datang dari Tuhan.
Kesuksesan dari Tuhan.
Damai sejahtera dari Tuhan juga.

Jadi saya hanya mengikuti-Nya langkah demi langkah, sambil terus belajar.
Saya gak ‘ngoyo’, kata Orang Jawa, tidak bersusah payah.
Sebaliknya mengikuti slogan Nike : Just Do It.
Lakukan saja apa yang Tuhan mau…

Saya belajar ternyata ini yang dikerjakan oleh Andrew Wommack dan guru-guru Charis lainnya. Mereka hidup secara ‘supernatural’, berbeda dengan cara hidup kebanyakan orang di dunia ini. Dan saya sedang terus belajar meneladaninya.

Semakin hari, hidup saya makin tenang. Semua anugerah dari Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan. So simple.

Semakin lama berjalan bersama Tuhan, semakin yakin bahwa All is well – Semua baik-baik saja.
Tugas saya fokus mengarahkan pandangan kepada Allah dan mengikutinya langkah demi langkah. Dan setiap langkah merupakan suatu mujizat!

Lord, I love you full…

If you open your heart to God, and allow Him to speak to you, then that is what He will do.

Jika Anda membuka hatimu kepada Tuhan, dan mengijinkan-Nya untuk berbicara kepadamu, maka itulah yang akan Ia lakukan.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Offended – Tersinggung & Bunga Rampainya…

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Offended – Tersinggung & Bunga Rampainya…

Seorang teman memutuskan tidak beribadah ke gereja lagi karena tersinggung. Koq ya terlalu teman-teman segerejanya, padahal sudah melayani bersama-sama bertahun-tahun. Bisa-bisanya bersikap dan mengatakan hal-hal yang membuatnya dipermalukan. Tega nian….
Familiar dengan kisah ini?

I have been there….
Saya juga pernah tersinggung berat, justru melalui pengalaman itu Tuhan mengajar saya tentang Offended- Ketersinggungan, sehingga saya bisa menulis artikel ini.

Dalam sebuah kasus yang menyebabkan kita tersinggung, selalu ada bagian yang kita benar, tetapi ada bagian yang kita salah.
Nach jika kita berpegang, fokus pada bagian kita yang benar, maka kita tidak akan bersedia berubah dan mengakui bagian kita yang salah.
Tanpa mengakui kesalahan, bersedia menerima situasi yang ada serta bertanggungjawab, maka kita tidak akan ke mana-mana. Harus bersedia bertobat, alias berbalik dari jalan lama yang salah.

Sesungguhnya, setiap Offended/Ketersinggungan, itu hanyalah Puncak Gunung Es, yang muncul di permukaan. Sedangkan di bawahnya, tersimpan bongkahan Gunung Es besar yang perlu dibenahi… karakter-karakter manusia lama kita, yang harus dikikis agar semakin serupa dengan Kristus.

Offended itu berbahaya sekali. Saat tersinggung, iblis punya pijakan dalam kehidupan kita.
Dan apa yang dilakukan oleh si musuh?
Iblis Twist – memutarbalikkan – segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar.
Segala sesuatu yang kita lihat dan dengar, menjadi berbeda dengan fakta yang terjadi. Semakin mendukung, mendorong, dan membuat hal-hal yang menyinggung kita justru makin kuat. Akibatnya, kepahitan di hati kita makin mendalam, lalu melebar ke segala arah.

Parahnya lagi, makin banyak saudara-saudara seiman lain yang membuat kita lebih tersinggung lagi. Hal-hal sepele yang ‘mbencekno’ kata Orang Surabaya, terjadi di sana sini. Makin banyak orang yang membuat kita tersinggung dan terluka.

Tidak sedikit orang-orang yang akhirnya memilih meninggalkan Tuhan dan hatinya menjadi keras…. bahkan akhirnya menolak Tuhan dan kehilangan keselamatannya.

“Gak usah gereja-gerejaan lagi….”, katanya dengan geram.

Repotnya, ketika kita offended, siapa yang tertarik kepada kita? Orang-orang yang offended juga.
Like attracts like.
Jadilah barisan orang-orang yang sakit hati. Perpecahan dan pertengkaran terjadi. Aura negatif menguat, si musuh pun bersorak-sorai.

******
Saya memutuskan meski ada bagian saya yang benar, pokoknya Let It Go.
Telan semua yang mbocengli, gak tau diri, gak tau terimakasih, sakit hati dimanfaatkan orang, dikhianati dll dan Ampuni….

Gak bisa dengan kekuatan sendiri. Jujur datang kepada Tuhan, minta Roh Kudus yang menolong serta memampukan. Dan Tuhan, Allah yang menjawab doa…. mengajar dan membimbing.
Saya memilih menjadi seperti Kristus karena disitulah letak jalan kedamaian dan kelimpahan baik roh, jiwa mau pun tubuh.
Hidup terlalu berat untuk dijalani sendiri, saya memilih menjalaninya bersama Tuhan.

Saya murid Charis. Murid itu tugasnya memang belajar… that’s why saya sekolah. Mau belajar. Mau berubah jadi lebih baik. Bayar uang sekolah agar dikoreksi, dibimbing supaya semakin hari semakin serupa dengan Kristus.

Koreksi selalu membuat kita tidak nyaman saat kita mengalaminya. Tetapi seperti artikel yang saya tulis kemarin, tanpa koreksi, kita tidak memperoleh hikmat/wisdom sehingga menjalani kehidupan dengan Hard Way, not God’s Way… Bahkan kita bisa mengalami ‘usia yang diperpendek tanpa sengaja’ karena menolak dikoreksi…. oh….

Ketaatan membuahkan berkat. Itu saja prinsip saya…
Semakin hari hubungan pribadi saya dengan Tuhan kian meningkat dan hidup jadi enteeeeng….damai, sejahtera, sukacita…
Tidak berarti hidup tanpa masalah, namun dalam menjalaninya, ada keyakinan teguh dalam hati, jika Tuhan di pihakku, siapa dapat melawan aku?

Mazmur 1:1-3 (TB)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Sungguh-sungguh tercipta secara alami….

Mengalami Effortless Change – Perubahan Tanpa Usaha dan menerima hal-hal dahsyat yang tak terpikirkan….
Wow……
Mau? Yuk…..

Not everything that offends us should offend us, and not everything that offends us is persecution – Russel D. Moore.

Tidak semua yang menyinggung kita seharusnya memang membuat kita tersinggung, dan tidak semua yang menyinggung kita adalah penganiayaan – Russel D. Moore.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

Read More
Articles, Relationship, Self Motivation

Berani Terima Koreksi?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Berani Terima Koreksi?

Masih banyak teman-teman yang salah paham dengan Tuhan, bahwa penyakit, tragedi, malapetaka, kegagalan adalah cobaan dari Tuhan untuk mengoreksi mereka.

Tuhan TIDAK PERNAH MERANCANGKAN HAL BURUK bagi kita semua.
Prinsipnya jelas. Yang Baik dari Tuhan & yang Jahat dari si Musuh (Iblis).

Pencuri (musuh, iblis) datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku (Tuhan) datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
As simple as that.

Lalu bagaimana cara Tuhan mengoreksi kita?
Melalui Firman-Nya!
Itu SATU-SATUNYA cara Tuhan.

That’s Why kita diberi Firman, agar kita paham jalan mana yang harus kita tempuh supaya tidak celaka.
Ibarat, dalam Firman-Nya Tuhan sudah memberitahu bahwa kompor itu panas. Jangan pegang kompor yang panas, nanti tanganmu akan melepuh. Sakit itu, apalagi jika perawatannya gak bagus, bisa infeksi.

Orang yang bijaksana akan belajar dari Firman Tuhan agar mendapatkan Hikmat, Wisdom untuk menjalani hidup ini dengan berhasil melalui jalan yang mudah dan aman.

Tetapi ada orang-orang yang enggan belajar Firman dan tidak mau mendengar nasehat. Percaya kepada kepandaiannya serta bergantung pada nalarnya sendiri.
Orang ini dengan gagah perkasa meletakkan tangannya pada kompor yang panas. Akibatnya, tangannya melepuh kesakitan.
Familiar dengan kisah ini?

Tentu sesudah tangannya sakit, orang ini belajar juga dari pengalaman ini, agar ke depan jangan pegang kompor panas. Tetapi ini BUKAN God’s Way tetapi Hard Way.
Sesungguhnya tergantung pilihan kita sendiri, mau belajar dengan cara yang mudah atau melalui cara yang sulit?

Anehnya, tidak sedikit orang yang tangannya melepuh, lalu menuduh bahwa ini cobaan dari Tuhan, agar dia lebih menaati Tuhan. Dan menganggap tangannya melepuh itu karena kehendak Tuhan.

Lhah sudah diperingatkan melalui Firman-Nya, jangan pegang kompor panas. Lha koq nekad….. trus yang disalahkan Tuhan pula!
Gubraaaakkkk…..
Itulah manusia yang ga mau bertanggung jawab, justru cari kambing hitam, menyalahkan Tuhan…. seolah-olah dia menjadi ‘korban’, biar dikasihani orang. Padahal itu kesalahan dan keputusannya sendiri.

Dan orang yang tidak berani bertanggungjawab, tidak mau mengakui kesalahannya dan tidak mau berbalik, dia tidak akan ke mana-mana.
That’s why banyak orang yang mandeg, bertanya-tanya mengapa orang lain menerima terobosan, diberkati, naik level, sementara dia diam di tempat?
Coba check & re-check mungkin ini penyebabnya!

Ed Dufresne pernah berkata, “Dari pengalamanku melayani banyak orang di berbagai belahan dunia selama 50 tahun, ada orang-orang yang tidak mau mendengar koreksi, tetapi menunggu hingga jatuh ke dasar jurang, barulah mau berubah….

DIENK…….

LHAH… Jangan sampai seperti itu, batin saya mengingatkan diri sendiri.
Saya memilih, ketika salah yo wes minta maaf, akui , berbalik dan move on…
Gak gengsi? Kan Bu Yenny lebih tua usianya?
“Gengsi sekarang diobral seribu 3 biji”, demikian komentar sobat saya. Hahaha…
Jauh lebih penting membereskan hubungan dengan Tuhan, dengan beres terhadap sesama, supaya berkat baik yang jasmani dan rohani, tidak terhalang.
Kadang justru hal-hal sepele yang membuat berkat besar dan spektakuler gak tercipta.
Hayoo pilih mana?

Ada masalah yang memang ga bisa dibereskan, ya sudah tunggu waktu dan signal Tuhan.
Seperti dalam kisah anak bungsu yang hilang, saat sang anak nekad pergi menghamburkan warisannya, sang ayah diam. Menanti hingga sang anak sadar dan kembali.
Ada situasi tertentu yang mengharuskan kita menunggu, ya taati Tuhan.

******

“Hai anakku, janganlah meremehkan didikan TUHAN, jangan pula jemu terhadap didikan-Nya; karena siapa yang dikasihi TUHAN, Ia mengoreksi; bahkan seperti seorang ayah, memperlakukan anak yang disayangi-Nya,” ujar Raja Sulaiman alias Raja Salomo yang terkenal sebagai manusia paling bijak dan paling kaya di muka bumi.

Beliau menulis Kitab Amsal yang terkenal, tujuannya agar kita mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan serta kejujuran. Untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda —
Hai anakku, janganlah meremehkan atau menghindar dari didikan Tuhan [koreksi-Nya dengan hukuman atau dengan tunduk pada penderitaan atau pencobaan]; jangan pula merasa lelah atau tidak sabar terhadap teguran-Nya, atau muak serta bosan terhadap teguran-Nya.

Ternyata teguran/koreksi adalah tanda cintanya Tuhan.
Kadang Tuhan mengoreksi kita melalui mulut orang lain, melalui buku atau koreksi dari berbagai sarana lainnya.
Bersegeralah taat, karena ketidaktaatan itu ada konsekuensinya.

Yang mengagetkan, kadang-kadang usia seseorang ‘diperpendek secara tidak sengaja’, karena enggan mendengar koreksi.
Lho koq bisa?
Tuhan sudah mengingatkan agar kita mengubah pola hidup, pola makan atau saran lainnya, jika kita ngotot tidak mau berubah, tentu ada konsekuensi yang mengikutinya. Mungkin tubuhnya rusak, organ-organ tubuhnya tidak sehat dsb.

Meski pun seseorang ingin berumur panjang, tetapi karena tubuhnya rusak, tubuh itu sudah tidak mampu dipergunakan lebih lama lagi. Semua ini terjadi akibat kelalaian manusia itu sendiri.
Itu BUKAN karena Tuhan Memanggil orang itu pulang ke surga…..

Hhhm… karena itu saya kerap berpesan pada teman-teman dekat, kasi tau saya jika ada hal-hal salah yang saya lakukan, terutama yang tidak saya sadari.

Bukan hal benar yang kita lakukan, yang membuat kita jatuh terpuruk, namun hal-hal yang salah.

Better terima koreksi dan berbalik, maka kita terhindar dari ribuan pertempuran dan malapetaka yang tidak perlu.

Dengarkanlah didikan dan jadilah bijak, dan jangan menolak atau mengabaikannya, pesan Raja Salomo.

Dengan cara yang sama, jika mengetahui ada hal-hal yang salah dan teman-teman baik tidak menyadarinya, saya memberanikan diri memberitahu mereka. Coz I love them.

Sempat kuatir pada awalnya, karena teman yang dipuji-puji penuh ‘kasih’, biasanya yang super sabar dan apa saja disetujui.

Belajar prinsip ini, membuat saya lebih berani jujur karena saya tidak ingin teman baik mengalami malapetaka.

Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.

Makes sense? Yuk taati…..

Hear counsel, receive instruction, and accept correction, that you may be wise in the time to come.

Dengarkanlah nasihat, terimalah didikan, dan terimalah koreksi, agar engkau menjadi bijaksana pada masa yang akan datang.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

8

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

“Tuhan, jika itu kehendak-Mu……..”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

“Tuhan, jika itu kehendak-Mu……..”Lukas 22:42 (TB) “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Yesus tahu bahwa Bapa menghendaki agar Dia dijadikan korban bagi dosa dunia. Hal ini benar karena Dia telah menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya berkali-kali sebelumnya. Namun, karena hubungan-Nya yang unik dengan Allah, Yesus meminta Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya dengan cara lain, namun pada saat yang sama menegaskan komitmen-Nya untuk melakukan kehendak Bapa-Nya dan bukan kehendak-Nya.

Dia tidak kehilangan kesadaran untuk mengetahui kehendak Tuhan dan oleh karena itu, meninggalkan waktu berdoa ini dengan percaya bahwa apapun yang Bapa anggap terbaik bagi-Nya, akan terjadi.

Yesus tahu, ketika Dia mulai mendoakan kehendak Bapa dan Dia memahami di akhir doa-Nya, bahwa kehendak Tuhan tidak dapat terlaksana dengan cara lain.

Namun bagi kita, jika berdoa, “Tuhan, jika itu kehendak-Mu” sebagai respons terhadap janji yang Tuhan berikan kepada kita, itu merupakan KETIDAKPERCAYAAN dan bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan apa yang Yesus lakukan di Taman Getsemani.
Kita tidak bisa meniru doa Yesus, karena kita sudah diberi Alkitab yang berisi janji-janji dan kehendak-Nya secara gamblang.

Salah satu prinsip dasar doa yang terkabul adalah kita harus percaya bahwa kita menerimanya ketika kita berdoa (Mrk. 11:24). Tidak mungkin kita bisa memenuhi persyaratan itu, jika kita tidak mengetahui kehendak Tuhan dalam keadaan itu.

Berdoa, “jika itu kehendak-Mu” membawa kita keluar dari posisi aktif percaya dan menempatkan kita dalam posisi pasif menunggu dan membiarkan keadaan mengatur hidup kita.

Jika kita sedang mencari arahan dalam suatu bidang di mana kehendak Allah belum diungkapkan melalui Firman-Nya, maka kita harus berdoa Yakobus 1:5, dan meminta hikmat.

Yakobus 1:5 (TB) Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Maka kita yakin bahwa kita menerima saat kita berdoa, dan dengan pengetahuan itu lanjutkanlah doa kita dengan iman.

Efesus 5:17 (TB) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Markus 11:24 (TB) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Satu-satunya waktu yang tepat untuk berdoa, “Jika itu kehendak-Mu” adalah ketika kita mengabdikan diri kita pada pelayanan Tuhan, di mana pun atau apa pun itu.

Sumber: Andrew Wommack.

******

Ada saatnya kita tidak tahu apa yang harus didoakan.
Butuh rumah, misalnya. Banyak sekali rumah, di Tangerang contohnya. Ada di daerah BSD, Serpong, Alam sutera dll. Belum lagi jika mempertimbangkan daerah yang lebih luas lagi, hingga ke Jakarta, pilihannya makin banyak.
Lalu bagaimana cara memilih rumah yang sesuai kehendak Tuhan?

Saya belajar, setiap kita punya Wisdom & Knowledge – Hikmat & Pengetahuan, yang sudah kita miliki secara natural.
Apalagi jika kita juga rutin membaca Firman, berdoa & bersekutu dengan Tuhan, tentunya kepekaan kita akan kehendak-Nya terasah dan makin tajam.

Lakukan secara natural, jika seseorang ingin membeli rumah. Keluar lihat-lihat rumah yang kira-kira sesuai dengan keinginan kita. Pertimbangkan harga, lingkungan dan fasilitasnya.
Selama mencari dan melihat, libatkan Tuhan, bekomunikasilah dengan Roh Kudus, Sang Penolong yang diberikan kepada kita.
Berdoalah dalam roh.

Demikian juga Roh [Kudus] MEMBANTU dan menopang dalam kelemahan kita; karena kita tidak tahu, doa apa yang harus dipanjatkan atau bagaimana penyembahan yang layak itu seharusnya, maka Roh Kudus Sendiri yang pergi menghadap Bapa, memenuhi permohonan dan memohon demi kepentingan kita, dengan kerinduan dan rintihan yang tak terkatakan, yang terlalu dalam untuk diucapkan. Roma 8:26 AMPC

John G Lake mengatakan ketika kita berdoa dalam Bahasa Roh, itu Roh Kudus yang sedang menyampaikan doa kepada Allah, melalui mulut kita.

Dan Dia yang menyelidiki hati manusia mengetahui apa yang ada dalam pikiran Roh [Kudus] [apa maksud-Nya], karena Roh bersyafaat dan memohon [di hadapan Allah] Demi Orang-Orang Kudus, doa yang sesuai dan selaras dengan kehendak Allah. Roma 8:27 AMPC

Siapa orang-orang kudus yang dimaksud?
Kita, anak-anak Allah yang sudah Lahir Baru.
Yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.

Kami yakin dan mengetahui bahwa [Allah menjadi mitra dalam pekerjaan mereka], maka segala sesuatu bekerja bersama dan [sesuai dengan rencana] untuk mendatangkan kebaikan bagi serta untuk mereka, yang mengasihi Allah serta dipanggil menurut rancangan dan tujuan[Nya]. Roma 8:28 AMPC

Yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah adalah mereka yang sudah menjadi mitra Roh Kudus, yaitu pekerjaannya Tuhan dan sedang menggenapi tujuan serta rancangan Tuhan.

Nach ketika kita berdoa, baca firman, berdoa dalam roh sambil mencari rumah, maka Tuhan akan menuntun, membimbing dan mengarahkan, mana rumah yang paling pas untuk kita.

Tahukah kita, jika kita rutin membangun hubungan (relationship) dengan Tuhan, maka keinginan kita akan sama dengan keinginan Tuhan?

??Psalm? ?37:4? ?AMPC??
Delight yourself also in the Lord, and He will give you the desires and secret petitions of your heart.

Mazmur 37:4 AMPC
Bergembiralah juga karena Tuhan, maka Dia akan mengabulkan keinginan dan permohonan rahasia yang tersimpan dalam hatimu.

Menarik bukan?
Rumah yang kita inginkan, ternyata itu rumah yang memang Tuhan kehendaki bagi kita.

Hhhmmm…. Hidup menjadi so simple ya…. yuk praktik!

Renew your mind to God’s Word… BECOME A BRIDGE that He can flow through from the spiritual realm into the phisical world!

Memperbaharui pikiran selaras dengan Firman Tuhan… MENJADI JEMBATAN di mana Tuhan bisa mengalirkan kekayaan & jawaban doa, dari alam rohani ke dunia jasmani!

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 4 5