Articles

Mengapa kita bergumul dengan iman.

Kue Kebenaran Injil

Yenny Indra

Mengapa kita bergumul dengan iman.

Banyak orang percaya frustrasi karena mereka tahu apa yang dikatakan Firman tetapi mereka tidak mengalami hasil yang mereka pikir, seharusnya mereka dapatkan. Banyak yang percaya secara mental tetapi iman mengalir dari hati, bukan dari kepala. (Roma 10:10).

Memahami topik tentang otoritas kita di dalam Kristus akan membantu kita memahami bagaimana iman bekerja. Kita harus terbiasa dengan kisah Perwira yang datang kepada Yesus, lalu menjelaskan pemahamannya tentang otoritas.

Sang perwira tahu dia memiliki tentara bawahannya yang akan mematuhi setiap perintahnya. Dia tahu bahwa apapun yang dia katakan akan langsung dilaksanakan. Tidak ada keraguan dalam pikirannya. Dia memahami kuasa otoritas, dan IMAN-NYA MUNCUL DARI OTORITASNYA! Dia memiliki iman yang sempurna dalam wilayah otoritasnya. Bahkan Yesus kagum pada iman orang ini.

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.
Matius 8:10 (TB).

Pergumulan kita mengenai iman, sebenarnya didasari pergumulan untuk memahami otoritas kita. Apa yang kita tahu benar dalam pengajaran tidak selalu diterjemahkan menjadi pewahyuan yang benar di dalam hati kita. Kita tidak yakin akan otoritas kita terhadap penyakit, terutama jika itu ada di tubuh kita sendiri. Kita tidak yakin akan otoritas kita menghadapi rasa takut, kekurangan, atau kekuatan yang menghancurkan yang ada di dunia. Kurangnya keyakinan ini melumpuhkan iman. Kita mungkin mengucapkan kata-kata yang benar berdasarkan doktrin kita yang baik, tetapi pewahyuan tentang otoritas, tidak menetap di dalam hati kita.

Saya bisa memutuskan bagaimana saya akan mengecat rumah saya. Saya memiliki iman yang sempurna untuk melaksanakan keputusan saya. Tapi saya tidak bisa mengecat rumah Anda tanpa wewenang Anda. Saya memiliki otoritas atas anjing saya dan tidak takut akan responnya, tetapi saya tidak memiliki otoritas atas anjing Anda, jadi iman saya untuk memberikan perintah kepada anjing Anda bergantung pada APA YANG SAYA LIHAT, BUKAN PADA APA YANG SAYA PERCAYA! Kita mendasarkan keyakinan kita pada hasil visual, -apa yang kasat mata-, saat kita tidak memahami otoritas kita.
Ijinkan saya mengulangi ini sekali lagi: ketika kita tidak mengetahui otoritas kita di dalam Kristus, kita hidup dengan penglihatan, bukan iman!

Ketika menghadapi penyakit, ‘iman’ kita seringkali bergantung pada symptom atau gejalanya. Jika kita merasa semakin baik, kita percaya bahwa kondisi tubuh kita semakin membaik.
Ini ibarat memukul dan meleset. Berbeda jika kita memiliki pewahyuan tentang otoritas kita terhadap penyakit, kita TAHU bahwa “tentara bawahan kita ” sedang melaksanakan perintah yang kita berikan. Kita memiliki iman yang sempurna.

Iman adalah mengetahui siapa dan apa yang ada di bawah otoritas kita. Iman tidak rumit ketika otoritas ditetapkan. Yesus menyebut iman sebagai seorang hamba dalam Lukas 17:6-9. Ketika kita memiliki pewahyuan tentang wewenang yang kita miliki, maka saat kita berbicara, maka segala sesuatunya akan mentaati perintah kita. Ini bukan masalah besar. Sebaliknya, ketika kita tidak yakin dengan otoritas yang kita miliki, kita berbicara dan berharap sesuatu akan terjadi.

Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
Lukas 10:19 (TB).

[Repost ; “Why we struggle with faith”. – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Apakah Anda Pelaku Firman?
Kemakmuran & Kesejahteraan Sejati
Nilai Persahabatan