Salah & Gagal? Tenaaang…..!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Salah & Gagal? Tenaaang…..!
Beberapa hari lalu saya menulis artikel dengan illustrasi tentang William Booth dan Bala Keselamatannya – Salvation Army. Selama ini sudah menempel di kepala bahwa Bala Keselamatan itu sama dengan Red Cross alias palang merah. Entah saya mengambil info darimana?
Ternyata salah!
Dan saya lupa gak check dan recheck lagi.
Setelah artikel di post, sohib saya Bu Silvy segera mengoreksi. Demikian juga P. Hendra Njoo dengan bahasa sangat halus, “Jika berkenan…..”
Tentu saja berkenan P. Hendra… justru berterimakasih sehingga saya tahu kesalahan saya dan ke depan bisa jauh lebih baik.
Apa yang tidak kita ketahui itu bisa membinasakan kita….
Sadar ga?
Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan, kata Tuhan.
Tidak hanya itu, apa yang tidak kita ketahui juga membuat kita terpisah dari Allah.
Agar kita dapat melekat kepada-Nya, kita perlu memahami dan berpikir selaras dengan firman-Nya. Barulah komunikasi dengan Allah dapat terjalin lancar.
Pengenalan akan Tuhan dan kehendak-Nya, membuat hubungan jadi intim dan tentu saja menyenangkan.
Jangan pernah takut mengoreksi, jika motivasi kita memang tulus dsn demi kebaikan orang itu.
Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Orang jujur memberikan kesaksian yang benar. Saksi dusta mengucapkan kebohongan.
Dengan mengoreksi dan membetulkan yang salah, sesungguhnya kita sedang mendidik orang lain agar berpikir benar.
Jika kita berpikir benar, maka kita akan meyakini hal yang benar dan berbicara benar – maka kita akan menerima hal yang benar.
Sebaliknya, jika kita berpikir salah, maka kita akan meyakini hal yang salah dan berbicara salah – maka kita akan mengalami hal yang salah.
Hal-hal salah itulah yang pada akhirnya akan mencelakakan.
*******
Pada tahun 1854, terjadi wabah kolera yang mematikan di Soho, London, ratusan nyawa melayang karena kesalahpahaman yang fatal. Pada saat itu, banyak yang percaya bahwa kolera menyebar melalui “miasma” atau udara yang buruk. Kurangnya pengetahuan yang benar ini menyebabkan wabah semakin parah, karena pihak berwenang dan masyarakat tidak menyadari penyebab sebenarnya dari penyakit tersebut— adalah air yang terkontaminasi.
Sumur lokal di Broad Street merupakan sumber utama air minum bagi banyak penduduk. Tanpa sepengetahuan mereka, sumur tersebut terkontaminasi oleh tangki septik di dekatnya, yang telah membocorkan bakteri kolera yang berbahaya ke dalam air. Orang-orang terus minum dari sumur tersebut, tanpa menyadari bahwa air yang menjadi sumber kehidupan mereka, juga merupakan sumber penyakit yang mematikan mereka.
Dr. John Snow, seorang dokter memiliki teori yang berbeda, menduga bahwa penyakit tersebut ditularkan melalui air, bukan udara. Ia dengan cermat memetakan kasus-kasus kolera dan mengidentifikasi sumur yang terkontaminasi sebagai episentrum wabah tersebut. Meskipun awalnya ada penolakan, pendekatan Snow yang berdasarkan data berhasil meyakinkan pihak berwenang untuk mencabut gagang pompa Broad Street, sehingga air yang terkontaminasi tidak dapat digunakan lagi. Setelah sumur ditutup, jumlah kasus kolera baru menurun drastis.
Akar penyebab bencana ini adalah ketidaktahuan tentang metode penularan kolera yang sebenarnya. Orang-orang meninggal karena mereka tidak tahu, air itu membunuh mereka—menggemakan kebenaran yang Tuhan ajarkan: *”Umat-Ku binasa karena kurangnya pengetahuan.”*
Hanya ketika pengetahuan yang benar terungkap, dikoreksi—melalui pencabutan pompa— nyawa para penduduk dapat diselamatkan.
Kisah ini mengajarkan, ketidaktahuan dan asumsi yang salah dapat menyebabkan kehancuran.
Namun yang lebih penting lagi, kisah ini menekankan nilai koreksi dan kebenaran.
Ketika kita tetap terbuka untuk belajar dan menerima tindakan korektif, hal itu dapat mengarah pada penyembuhan dan mencegah tragedi lebih lanjut. Dalam kasus ini, tindakan sederhana mencabut gagang pompa, yang dipandu oleh pengetahuan yang benar, mengakhiri epidemi yang mematikan dan merevolusi kesehatan masyarakat.
Bersedia dikoreksi? Wajib itu…
Tidak ada orang yang selalu benar, tetapi kekurangan, kegagalan dan koreksilah yang membuat kita bisa belajar menjadi lebih baik serta bisa menerima kekurangan orang lain juga. Kita semua tidak ada yang sempurna.
Setuju?
“Success teaches you nothing. Failure and mistakes teach you everything because they give you the opportunity to grow.” — Deepak Chopra.
“Kesuksesan tidak mengajarkan apa-apa. Kegagalan dan kesalahan mengajarkan segalanya karena mereka memberi Anda kesempatan untuk bertumbuh. — Deepak Chopra.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan