“Siapa Tuhanmu?”
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
“Siapa Tuhanmu?”
Berbicara secara umum, Tuhan kita adalah sesuatu yang kepadanya kita setia dan tunduk secara terus menerus. Mungkin saja kita mengatakan Yesus adalah Tuhan kita, tetapi jika kita dengan setia tunduk kepada hal-hal lain, hal-hal lain itulah yang benar-benar merupakan tuhan kita.
“Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu.”
Roma 6:16 (TB).
Mari kita lihat contoh seorang pria yang menjadi budak dari keadaannya. Dalam Yohanes, bab 5, terdapat kisah tentang seorang pria yang telah berbaring di tepi Kolam Betesda selama 38 tahun karena penderitaan fisiknya. Dia, bersama dengan banyak orang sakit lainnya, sedang menunggu air yang seharusnya digoncangkan oleh seorang malaikat, orang yang pertama masuk ke dalam air, akan disembuhkan.
Dalam uraian singkat ini, kita dapat melihat bagaimana pria ini tunduk pada dua ‘tuan’ berbeda yang mendominasi hidupnya. Dia budak dari hal-hal yang dia patuhi.
Pertama, dia menjadi budak dari penderitaannya, yang telah mendikte gaya hidupnya selama 38 tahun. Identitas, rutinitas, dan takdirnya berkisar di seputar penyakitnya. Penyakit itu telah menjadi tuannya.
Kedua, dia dikuasai oleh takhayul.
Keyakinannya telah membelenggunya di sekitar kolam itu.
Tidak disebutkan dalam Perjanjian Lama tentang kesembuhan yang datang kepada Bangsa Israel melalui malaikat yang menggoncangkan air kolam. Namun, banyak orang telah ditundukkan karena cerita ini.
“Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ”Maukah engkau sembuh?”
Yohanes 5:6 (TB).
Yesus memberi orang ini pilihan yang baru. Dengan opsi baru ini, artinya penguasa atas penyakit dan takhayul harus dilepaskan cengkeramannya, dan pria tersebut dapat memasuki kebebasan sejati, JIKA dia bersedia melepaskan pegangannya pada ke dua tuan itu!
Sering kali kita membiarkan keadaan, takhayul, ketakutan, dan pemikiran salah menjadi tuan kita, tanpa menyadarinya.
Kita mengklaim bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi kita hidup dalam perbudakan tuhan lainnya.
Kebebasan sejati, termasuk kesembuhan, bisa datang ketika kita memilih untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan kita yang sejati.
Apakah Anda ingin bebas?
Apakah Anda ingin menjadi baik?
Serahkan diri Anda (hati, pikiran, dan takdir Anda) kepada Ketuhanan Yesus.
Tinggalkan ‘ketuhanan’ dari keadaan.
Kebebasan sejati dimulai dengan mengakui adanya ketuhanan perbudakan, memutuskan untuk memecat tuan itu dan memberikan hati Anda kepada orang yang mencintai Anda dan ingin membebaskan Anda. (Yesus)
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Yohanes 8:36 (TB).
[Repost ; “Who is your Lord?”. – Barry Bennett, Penerjemah Yenny Indra].
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
Klik:
https://mpoin.com/