Articles

Pelajaran Dari Kehidupan Anthony Robbins & Ayahnya…

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Pelajaran Dari Kehidupan Anthony Robbins & Ayahnya…

Putri bungsu saya, Michelle, baru saja join seminar Anthony Robbins di NYC “Unleash The Power Within”. Menarik sekali ceritanya. Dan betul-betul bisa mengubah pola pikir Michelle dengan cara pandang yang baru.

Memancing rasa penasaran saya untuk menggali, mengapa Tonny Robbins bisa sedemikian hebat. Meski sesungguhnya saya sudah membaca buku-bukunya puluhan tahun lalu.

Dan apa yang diceritakan Tonny Robbins tentang masa lalunya, membuat saya terperangah.

Kisah hidup Tony Robbins merupakan bukti nyata transformasi dari kesulitan menuju keberhasilan.
Lahir dalam keluarga miskin, Tony tumbuh dengan empat ayah tiri yang berbeda dan seorang ibu yang bermasalah dengan alkohol serta kekerasan.

Sejak kecil, ia sering menghadapi situasi sulit, seperti kelaparan dan konflik keluarga. Namun, pengalaman ini membentuk tekadnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Saat Tony berusia 11 tahun, keluarganya sedang kekurangan makanan pada Hari Thanksgiving, seorang pria asing datang membawa kantong penuh bahan makanan.
Bagi Tony, momen ini memberi harapan bahwa kebaikan masih ada di dunia.
Namun, ayahnya melihat bantuan itu sebagai penghinaan terhadap harga dirinya.
Perbedaan pandangan ini menyoroti dua respons yang sangat kontras terhadap kesulitan: penghargaan versus penolakan.
Pengalaman tidak menyenangkan ini justru mendorong Tony belajar fokus pada rasa syukur dan peluang, bukan rasa malu. Bantuan tak terduga, pertanda Tuhan itu peduli. Harapan bagi masa depan masih ada.

Kejadian itu menjadi pemicu pertengkaran sang ayah dengan sang ibu.
“Kamu laki-laki yang tidak berguna, tidak bisa mencukupi kebutuhan keluargamu…”, demikian kata ibu Tony dalam murkanya.

Di Usia 17 Tahun, Tony, yang saat itu bekerja sebagai tukang bersih-bersih dengan gaji $40 per minggu, memutuskan untuk menghabiskan $35 untuk menghadiri seminar Jim Rohn. *Ia terinspirasi oleh ajaran Rohn tentang tanggung jawab pribadi dan potensi manusia.*
Investasi ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memicu minat besar untuk memahami apa yang membuat seseorang berhasil sementara yang lain gagal.

Wow…. sungguh teladan yang sangat baik. Sementara banyak orang merasa sayang membeli buku, belajar dan mengikuti seminar, justru memilih untuk menghabiskan dananya untuk sekedar makan dan bersenang-senang.

Perubahan mindset dan pola pikir ke arah yang baik itu tidak tergantikan. Dan akan membawa kita naik level yang tinggi serta berkualitas. Apalagi saat kita membangun relationship yang dekat dan intim dengan Tuhan, maka tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.

Nach … Tony bercerita, menjelang ayahnya meninggal dunia, dia mengungkapkan hidupnya yang penuh penyesalan.
Dia berujar, “I am a bastard, – saya seorang bajingan”. Kata-kata ini mencerminkan rasa gagal dan kekecewaan yang mendalam…. namun sepanjang hidupnya, dia memilih menjadi victim – korban. Makian ibu Tony, membuatnya terluka tetapi dia memilih membiarkan dirinya terpuruk di sana. Tidak berusaha berubah.

Sebaliknya, Tony Robbins memilih jalan yang berlawanan: ia berkomitmen untuk memberi makna pada hidupnya dengan melayani orang lain dan menyebarkan pesan harapan.

Tony Robbins menjadi penulis buku terlaris, pembicara internasional, dan pelatih kehidupan. Ia telah membantu lebih dari 100 juta orang di 195 negara melalui seminar, buku, dan program pelatihannya.

Prinsip utamanya: “Rahasia kehidupan adalah memberi.” Ia percaya bahwa dengan memberi, seseorang menemukan makna sejati dalam hidup.

Hhhmmm… ternyata pepatah “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” tidaklah selalu benar.
Tony Robbins buktinya. Bahkan dia mampu menjadi pribadi yang sangat sukses dan mempengaruhi dunia, bertolak belakang dengan ayahnya. Semua tergantung pilihan masing-masing.

********
Michelle bertanya apa bedanya belajar pada motivator seperti Tony Robbins dan belajar melalui firman Tuhan?

Kita membutuhkan keduanya dan saling melengkapi.
Sesungguhnya semua ilmu pengetahuan dan buku bagus yang ditulis, hikmatnya dari Tuhan dan firman-Nya.

Guru saya, Dean Radtke, yang merupakan konsultan bisnis di tingkat dunia, menjabarkan bahwa prinsip-prinsip dari buku bisnis serta program pelatihannya yang terkenal, sumbernya Kitab Amsal yang hikmatnya dari Raja Salomo alias Raja Sulaiman, raja terkaya yang pernah hidup di dunia ini.

Guru yang lain, Billy Epperhart pemilik Wealth Builders dan berbagai bisnis lainnya, bersama Paul Milligan pengusaha sukses yang hobbinya jual beli perusahaan, mereka sebegitu suksesnya karena mampu menerjemahkan prinsip-prinsip yang Tuhan ajarkan ke dalam bisnisnya.

Nach buku-buku pengembangan diri, buku bisnis dan berbagai pengetahuan lainnya, menolong dan memudahkan kita menerapkan prinsip-prinsip firman secara praktis. Sudah dikemas sesuai situasi masa kini, lengkap dengan contoh-contoh kasusnya.

Tetapi semua ini dimulai dari luar, lalu diusahakan masuk ke dalam diri kita. Bergantung pada kekuatan dan kemampuan kita menyerapnya dan seberapa banyak bisa mengubah pola pikir dan cara pandang kita.
Dengan cara demikian, kesabaran, pengendalian diri itu diusahakan oleh kita sendiri. Biasanya tidak bertahan lama. Bisa sich sabar sementara…. dengan menekan emosi melalui pertimbangan rasional. Tetapi kemarahan yang ditekan, suatu ketika bisa meledak.

Ketika kita membangun hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan, maka Tuhan melalui firman-Nya yang akan mengubah kita secara natural dari dalam ke luar.
Why?
Karena firman Tuhan itu roh, hidup dan berkuasa mengubah kita semakin hari semakin serupa dengan-Nya.
Effortless Change tercipta. Perubahan tanpa usaha.
Kita menjadi sabar dan mampu mengendalikan diri, bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan karena Tuhan yang mengerjakannya dari dalam.
Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri adalah Buah Roh karena kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, semua itu muncul sebagai buahnya.

Yang ideal, kita membangun baik dari dalam mau pun dari luar.
Sehingga karakter Allah terbentuk dari dalam, dan ketrampilan menggunakan strategi yang praktis, aktual dan tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan di jaman ini, kita pelajari dari luar ke dalam.

Mari kita menjadi pribadi bijak yang terampil baik dari luar mau pun dari dalam.
Setuju?

“Each life is made up of mistakes and learning, waiting and growing, practicing patience and being persistent. At the end of it, we must ask ourselves: Did we live for God’s glory?” – Billy Graham.

Setiap kehidupan terdiri dari kesalahan dan belajar, menunggu dan bertumbuh, berlatih kesabaran dan menjadi gigih. Pada akhirnya, kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah kita hidup untuk kemuliaan Allah? Billy Graham.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas
#BerkatBagiSesama

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Kisah Unik Di Balik Artikel “Sudahkah Hidup Kita Berdampak?”
Seruput Kopi Cantik & Give Your Gift Away….
Berdoa Kepada Diri Sendiri? Hah…. Koq Bisa???