Articles

Manusia Alami & Menghidupi Firman-Nya.

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Manusia Alami & Menghidupi Firman-Nya.

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
1 Korintus 2:14 TB

Salah satu benteng terbesar di hati banyak orang Kristen adalah benteng keraguan. Orang Kristen sering memilih dan memilah kebenaran Injil mana yang ingin mereka percayai, dan mana yang mereka tolak. Ketika keraguan dibiarkan menguasai hidup seseorang, maka teologi, argumen, dan pengalaman pribadi manusia menjadi “tuhan” sejati yang mengatur hidup mereka.

Pada saat saya mengajar, saya didekati oleh seseorang, yang memiliki pengalaman pribadi bertentangan dengan Firman yang baru saja diajarkan. Hal semacam ini berulang kali membuat saya lengah. Namun segera saya diingatkan, bahwa pria atau wanita alami tidak memahami hal-hal dari Roh. Meskipun Firman itu jelas, dalam pikiran orang ini, pengalaman merekalah “bukti” bahwa mereka benar, dan Firman itu salah.

Keraguan akan selalu membentuk dirinya agar dapat menyangkal kebenaran atau mengkritik orang yang membagikan kebenaran. Keraguan itu negatif, pesimis, dan kritis. Menerima janji-janji Allah berarti mengakui bahwa kehidupan orang yang ragu-ragu, berada jauh di bawah apa yang mungkin diterimanya. Daripada mengakui kebutuhan untuk mempercayai Tuhan, jauh lebih mudah untuk meninggikan diri di atas Firman.

Banyak yang menganggap “kepercayaan mereka kepada Tuhan” sebagai tiket emas untuk memperoleh keamanan, di saat berkali-kali mereka tidak “percaya kepada Tuhan.” Yang satu menggunakan pendekatan teologi, sementara yang lainnya dengan membangun persekutuan sejati dengan Tuhan, sehingga tidak memiliki tempat bagi keraguan.

Keraguan merupakan masalah besar dalam budaya kita, baik di dunia sekuler maupun agama. Setan adalah “bapak kebohongan”, dan kebohongan memenuhi berita, politik, dan bahkan gereja.

Satu-satunya obat bagi keraguan manusia duniawi adalah dengan benar-benar mengenal Dia. Paulus menyatakan, “Aku tahu KEPADA SIAPA AKU PERCAYA dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
(2 Timotius 1:12 TB)

Dia tidak mengatakan, “Saya tahu apa yang saya percayai.” Sementara apa yang kita percayai penting, itu hanya relevan ketika itu menghilangkan keraguan dan membangun iman dalam pribadi Yesus Kristus.

  • Barry Bennett –

Beberapa waktu lalu, bersama dengan beberapa teman, kami dinner dengan P. Wanto Ngali and fam. Beliau Marketing Manager di Hongkongland, Navapark, BSD.
Karena beliau dulu menjadi Marketing Manager juga di sebuah Developer Besar X di Surabaya, maka kami pun berbincang-bincang soal properti.

“Ada sesuatu yang unik dengan properti X. Orang-orang yang mengeluhkan mahalnya biaya pemeliharaan properti di X, ketika saya tanya: ibu punya properti di X ga? Ternyata ga punya.,” cerita P. Wanto,
“Tetapi orang-orang yang punya properti di sana, mereka biasa saja. Tidak ada yang komplain.”

Kebetulan kami memang tinggal di perumahan X. Sejujurnya memang nyaman tinggal di sana. Segala fasilitas tersedia.

Nach demikian juga dengan keraguan.
Mengapa kita penuh keraguan?
Karena kita tidak memiliki iman yang teguh.
Bagi orang yang beriman, tidak ada sesuatu yang pantas diragukan lagi….

Kita memiliki janji-janji-Nya, Yesus sudah membayar lunas semuanya di Kayu Salib, It Is Finished!
Untuk meraihnya, tinggal Percaya Saja dan Hidupi!

Semakin lama berjalan bersama-Nya, semakin mengalami, betapa Allah selalu bisa diandalkan!
Keraguan pun makin menipis.
Selama hati dipenuhi firman-Nya, dan kita terus menerus membangun hubungan yang dekat dengan-Nya, maka keraguan tidak memiliki tempat dalam kehidupan kita.

Demikian juga dengan orang-orang yang komplain tentang memberi, protes tentang memberi, karena mereka belum memberi.
Bagi orang yang sudah praktek memberi, dan merasakan buahnya, mereka terpukau dengan bukti janji Tuhan:
Apa yang kamu tabur, itu yang kamu tuai.

Ibarat menanam 1 biji mangga, saat musim panen, buahnya tidak hanya 1 tapi makin lama makin banyak. Hebatnya lagi, setiap musim mangga, akan terus menerus berbuah, panen hingga bertahun-tahun kemudian.
Bahkan mangga di kebun kami di Kota Solo, ditanam Papanya P. Indra sekian puluh tahun lalu.
Papa sudah meninggal lebih dari 23 tahun lalu, tetapi pohon mangga yang ditanam papa masih terus berbuah manis dan dinikmati oleh anak cucunya.
Dahsyat bukan?
Menjadi warisan yang terus dikenang.

Mari kita hidupi dan praktekkan firman-Nya.
Jangan sekedar jadi penonton, mari kita jadi pemain dan nikmati kemenangannya.
Siap? Yuk….

There is power in God’s Word to change your life

Ada kuasa dalam Firman Tuhan untuk mengubah hidup Anda

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Apa Arti Natal Bagi Kita?
Oleh-Oleh dari Ps John Donnelly – Susan & P. Dolfi – B. Nini.
“Mendengar dan Sembuh.”