Di Sini Aku Berdiri!
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Di Sini Aku Berdiri!
Martin Luther bukan orang yang mudah goyah. Pada tahun 1521, di hadapan para penguasa gereja dan pemerintahan yang bisa saja menjatuhkan hukuman mati kepadanya, dia tetap berdiri teguh. Mereka berkata, “Cabut saja pernyataanmu. Kami akan bersihkan semuanya. Kamu akan bebas.”
Tapi Luther menjawab dengan kalimat yang kemudian menggema sepanjang sejarah:
“Di sinilah aku berdiri. Aku tidak dapat berbuat lain.”
“Kecuali aku diyakinkan oleh Kitab Suci atau oleh akal sehat yang jelas… aku tidak bisa dan tidak akan mencabut apa pun. Sebab tidak aman dan tidak benar bertindak melawan hati nurani. Di sinilah aku berdiri. Aku tidak dapat berbuat lain. Kiranya Tuhan menolong aku. Amin.”
Kata-kata ini bukan hanya kalimat berani-ini adalah suara hati seorang anak Tuhan yang memilih Firman di atas keselamatan pribadi.
Apa yang membuat seorang manusia biasa bisa begitu berani?
Kebenaran!
Luther sudah menemukan kebenaran dalam Firman Tuhan—*keselamatan itu karena kasih karunia oleh iman, bukan karena perbuatan baik.*
Itu bertentangan dengan pengajaran gereja pada zamannya. Tapi ketika Tuhan membuka mata rohaninya, dia tahu: tidak ada jalan kembali. Kebenaran itu lebih kuat dari tekanan, lebih bernilai dari nyawa sekalipun.
Kita hidup di zaman yang berbeda, tapi tantangannya tak kalah besar. Sekarang, kita hidup di dunia yang bisa memalsukan apa saja. Foto bisa dimanipulasi. Video bisa dipalsukan. Bahkan suara kita bisa ditiru. Dengan teknologi AI, sangat mungkin seseorang dijebak melalui “bukti” yang kelihatannya nyata, padahal palsu.
Kita tidak bisa lagi percaya begitu saja pada apa yang kita lihat atau dengar.
Karena mata dan telinga bisa tertipu. Maka kita perlu satu dasar yang tak tergoyahkan.
Apa itu?
Firman Tuhan.
Yesus berkata, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi firman-Ku tidak akan berlalu.”
Ketika semua yang kita anggap nyata bisa diputarbalikkan, hanya Firman Tuhan yang tetap teguh.
Itulah sebabnya kita harus kembali ke dasar.
Dan bukan hanya kembali, tetapi bertumbuh menuju kedewasaan.
Kitab Ibrani berkata,
“Marilah kita bertumbuh menuju kedewasaan rohani.”
Itu berarti ada proses yang perlu kita lewati.
Seperti emas yang dimurnikan oleh api, kita juga harus diproses—semua pemikiran yang tidak sesuai Firman harus dibuang. Pendapat orang, asumsi dunia, bahkan pengalaman pribadi sekalipun—semuanya harus ditimbang dengan kebenaran Firman.
Pertumbuhan rohani bukan sekadar tahu lebih banyak ayat.
Bukan sekadar ikut lebih banyak seminar.
Tapi bagaimana kita hidup dan berdiri di atas kebenaran saat keadaan mendesak.
Ketika ada tawaran kompromi.
Saat iman kita dipertanyakan.
Atau ketika kita tidak melihat hasil dari iman kita dengan segera.
Apakah kita masih bisa berkata, “Di sinilah aku berdiri”?
Tahun ini, saya rindu untuk terus mendorong kita semua: kembali ke dasar-dasar kebenaran.
Bukan supaya kita berhenti di sana, tetapi untuk bertumbuh makin dewasa dalam Kristus.
Akar yang kuat akan menopang pohon besar. Tanpa akar, pohon tinggi mudah tumbang.
Demikian juga kita.
Jika dasar hidup kita adalah Firman Tuhan—yang tidak berubah, tidak tergoyahkan—maka kita bisa tetap berdiri walau badai datang.
Firman itu lebih nyata daripada apa yang kita lihat.
Lebih dapat dipercaya daripada berita, media sosial, atau perasaan kita sendiri.
Dan ketika dunia semakin kabur antara yang benar dan yang palsu,
kita butuh suara yang pasti: suara Tuhan melalui Firman-Nya.
Jadi…
Saat nanti godaan datang, tekanan meningkat, dan dunia menawarkan jalan pintas,
ingat Martin Luther—dan ingat Firman Tuhan.
Karena pada akhirnya, kita semua akan sampai di titik di mana kita harus memilih.
Dan pada saat itu, kita bisa berkata dengan iman penuh:
“Di sinilah aku berdiri. Aku tidak akan mundur.”
Siap praktik? Yuk…..
Watchman Nee
*”God will never ask you to stand on feelings, but He always asks you to stand on His Word.” – Watchman Nee*
*”Tuhan tidak pernah meminta kita berdiri di atas perasaan, tetapi selalu meminta kita berdiri di atas Firman-Nya.” – Watchman Nee.*
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan