Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Mengapa Hidupku Tidak Berubah?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengapa Hidupku Tidak Berubah?

Sudah 2 bulan kami tidak ke Tangerang. Ketika tiba di rumah BSD, alamak…. Kebun ditumbuhi rumput liar.
Kami sedang mengisi perabotan, jadi sebetulnya rumah belum resmi dihuni.
P. Indra senang menanam buah-buahan jadi begitu serah terima, kebun langsung ditanami rumput gajah dan beberapa pohon buah-buahan.
Segera order beberapa petugas go-clean untuk mencabut rumput liar.

Ada beberapa rumput yang sudah agak tinggi. Heran juga, pohon mangga ditinggal 2 bulan tidak kelihatan bedanya. Sebaliknya, rumput liar yang 2 bulan lalu sama sekali tidak nampak, sekarang sudah tinggi. Yang buruk memang berkembang jauh lebih cepat daripada yang baik.

Dari balik jendela kaca saya melihat sang petugas go-clean dengan bersusah payah, harus menggunakan alat menusuk tanah disekeliling rumput liar, barulah rumput bisa dicabut. Rupanya, meski rumput tidak terlalu tinggi, akarnya sudah banyak dan cukup dalam masuk ke dalam tanah.
Ketika dibiarkan, rumput liar tumbuh di mana-mana. Jauh lebih sulit membersihkannya, dibanding jika kita merawat dan menyianginya setiap hari.

Ingatan pun melayang, hal ini sama dengan kebun pikiran kita, ketika dibiarkan, berbagai ‘tanaman’ yang tidak diharapkan tumbuh semaunya.
Hingga suatu saat, pikiran kita penuh dengan aneka gulma yang tumbuh di sana.

Banyak orang mengeluh, mengapa hidupku tidak berubah dan nasibku tak kunjung beranjak, padahal sudah beribadah kepada Tuhan?
Apakah Tuhan tidak adil?

Pemikiran baik, hal-hal yang bermanfaat, bagaikan rumput gajah di kebun saya. Seharusnya, seluruh kebun diisi oleh rumput gajah yang hijau asri , sementara pohon mangga, kelengkeng, nangka menjulang tinggi dengan buah-buah di dahannya. Indah bukan?

Namun karena tidak dirawat, tanaman gulma yang mengisi kebun pikiran. Dan apa yang ada dalam pikiran, itu tidak kelihatan. Kita hanya bisa melihat seseorang dari penampilan luarnya.
Apalagi saat di tempat ibadah, semua orang nampak seperti ‘malaikat’.

Ketika orang itu mengeluh, mengapa hidupnya tidak berubah?
Jawabannya ada 2 kemungkinan.

1. Pikirannya penuh dengan gulma, sehingga membunuh pohon-pohon buah yang ada di sana. Kalau pun pohon itu bisa berbuah, tentunya hasilnya tidak maksimal. Masuk akal jika hasilnya terbatas.

2. Orang ini sudah berubah. Ibaratnya, rumput liar sedang dalam proses dicabuti. Nach pohon-pohon buah-buahan yang ada di sana sekarang sudah lebih baik kondisinya, tetapi butuh waktu untuk berbuah lebat. Selain rumput liar dicabut, perlu juga diberi pupuk dan disirami secara teratur agar hasil panen maksimal.
Artinya, tidak hanya stop memikirkan hal-hal berdosa saja, namun perlu memperbaharui pikiran sesuai firman Tuhan dan melakukannya, sehingga hidup kita sesuai dengan kehendak Allah.
Semua butuh proses dan waktu sebelum panen besar-besaran.
Make Sense?

Hukum Kehidupan adalah hukum tabur tuai. Hukum ini tidak pernah menipu dan tidak bisa dicurangi.
Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai.
Mustahil bin mustahal, meski pun kita berdoa puasa 40 hari 40 malam, menanam biji tomat koq mau berbuah durian musangking kesukaan saya …
Hukum Tuhan senantiasa bisa dipercaya.
Buah tidak akan lari dari jenis benih yang ditanam.

Stop being deceived; God is not to be ridiculed. A person harvests whatever he plants

Janganlah tertipu. Allah tidak bisa dipermainkan! Apa yang ditanam seseorang, itulah yang dituainya.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Penyesalan
Arti Cinta.
Surrender-Berserah