Banyak orang yang membangun hubungan dengan Tuhan setelah sepanjang hari menghabiskan kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan. Mereka sedemikian tertekan oleh banyaknya tugas yang harus dikerjakan, tuntutan multitasking – harus mampu menyelesaikan beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan -, dan berharap bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Mungkin, di penghujung hari yang melelahkan ini, mereka meminta Tuhan untuk memberkati atau menghibur mereka.
Tahukah kita sesungguhnya semua yang kita butuhkan untuk meraih hidup yang berkelimpahan serta berkemenangan sudah tersedia bagi kita?
“Demikianlah firman-Ku….seperti hujan yang mengairi bumi dan membuatnya berkembang biak dan bertunas….itu memberi benih kepada penabur…dan tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan memenuhi apa yang Aku kehendaki, dan akan berhasil dalam hal yang Aku suruhkan kepadanya.” (Yes. 55:10-11 diadaptasi)
Semua yang kita butuhkan sudah tersedia di dalam Firman-Nya. Firman Tuhan merupakan benih yang mengandung sifat serta tujuan Allah. Benih dirancang untuk menghasilkan peningkatan dan kelimpahan. Kedamaian, sukacita, iman, kasih, kesehatan, kemenangan, dan kemakmuran, semuanya hidup dan terkandung di dalam Firman Tuhan. Tetapi benih firman harus ditaburkan. Ditanam.
Ketika benih ditempatkan di lingkungan yang tepat (tanah yang baik), ia akan menghasilkan buah sesuai dengan sifatnya. Ketika firman Tuhan ditaburkan ke dalam hati dan lingkungan kita, firman itu juga akan menghasilkan buah sesuai dengan sifatnya. Benih akan mencapai tujuannya.
Firman-Nya juga seperti hujan. Dalam pengertian demikian, Firman-Nya (hujan) menyirami Firman-Nya (benih). Semakin banyak kita melepaskan Firman Tuhan ke dalam setiap situasi kehidupan, berarti kita menabur dan menyiram pada saat yang sama. Kita seharusnya mengharapkan panen yang berlimpah-limpah!
Benih ketakutan, keraguan, ketidakpercayaan, kepahitan dan pelanggaran juga akan menghasilkan sesuai dengan sifatnya. Hati kitalah yang menentukan sifat benih yang kita taburkan. (Mat. 12:34-35)
Biarkan Firman Tuhan bekerja dalam kehidupan kita. Pisahkan diri kita dari segala sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Resapi dan biarkan hidup di dalamnya. Deklarasikan. Berikan ruang untuk bertumbuh.
“Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.” Amsal 4:20?-?22 TB
Benih Firman Tuhan tidak pernah gagal untuk mencapai tujuannya, tetapi kondisi tanah hati kitalah, yang menentukan benih itu akan tumbuh berbuah atau justru mati.
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23 TB
Hidup kita merupakan gambaran dari apa yang tersimpan di dalam hati kita. Apa yang kita “makan”, – yang kita ijinkan masuk -, akan menentukan apa yang diproduksi oleh hati kita: melalui pikiran, kata-kata, dan tindakan.
Mereka yang ‘memakan’ berbagai berita, baik berita Hollywood, olahraga, gosip, dan kritik, akan menjadi selaras dengan lingkungan itu, dan dari hati mereka akan muncul perasaan, pikiran, kata-kata, serta tindakan sesuai dengan yang ditontonnya. Jika hati kita tidak terus dipelihara oleh Firman-Nya yang merupakan Roh dan hidup, maka kita membatasi kasih karunia Tuhan yang tersedia untuk meraih hidup yang berkelimpahan.
“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Matius 12:35 TB
“Harta karun” di dalam hati itu memiliki sumber. Sumbernya merupakan kumpulan apa yang kita makan, di mana kita meluangkan waktu, dan apa yang kita renungkan.
Sangat penting untuk memahami kekuatan hati! “. . . Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Matius 12:34 TB
Kata-kata membawa kehidupan dan kematian, iman dan ketakutan, berkat atau kutukan. Kata-kata datang dari hati.
Pikiran ganda alias double minded adalah masalah hati. “… sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Yakobus 4:8 TB
Mereka yang selalu dihantui kebingungan dan terus bergumul dengan keraguan, memiliki masalah hati. Apa yang kita ‘makan’ akan membentuk pemikiran, perasaan, kata-kata, dan tindakan kita.
“Jaga hatimu dengan segala kewaspadaan!” Beri makan diri kita dengan janji-janji Tuhan, pujian serta ucapan syukur. Pilihlah untuk menjadi pemberi berkat, suka berbagi, dan orang yang senantiasa mengucapkan kata-kata kehidupan, pengharapan, serta iman. Saat kita menghasilkan “hal-hal yang baik,” panen berkat Tuhan akan mengejar kita.
Siap praktik? Yuk….
My son, do not forget my teaching, but let your heart keep my commandments
Anakku, jangan lupakan ajaranku, tetapi biarkan hatimu menuruti perintahku
Sumber: Barry Bennett
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Salah satu manfaat terbesar dari keselamatan kita adalah kemampuan mendengar Tuhan berbicara kepada kita secara pribadi. Tidak ada hubungan yang intim dengan Bapa surgawi tanpa mendengarkan-Nya. Meski sesungguhnya, semudah kita berbicara kepada-Nya, rata-rata orang Kristen mengalami kesulitan mendengar suara-Nya. Hal ini berlawanan dengan keinginan Tuhan.
Belajar membedakan suara Tuhan dengan jelas, sangatlah berharga. Supaya kita tidak menjalani hidup secara membabi buta, sehingga kita bisa memiliki hikmat Tuhan yang membimbing dan melindungi kita. Tidak seorang pun yang mampu mendengarkan Tuhan dan menerima kebenaran, yang hidupnya tidak berubah secara radikal. Pernikahan yang paling buruk pun, dengan satu kata dari Tuhan, akan mengalami perubahan haluan secara total. Jika kita sedang menderita atau sakit, satu pewahyuan firman Tuhan yang dihidupkan akan langsung menyembuhkannya. Jika kita berada dalam krisis keuangan, Tuhan tahu persis bagaimana cara membalikkan keadaan kita. Semua hanya masalah bagaimana mendengarkan suara-Nya.
Tuhan terus-menerus berbicara kepada kita dan memberi kita arahan-Nya. Bukannya Tuhan tidak berbicara, tetapi kitalah yang tidak mendengar. Yesus membuat beberapa pernyataan radikal tentang mendengarkan suara-Nya dalam Yohanes 10:3-5. Dia berbicara tentang diri-Nya sebagai Gembala domba dan satu-satunya jalan untuk memasuki ke kandang domba.
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Yohanes 10:3-5 (TB).
Perhatikan, Dia berkata dalam ayat 3, domba-domba-Nya mendengarkan suara-Nya. Dia tidak mengatakan domba-Nya DAPAT mendengar suara-Nya atau HARUS mendengar suara-Nya. Dia membuat pernyataan tegas bahwa domba-Nya mendengarkan suara-Nya.
Kebanyakan orang Kristen akan mempertanyakan keakuratan pernyataan itu karena pengalaman mereka tidak sejalan. Bukannya apa yang Yesus katakan itu salah; Semua orang percaya yang sejati tidak hanya bisa, tetapi selalu mendengar suara Tuhan; hanya saja, mereka tidak mengenali bahwa apa yang mereka dengar itu adalah suara Tuhan.
Stasiun radio dan televisi memancarkan siarannya dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu; tetapi kita hanya mendengarnya saat kita menghidupkan alat penerima dan menyetelnya. Kegagalan mendengar dikarenakan masalah sinyal, bukan karena stasiun radio /tv tidak memancarkan siarannya. Demikian juga, Tuhan terus-menerus mengirimkan suara-Nya kepada domba-domba-Nya, tetapi sedikit yang menghidupkan alat pendengarannya dan menyetelnya. Kebanyakan orang Kristen sibuk memohon kepada Tuhan dalam doa untuk menyampaikan masalahnya, ketika mereka berada di depan alat penerima.
Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki receiver atau alat penerima kita – percayalah bahwa Tuhan sudah berbicara dan mulailah mendengarkan Dia. Tentu itu membutuhkan waktu, tenaga, dan kemauan untuk fokus. Gaya hidup orang Kristen masa kini, rata-rata sangat sibuk, tidak kondusif untuk mendengarkan suara Tuhan. Misalnya, apa jawaban khas kita untuk pertanyaan, “Apa kabar?” Banyak diantara kita mungkin menjawab dengan kalimat yang menggambarkan betapa sibuknya kita. Saya sering berkata, “Saya lebih sibuk daripada gantungan kertas satu tangan.” Kita semua tampaknya lebih sibuk daripada sebelumnya, dan itulah salah satu alasan BESAR, mengapa kita tidak bisa mendengarkan suara Tuhan dengan lebih baik. Kita terlalu sibuk.
Mazmur 46:10 (TB) mengatakan, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!”
Dalam keheningan, bukannya kesibukan, telinga rohani kita disetel untuk mendengarkan suara Tuhan. Tuhan senantiasa berbicara kepada kita di dalam hati, “TENANGLAH, ada suara kecil” (1 Raja-raja 19:12, penekanan dari saya), tetapi sering kali suara itu tenggelam di tengah semua kekacauan yang terjadi di dalam keseharian hidup kita.
Kedua, dan ini sangat penting. Yang paling sering terjadi, kita salah mengira suara Tuhan sebagai pikiran kita sendiri. Betul sekali. Saya tegaskan, bahwa suara Tuhan datang kepada kita, memang di dalam pikiran kita sendiri.
Yohanes 4:24 (TB) mengatakan, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Hal ini menegaskan bahwa komunikasi dengan Tuhan adalah komunikasi dari Roh kepada roh, bukan otak ke otak atau mulut ke telinga, seperti cara kita berkomunikasi di alam fisik. Tuhan berbicara kepada roh kita, bukan dengan kata-kata, tetapi di dalam pikiran dan berupa kesan. Kemudian roh kita yang berbicara kepada kita dengan kata-kata seperti, “Saya pikir Tuhan ingin saya melakukan ini atau itu.” Tuhan biasanya tidak mengatakan “Kamu lakukan ini atau itu,” tetapi Dia akan mengesankan roh kita untuk melakukan sesuatu, kemudian roh kita berkata, “Saya pikir saya harus melakukannya. . . “ Oleh karena itu, kita sering melewatkan pimpinan Tuhan, karena mengira itu adalah pikiran kita sendiri.”
Setiap kita pernah melakukan sesuatu yang bodoh dan kemudian berkata, “Saya tahu itu hal yang salah untuk dilakukan.” Kita merasa ada yang salah dengan keputusan yang akan diambil, tetapi kita mengikuti logika atau tekanan, pada akhirnya menyadari, ternyata kesan yang kita terima, sesungguhnya memang Tuhan yang berbicara kepada kita.
Saya mempelajari hal ini dengan cara yang sulit saat menggembalakan di Pritchet, Colorado. Semua penatua gereja adalah pengusaha di bidang pertanian. Enam bulan dalam setahun, mereka pergi setelah panen gandum. Karenanya, mereka mendesak agar kami menahbiskan penatua lain yang akan selalu berada di sana. Mereka memilih seseorang menjadi penatua, saya tidak menentangnya. Tetapi ketika saya berdoa tentang pria ini dan istrinya, saya merasa tidak pas untuk menahbiskannya sebagai penatua. Namun, sebagai seorang pria, saya mengikuti logika, bukan hati saya.
Dalam dua minggu setelah penatua lain berangkat untuk panen gandum, penatua baru ini berubah menjadi ‘iblis’. Dalam laporannya kepada para penatua, dia menuduh saya mencuri uang gereja, melakukan perzinahan, minum alkohol, merokok, dan segala sesuatu yang tidak dapat Anda bayangkan. Sungguh sebuah pengalaman yang mengerikan. Segera setelah pria ini menunjukkan warna aslinya, saya paham dalam hati, bahwa melalui perasaan dan pikiran yang saya terima sebelumnya, sesungguhnya Tuhan sedang berbicara kepada saya, namun saya menolaknya. Sejak saat itu, saya membuat keputusan bahwa saya tidak akan pernah mengabaikan suara di hati saya lagi.
Mazmur 37:4 (TB) mengatakan, “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu”
Ayat ini sering diartikan bahwa Tuhan akan memberikan apapun yang Anda inginkan, lalu digunakan untuk membenarkan keegoisan, keserakahan, dan bahkan perzinahan. Tetapi arti ayat ini bukannya Tuhan akan memberikan apa pun yang kita inginkan; melainkan ketika kita mencari Tuhan, Dia akan memasukkan keinginan-Nya ke dalam keinginan hati Anda. Dia akan membuat keinginan-Nya menjadi keinginan Anda.Tuhan yang mengubah “keinginan” Anda.
Saya pernah merencanakan perjalanan ke Costa Rica, tempat yang pernah saya kunjungi sebelumnya, dan sangat antusias untuk kembali lagi ke sana. Namun, saat saya mendoakannya, saya kehilangan keinginan untuk pergi. Sebaliknya, justru muncul rasa takut untuk pergi. Hal pertama yang saya lakukan ketika itu terjadi adalah memastikan saya benar-benar mencari Tuhan dengan sepenuh hati. Saat dalam sebuah perjalanan, saya menghabiskan tujuh belas jam berdoa dalam bahasa roh, dan semakin saya memusatkan pikiran pada Tuhan, semakin saya tidak ingin kembali ke Costa Rica. Karena alasan itu, saya membatalkan perjalanan.
Ketika orang-orang Costa Rica bertanya mengapa, yang bisa saya jawab hanyalah saya tidak ingin pergi. Sulit dilakukan, dan saya tidak yakin mereka mengerti. Pesawat yang saya pesan untuk penerbangan ke Costa Rica, jatuh saat lepas landas dari Mexico City, menewaskan semua 169 orang di dalamnya. Tuhan memperingatkan saya tentang hal itu dan menyelamatkan hidup saya, bukan dengan mengatakan, “Jangan pergi ke Costa Rica,” tetapi, dengan mengkomunikasikan kepada roh saya dan menghilangkan keinginan saya untuk pergi. Itu cara dominan Tuhan berbicara kepada kita, dan kita sering melewatkan komunikasi semacam itu.
Salah satu keputusan terpenting dalam hidup saya terjadi pada tahun 1968. Saya masih di perguruan tinggi ketika Tuhan secara radikal menyentuh hidup saya, dan semua keinginan saya berubah. Saya tidak ingin kuliah lagi, dengan mengikuti keinginan baru itu, lalu saya membuat keputusan untuk berhenti sekolah. Kemudian semua terjadi. Ibu saya tidak mengerti, dan dia mendiamkan saya untuk beberapa waktu. Para pemimpin di gereja memperingatkan, bahwa saya telah mendengar suara iblis. Saya akan kehilangan uang $ 350/bulan, dukungan pemerintah dari jaminan sosial ayah saya, dan saya akan kehilangan beasiswa akibat penundaan ini. Tanpa penundaan, saya memiliki masa depan yang bagus, daripada hidup berakhir di Vietnam.
Karena berbagai reaksi negatif atas keputusan saya ini, maka saya mundur untuk sementara waktu dan benar-benar menderita. Hal ini terus berlanjut selama dua bulan, hingga saya tidak tahan lagi, dan suatu malam Tuhan akhirnya berbicara kepada saya melalui Roma 14:23 (TB), yang mengatakan,
“Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”
Saya menyadari saya telah berdosa karena dipenuhi keraguan. Saya memutuskan untuk membuat keputusan iman malam itu dan mematuhinya. Saat saya berdoa dan mempelajari Firman untuk mencari bimbingan, saya menemukan Kolose 3:15 (TB), yang mengatakan,
“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.”
Tuhan berbicara, saya harus menuju ke arah yang paling memberi damai sejahtera. Sejujurnya, saya tidak memiliki kedamaian total ke segala arah, tetapi sebagaimana wasit harus membuat keputusan dan mematuhinya, saya perlu menelepon. Saya merasa paling damai dengan berhenti sekolah, jadi saya menelepon dan melangkah keluar dari keraguan menuju keyakinan, sejauh yang saya pahami. Dalam dua puluh empat jam Tuhan memberi saya peneguhan dan kegembiraan sehingga saya tidak pernah meragukan kebijaksanaan keputusan yang saya ambil, sejak saat itu. Keputusan yang satu itu, mungkin lebih dari yang lain, mengarahkan hidup saya pada jalur yang membawa saya ke tempat di mana saya berada sekarang ini.
Saya yakin, Bapa surgawi yang murah hati, terus menerus berbicara kepada setiap anak-Nya, memberi kita semua informasi dan bimbingan yang kita butuhkan untuk menjadi pemenang sejati. Tidak ada masalah dengan pemancar-Nya; penerima kitalah yang membutuhkan pertolongan.
Kebanyakan orang memohon kepada Tuhan untuk berbicara, padahal pendengaran kitalah yang perlu disesuaikan. Meyakini dengan iman bahwa Tuhan sedang berbicara, kemudian belajar untuk mendengarkan serta mentaatinya akan mengubah hubungan kita dengan Tuhan. Hal itu bisa menyelamatkan hidup Anda seperti yang saya alami.
What you have learned and received and heard and seen in me, practice these things and the God of peace will be with you. – Bob Yandian
Apa yang telah Anda pelajari dan terima dan dengar dan lihat dalam diri saya, praktikkan hal-hal ini dan Tuhan damai sejahtera akan menyertai Anda. – Bob Yandian
“How to: Hear God’s Voice”, – Andrew Wommack.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Setiap orang ingin hidup makmur, bahagia dan berkelimpahan. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang mengalaminya, meski Allah sudah mengatakan bahwa benih-benih kemakmuran untuk setiap bidang kehidupan kita sudah ada di dalam roh orang yang percaya kepada-Nya.
Why? Di mana letak kesalahannya? Di mana kemakmuran tersembunyi? Hhhm… Ternyata di sinilah letak rahasianya.
“Karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal,” ujar orang bijak.
Dunia yang kita hidupi, tergantung bagaimana kita melihatnya. Dan itu akan tercipta, sesuai dengan cara pandang alias mindset yang kita miliki.
Jika Anda melihat dunia ini sebagai dunia yang penuh kekurangan, Anda benar. Jika Anda melihat dunia ini sebagai dunia yang penuh kelimpahan, Anda pun benar. Anda yang memutuskannya!
Kita yang menentukan, apakah kita melihat apa yang kita miliki sebagai benih kekurangan atau kita melihatnya sebagai benih kelimpahan? Visi kitalah yang menentukan masa depan kita sendiri.
Mungkin saja secara kasat mata kita tidak melihat kelimpahannya ada di mana tetapi jika kita punya visi: Allah kita Maha-Kaya, apa pun yang kita butuhkan, Tuhan sudah menyediakannya maka kita sepakat dengan-Nya.
Perkataan kita pun penuh dengan kesepakatan pada visi rohani Tuhan, bahwa hidup kita tengah menggenapi tujuan Allah dan penyediaan dari Allah mengikutinya. Dengan demikian kita tengah melepaskan kehidupan dan kuasa Allah pada situasi kita yang secara kasat mata, terbatas. Inilah cara multiplikasi Allah, pelipatgandaan-Nya tercipta, dengan bersepakat dengan Allah dan Firman-Nya. Kemudian, terjadilah menurut imanmu.
Ketakutan adalah penghancur visi Allah yang terbesar. Ketakutan ini pula yang paling laris dijual oleh dunia. Berita dunia, film, begitu banyak menyebarkan ketakutan. Seolah-olah bahaya senantiasa mengintip, menghantui serta mengikuti ke mana pun kita pergi. Bahkan hingga saat ini pun masih banyak yang ketakutan Covid, meski sudah makin sedikit yang terkena dampaknya. Traumanya tetap mencekam hidup sebagian orang. Saran-saran tentang kesehatan dan pencegahannya, sesungguhnya membungkus ketakutan terhadap penyakit. Kadang membuat sebagian orang terobsesi menjaga ‘kesehatan’ hingga berlebihan, dengan dihantui perasaan cemas. Motivasi ketakutannya yang kurang sehat. Bukan fokus pada kesehatan Ilahi, melainkan kepada ketakutan. Apa pun yang kita fokuskan membesar, dan terjadilah menurut imanmu.
Banyak permasalahan kesehatan sesungguhnya karena jiwanya tidak sejahtera, hidupnya dipenuhi oleh berbagai ketakutan dan kepahitan, namun tidak dibereskan. Yang dilakukan justru hanya fokus membenahi dari sisi luar, tubuhnya saja. Tentu olahraga dan vitamin berguna tetapi yang di jiwa harus dibereskan juga. Itu yang lebih penting.
Sesuatu yang jarang kita sadari, ketika kita Takut, sesungguhnya kita Tidak Mempercayai Allah. Ah masa? Saya rutin beribadah dan berdoa lho!
Repotnya, manusia itu sebegitu cepat dan mudahnya berpindah kubu. Sesaat percaya Tuhan, di saat berikutnya bisa saja kehilangan kepercayaannya.
Dengan gamblang kita dapat mengambil kesimpulan, jika khawatir dan takut, itu artinya kita tidak mempercayai Tuhan. Tidak beriman. Sesederhana itu….
Ketakutan sama saja dengan tidak memandang Tuhan, tidak bergantung kepada-Nya dan tidak mempercayai janji-janji-Nya. Sebaliknya yang dipandang adalah keadaan, perasaan, ingatan akan masa lalu serta berita-berita yang negatif. Rasa takut muncul karena bergantung pada kekuatan diri sendiri dan sadar, kita tidak mampu mengatasinya. Dalam ketakutan, tidak ada rasa syukur. Inilah sebabnya, kerap manifestasi janji-janji-Nya tidak terealisasi karena perasaan takut dan kurang percaya.
Apa yang kita yakini merupakan pilihan kita sendiri. Kendalinya ada di tangan kita sendiri. Pilihlah untuk mempercayai Tuhan dan beristirahat dalam damai-Nya! Imanlah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Masalah dan penyakit beneran datang tuh… Yess, si musuh memang mengirimkan badai… Itu nyata! Tetapi ketika kita berani menghadapi badai dengan mata yang tertuju kepada Allah, kita akan mendapatkan pewahyuan dan bukti, bahwa dengan rest, beristirahat dalam damai-Nya serta percaya kepada-Nya, kita dapat menggunakan otoritas yang diberikan-Nya untuk mengatasi badai.
Memang ketakutan dan intimidasi musuh demikian mencekam, tetapi kita bisa memilih, membiarkan Allah mengatasinya, sementara kita tenggelam di dalam pelukan perlindungan kasih-Nya yang melampaui segala akal. Jangan biarkan ketakutan justru menutupi jalan bagi Allah untuk menolong kita. Lapangkan jalan, dengan fokus pada kemampuan Allah. Apa sich yang mustahil bagi-Nya? Tidak ada! Semua akan baik-baik saja, Percayalah!
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan,” pesan-Nya.
Sepakatkah kita dengan Allah? Jika YA, sebesar apa pun badai yang menerpa, Allah sanggup menenangkannya. Bukankah Dia Allah Sang Pencipta alam semesta?
“Worrying is arrogant because God knows what He’s doing.” – Barbara Cameron.
“Khawatir itu sombong karena Tuhan tahu apa yang sedang lakukan-Nya.” – Barbara Cameron.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Tuhan akan memerintahkan berkat ke atasmu………; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu. Ulangan 28:8 TB
Ketika memikirkan tentang berkat-berkat Tuhan, saya sampai pada kesimpulan: ternyata semakin masuk ke dalam berkat-Nya, saya pun semakin sibuk. Berkat menyiratkan pelipatgandaan, peningkatan, dan kelimpahan. Berkat juga membutuhkan manajemen dan administrasi. Semakin diberkati, saya pun semakin sibuk.
Tidak diragukan lagi, berkat sukacita, damai sejahtera, dan kehidupan keluarga yang bahagia, membuat hidup lebih mudah. Tetapi berkat dan kesempatan materi, membuat hidup lebih sibuk.
Siapa yang bekerja lebih keras, petani dengan peningkatan 30 kali lipat atau petani dengan peningkatan 100 kali lipat? Semakin besar peningkatannya, semakin besar upaya yang dibutuhkan di dalam memperoleh panennya. Kemungkinan kita kehilangan beberapa berkat di lapangan karena kemalasan yang disebabkan hal-hal yang sederhana. Kesempatan yang terlewatkan atau keputusan tidak memasuki pintu yang terbuka, – yang tentu saja membutuhkan waktu dan usaha untuk mengelola kesempatan baru ini – akan membatasi aliran berkat Tuhan ke dalam kehidupan kita. Dia memerintahkan berkat atas semua yang kita kerjakan.
Apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:3 TB
Kita semestinya mengharapkan pertolongan, tuntunan ilahi, pengaruh, promosi, ide-ide kreatif dan kesempatan dalam kehidupan kita. Berkat Tuhan ada pada tujuan unik yang kita miliki. Tapi ingat, berkat itu membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha kita untuk mengelolanya. Seberapa banyak berkat yang ingin kita kelola? Diperlukan anugerah untuk meraih dan menerima berkat, demikian pula dibutuhkan anugerah untuk mengelola berkatnya!
Bagaimana cara memperoleh berkat? Benih masa depan ditaburkan setiap hari. Semua yang kita butuhkan, semuanya ada di dalam firman-Nya. Dan itu mencerminkan pula mata yang kita gunakan untuk mengevaluasi kehidupan kita. Mata rohani akan melihat berkat dan peningkatan. Mata jasmani akan melihat sumber daya yang terbatas serta penghalang di sepanjang jalan. Apa yang kita lihat sering kali sesuai dengan apa yang akan kita dapatkan.
Sungguh mengherankan bagaimana begitu sering kita mengeluhkan apa yang tidak kita miliki, betapa sakitnya kita, atau memberitahu orang-orang tentang perubahan emosi kita, kesulitan dalam masalah hubungan serta berbagai ketakutan yang kita rasakan. Setelah itu, pergi ke gereja dan memuji Tuhan. Terlalu sering hidup diisi dengan kata-kata kita, bukan dengan FIRMAN.
Kata-kata mengandung kekuatan. Hidup dan mati dikuasai lidah (Ams. 18:21). Mengisi hati dan pikiran kita dengan hal-hal negatif dan membicarakannya, sama dengan mengijinkan semua kekhawatiran kita tercipta. Apa pun yang kita miliki dan alami, merupakan produk dari kata-kata yang kita ucapkan. Semua yang kita butuhkan ada pada KATA-KATA. Ketika kata-kata kita adalah Firman-Nya, hidup kita akan berubah secara dramatis.
Firman Tuhan hidup dan kuat dan penuh kuasa (Ibrani 4:12)
Firman Tuhan tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia (Yes. 55:11)
Tuhan mengirimkan Firman-Nya untuk menyembuhkan kita (Mzm 107:20)
Firman Tuhan adalah kekuatan-Nya yang menyelamatkan (Rm. 1:16)
Dunia diciptakan dan ditopang oleh Firman (2 Pet. 3:5-7)
Sifat Allah tersedia bagi kita melalui Firman (2 Pet. 1:4)
Firman mengubah roh kita (1 Pet. 1:23)
Firman menyelamatkan jiwa kita (Yakobus 1:21)
Yesus adalah Firman yang Hidup (Yoh. 1:1,14)
Kita mengenal Allah melalui Firman-Nya (Yoh. 14:23)
Tuhan meneguhkan Firman-Nya dengan tanda dan mujizat (Mrk. 16:20)
Firman menguduskan kamu (Yoh. 17:17)
Firman memerdekakanmu (Yoh. 8:31-32)
Ada janji (sebuah kata) untuk apa pun yang kita butuhkan saat ini. Daripada berbicara dari jiwa atau daging, mengapa tidak membicarakan Firman Tuhan? Mengapa tidak merenungkan firmannya siang dan malam, sampai firman itu dihidupkan untuk kita? Kesembuhan ada di dalam Firman. Sukacita ada di dalam Firman. Kedamaian, kelimpahan, iman dan kemenangan semuanya ada di dalam Firman. Begitu Firman ada di dalam kita, maka firman itu pula yang akan keluar dari mulut kita dengan penuh kuasa dan hidup kita akan diubahkan. “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.”
Matius 12:34 TB
Siap praktik? Yuk….
When you focus being a blessing, God makes sure that you are always blessed in abundance – Joel Osteen.
Ketika Anda fokus menjadi berkat, Tuhan memastikan bahwa Anda selalu diberkati dalam kelimpahan – Joel Osteen.
Sumber: Barry Bennett.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
“Bro, yang ini you harus tolong. Apa pun hambatan dan resikonya. Aku beneran gak tega,” ucap Ani, team P. Fx, kepadanya. Mengagetkan. “P. Adrian itu nasabahku saat di Bank D. Kreditnya macet.”
“Kamu atur kita ketemuan.”
Ani menghubungi P. Adrian, gak dijawab. Didatangi di tempat usaha, menolak ditemui. Ani panik dan gak enak dengan P. Fx juga. Akhirnya, Ani menulis di secarik kertas, dititipkan ke pegawainya. “Pak, saya tahu Bapak butuh teman untuk diskusi. Kalau Bapak sibuk gpp..pas longgar hubungi saya ya… Saya punya solusi untuk masalah Bapak.”
Akhirnya mereka menemukan tempat gak jauh dari lokasi debitur, “Apa alasannya koq kamungotot banget mau membantu ybs?” Rupanya, kondisi P. Adrian benar-benar tragis. • Jan 2017..anak bungsunya meninggal dunia. • 2018..gudang debitur terbakar. • juli 2021..istri ybs meninggal • april 2022..anak pertama meninggal • sekarang beliau hidup dengan putrinya.
Wah.. dalam hati P. Fx merasa kagum dengan Ani. Bersyukur kepada Tuhan, benih yang ditanam di tim mulai berkembang. Padahal baru diajarin ilmu cessie sekitar 6 bulan.
Ani berkomentar, “Bro kan selalu bilang kalo “Urip iku Urup” ( Bhs Jawa, artinya Hidup itu Harus Jadi Terang)… itu kan tujuan pekerjaan yang kita.”
Suatu hari Ani nampak lesu di kantor. “Kenapa? Ada masalah rumah tangga? KDRT?” “Rumah tangga aman bro. Aku baru dapat bocoran dari teman di Bank D, aku dijelek-jelekkan di depan P. Adrian oleh marketing yang baru: Hati-Hati Om, Ani punya maksud tersembunyi. Modus itu, nanti dikerjain lho!”
“Apa kamu masih semangat menolong? Lalu apa yang akan kamu lakukan?,” P. Fx ingin tahu. “Belum apa-apa sudah dicurigai. Saya WA anaknya: Kasi tahu papamu, saya tulus mau menolong kalian dan saya punya solusinya atas bad-debtmu di bank D. Tapi kalo memang papamu gak berkenan..ya sudah. Hasilnya? Idem No Response, padahal statusnya online.”
“Masih ada satu lagi yang kamu bisa, Sholat Tahajud. Klo masih gak ada kabar, berarti kamu memang ada modus…,” goda P. Fx pada Ani.
“Bro..ta puasani kalo perlu..aku ga tega banget sama dia..kasihan kalo kita gak menolong.”
3 hari kemudian, Ani WA, “Bro..posisi dimana? Sibukkah? Ketemu P. Adrian yuk… Anaknya sudah respon ketemuan jam 1 siang.”
“Maaf ya.. baru respon soalnya anakku opname. Terus papa juga drop dan pikirannya aneh..bagi tugas, saya jaga anak, suami nemenin papa, “
“Saya pasrah mau di apain..sudah bosan hidup, gak ada semangat lagi. Beberapa hari ini seperti orang linglung, jalan sendiri ke mall lalu naik ke lantai paling atas. Rasanya pengen loncat aja..Saya sudah gak percaya lagi sama Tuhan, koq aku dikasih musibah beruntun seperti ini..Selama hidup dan usaha, tidak pernah sekalipun menipu atau jahatin orang, tapi malah dihukum Tuhan dengan musibah beruntun kayak gini…”, keluh P. Adrian sendu. Mata putrinya berkaca-kaca.
“Om, musibah BUKAN dari Tuhan tetapi dari si iblis. Pencuri (iblis) datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan tetapi Tuhan datang untuk Memberi Hidup, memberinya dalam segala kelimpahan. Kadang karena kita buka celah tanpa sadar, – melalui mindset yang salah-, iblis bisa masuk dan memporakporandakan hidup kita. BUKAN Tuhan Tidak Menolong, tetapi kita yang keluar dari perlindungan-Nya,” P. Fx menjelaskan, ” Mari bergantung kepada-Nya. Kita lakukan bagian kita dulu: beresin dulu bad-debtnya, supaya aset ada yg bisa di selamatkan. 1 aset dijual, 2 diselamatkan, atau 2 dijual dan 1 kembali.”
Akhirnya diputuskan 2 aset dijual dan 1 kembali. Ternyata aset yang satu sudah ada yang DP, yang satu lagi mudah-mudahan deal.
“Oh iya Ko..emang bisa ditebus berapa nantinya?”, tanya nonik, putri P. Adrian.
“Saya upayakan angka yg terbaik. Target saya, optimis “1 aset pasti balik”. Beresin dokumen seperti surat waris dll. Permohonan saya submit setelah KPR pembelimu di acc bank. Kita sepakat berdoa. Biarkan Tuhan melakukan bagian-Nya.”
Seminggu kemudian Nonik WA, “Ko, kredit pembeli sudah acc. Rabu mau ijb. Lalu aset satunya lagi bagaimana? Ko, percaya ga, waktu komcell..saya cerita ke teman-teman, Koko bantu beresin hutang papiku.. Aset 1 sudah di dp..tapi aset yang satu lagi masih belum deal..trus koko tahu gak what happen next? Betul-betul Mujizat! Beberapa temen cell mau bantu sisanya supaya bisa ditebus dulu. Tanyain ke Ko Fx dananya kurang berapa? Dengar begitu saya sungkan, saya jujur, saya gak bisa janji bisa mengembalikan kapan.. sementara 2 asetku kalian pegang aja dulu..nanti tinggal totalan aku harus mengembalikan berapa plus bunganya? Temenku jawab, gak usah. Aset kamu pegang aja, masalah duit yang kamu pinjem, gak usah dipikir mau balik kapan? g usah mikir bunga..kita ini sebenernya malu..orang yang baru kamu kenal aja berani janji mau nolong kamu tanpa embel-embel apapun.. apalagi kita yang sudah kenal lama dan satu komunitas. Tanya Ko Fx, sisanya brp? Gitu Ko…”
“Puji Tuhan..besok permohonan saya submit, kamu ijb dulu supaya pembeli kasi dp buat nebus bank.”
Keesokan harinya P. Fx submit permohonan ke Bank, “Waduh gak bisa Pak..bulan depan ya..Sorry nanti kita sambung lagi, ini lagi meeting” Telpon ditutup.
Ganti P. Fx yang stress. Waduh bagaimana ini? Pembeli mau IJB kalo permohonan cessie sudah di approved bank. P. Fx putar otak, ga ketemu solusi. Lalu dalam hati berdoa, “Tuhan tolong saya..” Selang 30.menit, ada suara dari dalam hati, “Coba kontak kenalanmu di head office Jakarta..” Sounding sebentar, lalu temannya jawab, “Ok..saya bantu..pastiin dana ready ya..kirim WA permohonanmu, langsung aku kirim ke head collection disini.”
Malamnya teman ini WA, “Besok pagi approvalnya aku kirim by WA. Kamu siapin teknisnya, Jumat ini harus akad. Pastiin dananya ready..” “Siap.Bro..tks.bantuannya.”
Selasa pagi approval masuk. P. Fx kontak Nonik, “Sudah ACC. Besok kamu bisa IJB, supaya kamis bisa bayar Bank.” “Ok Ko…”
Jam 1 siang, Nonik telpon suaranya panik.. “Ko..akad cessienya gak bisa diundur minggu depan? Notaris gak mau bantu IJB tanpa bayar pajak dan gak mau kalo ada history cessie. Resiko.” Halangan lagi. Dalam hati otomatis doa, “Tuhan tolong….” Muncul Ide-Nya, tanyain pembeli, ganti notaris gimana? 10 menit WA masuk, “Gak masalah..asalkan bisa ijb dan rumah langsung mau ditempati.”
Segera P. Fx reply, “Sekarang kamu ke notaris V di jalan Js. Bilang ke stafnya, kamu family Ko Fx, mau ketemu Ibu Notaris minta ijb..” Sekitar jam 4 sore, Ibu Notaris telpon, “Ini familimu ya? Confirmed kamis pk. 16.00 bisa IJB.” “Rabu bisa ga? Soalnya penjual perlu dana dari pembeli utk setor ke bank” “Sorry..jadwal full saya kosongnya kamis jam tsb. Klo mau, kabari.. ” Telpon di tutup.
P. Fx telpon Nonik, “Kamis baru bisa IJB, padahal kamis harus setor supaya jumat bisa akad..bagaimana ya?” “Coba Ko..aku usaha dulu cari kekurangan biar kamis klop dananya..maksimal kamis pagi saya kabari..” “Ok deh..” Dalam hati P. Fx bingung..sempat terpikir mau minta tolong relasi untuk meminjamkan uang, kan hanya sehari saja. IJB kamis sore, jumat pagi pembeli akan transfer dana dp nya. Tetapi ada suara dari dalam yang bilang, “Jangan..Tunggu dulu. Berdoa saja.”
Kamis jam 8 pagi Nonik telpon.., “Puji Tuhan Ko..dananya udah klop..saya dibantu teman-teman cell..”
Wow Sungguh Ruarr Biasa..dan siang harinya semua Berjalan Lancar Sesuai Kehendak-Nya..DONE dengan Damai Sejahtera..
“Bu Yenny, yang membuat saya terharu..debitur jabat tangan saya erat-erat dan ngomong “Terima kasih banyak bantuannya Ko… ” sambil berkaca-kaca..lalu saya bilang..terima kasih sama Tuhan, Om..Tuhan Sayang Banget sama Om dan Keluarga..Jangan lagi ada omongan kalo Om tidak percaya sama Tuhan…ini semua Kasih-Nya yang dinyatakan kepada Om supaya sadar dan percaya..Tuhan itu setia. Tetapi Tuhan tidak pernah memaksa, Dia menunggu hingga kita kembali dengan sepenuh hati kepada-Nya. Jangan buka celah lagi. Prinsipnya simple, Yang Baik dari Tuhan, Yang Jahat dan Mencelakakan dari si Iblis.”
Hati P. Fx terharu, melihat wajah debitur sudah cerah kembali..Puji Tuhan.
Kesaksian P. Fx sungguh mengagumkan. “Speechless…. Luar biasa.” Kebahagiaan tidak diukur oleh seberapa banyak uang yang kita miliki, tetapi seberapa berarti hidup kita bagi orang lain. Saya gak tau ngomong apa, tapi saya bangga, kagum dgn P. Fx yg menghidupi kebenaran firman Tuhan. Terus maju…P. Fx & team, Tuhan bangga dan bersukacita.”
“Terima kasih Bu atas bimbingan dan tulisan-tulisan Ibu selama ini..sangat berarti bagi saya dan orang lain. Tuhan Memberkati Ibu dan Keluarga.”
Konsisten menulis tidak mudah. Kadang pulang malam, belum ada tulisan, mesti dibela-belain bangun subuh. Tetapi kesaksian seperti ini menyadarkan, bahwa semua tidak sia-sia.
Tuhan memberi saya kesempatan sekolah, punya koleksi buku-buku bagus dan berbagai resources. Saya sadar, saya hanyalah saluran-Nya untuk mengabarkan Kabar Baik. Saya pun berkomitmen membagikannya pada teman-teman. Mari kita setia menggunakan apa pun yang Tuhan percayakan dalam hidup kita untuk kemuliaan-Nya dan menolong orang lain.
“If you are faithful in little things, you will be faithful in large ones. But if you are dishonest in little things, you won’t be honest with greater responsibilities.”
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.“
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN