Bila Tidak Ada Visi……
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Bila Tidak Ada Visi……
“Suamiku bilang, kita ini menghabiskan waktu menunggu kematian…. ,” ujar Ani.
Oh….
Padahal Ani dan Budi, suaminya, pasangan yang sukses menurut ukuran dunia. Mereka memutuskan untuk pensiun dan hidup dari menyewakan aset-asetnya yang tersebar di berbagai kota di Pulau Jawa. Rukonya di Jakarta saja ratusan jumlahnya. Lebih dari cukup untuk hidup mewah. Tidak heran pasangan ini kerap mentraktir teman-temannya liburan atau sekedar makan.
“Bosan… sepi klo ga ada teman,” ujar Ani, “Anak-anak sudah punya keluarga dan kesibukan masing-masing. Bersama mereka juga gak mudah… makanannya saja gak cocok. Cucuku suka keju dan makanan bule. Suamiku gak doyan.”
Where there is no vision, the people perish: but he that keepeth the law, happy is he. – Bila tidak ada visi, binasalah rakyat, tetapi siapa menaati hukum (Tuhan), berbahagialah dia, demikian ungkapan terkenal Raja Salomo.
Ketika hidup ini tidak memiliki tujuan, hidup jadi membosankan. Meski punya tujuan, jika fokusnya hanya memikirkan diri sendiri, tidak bahagia juga.
Raja Salomo berujar memikirkan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya saja, bagaikan si lintah.
Si lintah mempunyai dua anak perempuan: “Untukku!” dan “Untukku!” Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: “Cukup!”
Semakin memikirkan diri sendiri, bak minum air laut, makin haus dan makin haus lagi.
Kebahagiaan diperoleh ketika kita memberi diri kepada orang lain. Terlebih berkat memberi daripada menerima.
Itulah sebabnya Tuhan mengajar kita, Diberkati Untuk Memberkati Orang Lain. Itulah Kunci Kepuasan Hidup.
Itulah sebabnya Bob Bufford menegaskan, tidak ada pensiun dalam kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan. Saat anak-anak sudah mandiri, itulah saatnya kita memasuki sesi ke dua kehidupan, di mana fokus kita adalah menjalani hidup untuk membangun warisan abadi bagi generasi mendatang. Membangun hidup yang berdampak dan meninggalkan jejak yang mempermuliakan Nama Tuhan, menjadi teladan serta tetap dikenang saat kita sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Visi membangun sesuatu yang kekal inilah yang membuat hidup kita senantiasa bersemangat, bergairah dan bersukacita melihat buah-buah pelayanan kita yang mengubah hidup banyak orang menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhan.
Tidak peduli apa agamanya, karena di surga kelak tidak akan ada label atau kotak-kotak lagi, yang terpenting: apakah kita memiliki hubungan pribadi dengan Allah dan mengenal-Nya dengan intim?
Saat tidak memiliki Visi Allah, mudah sekali terjadi perpecahan.
Lupa bahwa setiap kita diciptakan Tuhan unik, limited edition, satu-satunya, spesial, dan membawa misi Tuhan yang tak tergantikan.
Satu-satunya cara meraih hidup yang penuh, utuh, bermakna adalah dengan memenuhi tujuan tersebut.
Saat bersama teman-teman yang memiliki visi yang sama, kita dapat saling bahu membahu merealisasikan visi tsb.
Kita semua satu tubuh, anggota tubuh yang berbeda: ada mata, telinga, tangan, kaki dll, fungsinya juga berbeda tetapi saling membutuhkan, agar tubuh itu dapat berfungsi maksimal.
Mengapa kerap terjadi perpecahan?
Karena tidak ada Visi.
Saat tidak ada Visi, kecenderungan manusia, suka membandingkan diri satu sama lainnya. Timbullah pertengkaran, iri hati, saling bersaing dsb.
Siapa yang lebih hebat, lebih penting, protes mengapa suaraku tidak didengar?
Sebaliknya, ketika semua bekerjasama merealisasikan Visi, masing-masing mengejar sesuatu yang lebih besar dari dirinya: sesuatu yang kekal & untuk kemuliaan-Nya….
Masing-masing akan saling mengalah, bersama-sama belajar menghidupi firman-Nya serta bersedia berubah serta bertumbuh, demi tercapainya Visi.
Allahlah yang menjadi tujuan serta teladan.
Terbukti prinsip ini:
Bila tidak ada visi, binasalah rakyat, tetapi siapa menaati hukum (Tuhan), berbahagialah dia.
Ingin Berbahagia?
Taati Hukum Tuhan.
*******
Andrew Womnack dengan lugas berkata, “Pertengkaran terjadi karena kesombongan”
Guuubbbrraaaak…..
Ga ada ya… orang yang mau dikatain sombong.
“Saya gak sombong. Saya justru merasa rendah diri.”, bantah seseorang.
Definisi sombong menurut Andrew berbeda dengan sombong pada umumnya, yang suka pamer, merasa lebih hebat daripada orang lain.
Tetapi orang yang sombong intinya adalah orang yang berpusat pada diri sendiri.
Istilah lainnya: Egois. Dan keegoisan sebenarnya adalah akar dari semua kesedihan. Orang berduka atau tidak bahagia karena berbagai alasan. Namun, jika mereka menganalisisnya, mereka akan menemukan bahwa hal itu selalu merupakan akibat tidak memperoleh apa yang diinginkannya. Jadi, jawaban untuk mengatasi kesedihan dapat ditemukan dengan menangani diri kita sendiri.
Misalnya, masalah keuangan sering kali muncul ketika kita berusaha hidup melebihi kemampuan kita, berupaya memenuhi hasrat egois. Keegoisan kitalah yang mengubah keinginan menjadi kebutuhan dan kemudian kebutuhan itu menjadi krisis pribadi.
Gengsi, Harga Diri terluka, manusiawi sekali…. umum…
Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.
Masalahnya setelah menjadi orang yang percaya Tuhan, seharusnya karakter Allah yang muncul dari pribadi kita.
Ini bukan terjadi secara otomatis, melainkan dengan memperbaharui pikiran kita sesuai dengan firman-Nya karena Firman itulah Allah.
Sejujurnya, saya pun jatuh bangun terus menerus belajar agar semakin serupa dengan Dia. Tidak mudah.
Ketika pulang ke rumah Tuhan, semua kita tinggalkan. Hanya karakter inilah yang bisa kita persembahkan kepada Tuhan. Apakah orang-orang di sekeliling kita bisa melihat Tuhan melalui kita?
Tuhan menciptakan kita untuk menjalani hidup dengan fokus kepada-Nya. Tujuan-Nya sejak awal adalah agar kita “sadar akan Tuhan”, bukan “sadar akan diri sendiri”.
Dengan cara fokus kepada Tuhan, meninggikan Dia senantiasa, maka karakter-Nya menjadi karakter kita.
Ketika menggenapi tujuan Tuhan dalam menciptakan kita, hidup itu jadi memuaskan, penuh arti, bermakna akibatnya gak sibuk ngurusin hal-hal yang sepele dan gak penting… gak lagi gampang tersinggung oleh hal yang remeh-remeh.
“Gapapa saya mengalah, yang penting tujuan Tuhan tercapai dan nama Tuhan dipermuliakan.
Kan ada misi Tuhan yang besar yang harus direalisasikan. Betul ga? Makes sense bukan?
Siap praktik?
“Where there is No Vision, There is no Hope” ~ George Washington Carver.
“Jika Tidak Ada Visi, Tidak Ada Harapan” ~ George Washington Carver.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan