Tetap Ibadah Konvensional Or Tidak? Gereja Takut Corona?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Tetap Ibadah Konvensional Or Tidak? Gereja Takut Corona?
Di sosmed ramai teman-teman yang adu argumentasi dengan banyaknya gereja mengadakan ibadah online sesuai ajuran pemerintah.
Pihak yang satu, memilih bersikap bijak sesuai dengan ajaran Raja Sulaiman/Salomo: Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Sedang pihak lainnya menganggap gereja tidak beriman. Masakan Tuhan kita kalah dengan Virus Corona?
Lalu saya menonton video Andrew Womack dalam menyikapi hal ini. Saya suka!
Andrew menjelaskan beliau sama sekali tidak takut terhadap Virus Corona. Apalagi Andrew sudah 50 tahun hanya pernah sakit 2 kali, itu pun karena ‘kebodohannya’, ujarnya.
Suatu ketika dia baru pulang dari United Kingdom, ternyata ada kerusakan pada ledengnya. Langsung diperbaiki, setelah perjalanan yang begitu melelahkan dan perbedaan waktu, hingga berjam-jam pula. Sakitlah dia, karena kurang berhikmat.
Andrew beberapa kali berdoa, dan orang mati bangkit, termasuk putranya sendiri yang sudah meninggal selama 5 jam dan sudah dimasukkan dalam peti es.
Masuk akal, imannya mumpuni.
Tetapi tidak semua murid-murid Sekolah Charis di Colorado, USA, memiliki iman sebesar itu.
Dari penampilan luar semua orang nampak sama, namun sesungguhnya iman mereka beragam.
Mungkin saja diantara mereka ada yang lemah imannya, akibatnya bisa terserang corona.
Oleh karena itu, Andrew memilih meliburkan murid-murid dan sekolah dijalankan secara online.
Saya juga membaca kesaksian John G Lake, ketika di Afrika membantu menangani penyakit menular yang mematikan, di mana virus dan bakteri yang mengenai dia, justru mati.
Dahsyat sekali. Hingga Mahatma Gandhi pun memujinya.
Pertanyaannya:
Berapa banyak di antara kita yang punya iman sebesar John G Lake?
https://www.lifemission.org.za/about/john-g-lake/.
Bagaimana dengan saya pribadi?
Saya yakin perlindungan Tuhan itu sempurna.
Iman saya masih jauh dari iman Andrew & John G. Lake, tetapi saya sudah beberapa kali mengalami kesembuhan supranatural: sembuh dari hipertiroid, sakit telinga, pilek dll. Artinya punya pengalaman, memang Tuhan menyembuhkan secara supranatural. Iman saya tidak goyah.
Takutkah?
Belajar dari pengalaman dalam proses sembuh dari hipertirod, ketika takut, iblis tidak menunda serangannya. Begitu ketakutan mencekam, iblis punya pijakan, sehingga saya yang tengah dalam proses kesembuhan – berat badan naik menuju normal- dalam sekejap drop, lebih parah dari semula..
Karena itu saya menolak takut.
Caranya?
Saya fokus pada apa yang Tuhan katakan. Bukan pada berita-berita tentang corona yang kian mencekam.
Deklarasi janji Tuhan agar diingatkan dan telinga saya mendengar senantiasa bahwa Tuhan sudah berjanji melindungi.
Tuhan saya Maha-besar dan terbukti bisa diandalkan. Ke mana fokus kita, itu menunjukkan kepada siapa kita beriman.
Iman timbul karena pendengaran, pendengaran oleh firman Tuhan.
Jika Allah dipihakku, siapa dapat melawan aku?
Mari kita menyikapi segala yang terjadi dengan bijak. Salah satu yang Tuhan ajarkan, agar taat kepada pemerintah, itu juga bukti iman dan taat kepada firman-Nya.
Setuju?
Then once more you will see that I make a distinction between the righteous and the wicked, between the one who serves God and the one who does not.
Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang yang menolak-Nya, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepadaNya.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN