“Apa Yang Anda Lihat?”
“Apa Yang Anda Lihat?”
Bagaimana kita memandang diri kita sendiri?
Bagaimana gambaran kita tentang Tuhan?
Jawaban atas dua pertanyaan di atas, akan menentukan kualitas dan arah hidup kita.
Saudara-saudara yang tercinta! Kita sekarang adalah anak-anak Allah, tetapi keadaan kita nanti belum jelas. Namun kita tahu bahwa kalau Kristus datang, kita akan menjadi seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
1 Yohanes 3:2 (BIMK)
Pikirkan tentang kalimat terakhir:
“kita akan menjadi seperti Dia, karena kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (sebagaimana Dia adanya).”
Ketika saya memikirkan hal ini, saya menyadari bahwa yang dikatakan-Nya adalah: kita menjadi seperti apa yang kita lihat.
Sebagaimana kita “melihat” Tuhan, demikian pula kita “melihat” diri kita sendiri, yang pada akhirnya akan menentukan jalan hidup kita.
Nasib Bangsa Israel berubah, karena gambaran di dalam batinnya yang merasa rendah diri dan penuh keraguan terhadap janji Tuhan.
Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa……, dan kami lihat diri kami seperti belalang…….”
Bilangan 13:33 (TB)
Bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri, menentukan masa depan mereka. Tuhan memiliki rancangan masa depan yang sangat berbeda untuk Bangsa Israel, tetapi citra diri mereka yang merasa rendah dan kalah, menghalangi tujuan dan penyediaan Tuhan.
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
Amsal 23:7 (TB)
Citra diri kita yang salah bisa berakibat fatal.
Jika kita melihat diri kita sebagai orang yang lebih rendah, menjadi korban, lemah, tidak memenuhi syarat atau tidak berharga, hidup kita akan menjadi selaras dengan gambaran itu.
Jika kita melihat Tuhan sebagai Tuhan yang misterius, tidak diragukan lagi, Dia tidak menyukai diri kita, maka kita akan berhubungan dengan Tuhan, lebih sebagai sumber masalah kita daripada sebagai sumber kemenangan dan hidup yang berkelimpahan.
Terlalu banyak orang percaya yang menjalani kehidupan yang sulit, karena apa yang “dilihat” di dalam hati mereka. Mereka telah merangkul mentalitas sebagai korban dan memiliki kekecewaan kepada Tuhan secara umum, sehingga citra itu yang mengendalikan hidup mereka.
Beranikah kita membiarkan Tuhan mendefinisikan ulang diri kita?
Bersediakah kita bekerja sama menggenapi visi-Nya?
Bersediakah kita memutuskan melihat Bapa sebagaimana Yesus menggambarkan Bapa?
Sampai kita berani mengubah apa yang kita “lihat”, kita tidak akan pernah mengalami apa yang telah Dia diberikan-Nya.
[Repost ; “What Do You See?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].