Articles

Mengapa Manusia Lebih Suka Melihat Kekurangan Diri Sendiri?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengapa Manusia Lebih Suka Melihat Kekurangan Diri Sendiri?

Ketika saya post artikel:

Muncul penjelasan apik dari sahabat saya, Lip Khun. Dan hebatnya, ini pewahyuan pribadinya saat merenungkan kisah Adam dan Hawa.

Adam dan Hawa sejak awal diciptakan Tuhan serupa dan segambar dengan Allah. Lalu mereka ditempatkan di Taman Eden dan diberi kuasa atas semua binatang dan tanaman.
Semua boleh dimakan, kecuali buah pohon pengetahuan baik dan jahat.
Ketaatan harus dibuktikan bukan?
Karena itu pohon ini ada untuk membuktikan ketaatan mereka terhadap perintah Tuhan.

Setan menggoda Hawa dengan iming-iming dia akan menjadi seperti Allah jika makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat.
Hawa tidak sadar, dia sudah serupa dan segambar dengan Allah.
Setelah Adam dan Hawa makan buah itu, mereka sadar bahwa mereka telanjang dan merasa malu. Mereka pun menyematkan daun sebagai cawat dan bersembunyi dari Tuhan.

Tuhan mengusir mereka dari Taman Eden, supaya mereka tidak makan Pohon Kehidupan. Pohon lainnya yang ada di Taman Eden. Jika dalam keadaan berdosa, mereka makan buah pohon kehidupan, mereka akan berada pada keadaan berdosa selama-lamanya.

Nach pengertian saya selama ini, sesungguhnya Adam dan Hawa saat di Taman Eden itu telanjang, tetapi mereka tidak menyadari ketelanjangannya.
Karena mereka fokus pada Tuhan.

Sampai Lip Khun memberikan penjelasan dengan cara sederhana, yang membuat saya paham.

Adam dan Hawa bagaikan bola lampu pijar pada foto di atas.
Ketika mereka berada di Taman Eden, mereka diselimuti dengan Sinar Kemuliaan Allah..  Nach lihat bola lampu pijar yang menyala pada foto di atas. Sesungguhnya di dalam bola lampu itu ada kawat-kawatnya tetapi karena bola itu menyala, yang kelihatan hanyalah pancaran sinarnya yang indah dan menerangi sekelingnya.

Setiap anak anak Allah yang terhubung dengan Allah Sang Sumber Kasih maka Terang akan memancarkan kasih dari Allah dalam hidupnya.. 

Pada saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa,
langsung hubungan dengan Allah  terputus, sehingga mereka kehilangan kemuliaan Allah .
Ibarat, bola lampu pijar yang tidak terhubung dengan sumber listrik, bola lampu pun mati. Langsung terlihat kawat-kawatnya. Telanjang. Kelihatan segala isinya.
Manusia pun merasa malu.
Sudah menjadi kodrat manusia yang sudah jatuh dalam dosa, mereka sadar diri akan kekurangan dan ketelanjangannya.

Semakin manusia fokus berusaha membenahi kekurangannya, semakin banyak kekurangan yang harus dibenahi.
Tidak ada habis-habisnya, justru makin melebar ke mana-mana.
Karena sesuai dengan prinsip, apa pun yang kita fokuskan akan membesar.

Lalu bagaimana solusinya?
Kembali kepada Sang Pencipta.
Arahkan pandangan kepada-Nya.

Hukum fokus berbunyi:
Kita akan menjadi serupa dengan apa yang kita fokuskan.

Ketika kita fokus kepada Allah, mengisi pikiran dengan firman-Nya, mendeklarasikan perkataan-Nya maka semakin hari, kita semakin serupa dengan Dia.
Sikap kita berubah.
Perkataan kita berubah.
Mindset kita berubah.
Pengalaman hidup kita berubah.
Orang-orang yang tertarik pada kita pun berubah.
Like attracts Like.
Terang kemuliaan Allah pun menyelimuti hidup kita.

‘Kebetulan’ demi ‘kebetulan’ terjadi.
Kita dibawa dari satu berkat kepada berkat lainnya, dari satu kemuliaan kepada kemuliaan lainnya.
Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia,  terealisasi dalam hidup kita.

Kita mengalami ‘surga’ semasa hidup di dunia.
Hidup yang penuh damai sejahtera, sukacita, dan apa pun yang dibutuhkan, tidak hanya tercukupi tetapi terealisasi melebihi our wildest dream.
Hidup dijalani dengan penuh, utuh dan memuaskan.
Itulah kehendak Allah bagi kita semua.

Pertanyaannya:
Bersediakah kita menyerahkan hak kita kepada Tuhan?
Lalu menjalani hidup dalam arahan serta tuntunan-Nya?

God loves you, even when you don’t deserve it.  He is pleased to receive you, even when you do not please with yourself.

Allah mengasihi Anda, meski pun Anda tidak layak menerimanya. Ia berkenan menerima Anda, meski Anda tidak berkenan pada diri Anda sendiri.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Apakah Keputusan Kita Karena Takut?
Makna & Respon Bijak Dalam Kehidupan Part 2
Mediator – Bahasa Tertulis & Lisan. Efektif Mana?