Tahukah kita bahwa kita bisa memprediksi masa depan yang akan kita miliki? Mungkin kita tidak akan mengetahui secara detail kejadiannya, tetapi kita dapat mengetahui CARA dan kualitas hidup yang akan kita alami. Kita dapat melakukan pemeriksaan mandiri sekarang juga dan mendapatkan gambaran yang cukup bagus tentang apa yang akan terjadi dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun-tahun mendatang.
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Roma 8:5-6 (TB)
Kunci mengalami hidup dan damai sejahtera adalah berpikiran rohani. Kunci kematian adalah berpikiran kedagingan (duniawi). Apa yang kita pikirkan dan izinkan untuk memenuhi pikiran kita, menentukan arah hidup kita. Ketika kita memikirkan masalah dunia, maka kita membiarkan keraguan dan ketakutan memenuhi pikiran kita, dan ketika pikiran kita dipenuhi kekhawatiran, maka kita melepaskan kematian ke dalam masa depan kita. Itulah mengapa begitu banyak orang Kristen bergumul dalam hidup. Kematian sedang bekerja. Ketika kitab suci berbicara tentang kematian di bagian di atas tadi, itu berbicara tentang kerusakan, kehilangan, kegagalan dan penyakit yang berusaha untuk mencuri, membunuh dan membinasakan kita.
Inilah sebabnya mengapa Paulus menasihati kita agar diubahkan dengan cara memperbarui pikiran kita! Pikiran kita menentukan jalur yang akan dilalui oleh hidup kita. Pertimbangkan bagian berikut:
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Filipi 4:8 (TB)
Apakah ini hanya saran, atau itu kunci memperoleh kehidupan dan kedamaian? Paulus memahami bahwa kehidupan tidak dapat dihasilkan dari pikiran yang diliputi oleh kekhawatiran dan ketakutan. Kehidupan hanya dapat tumbuh dalam lingkungan yang benar, mulia, adil, murni, indah dan hal-hal yang baik. Ini berbicara tentang pikiran yang tertanam pada Firman Tuhan dan janji-janji-Nya, menawan setiap pikiran dan selalu bersukacita. Bahkan terdapat konsekuensi fisik ketika pikiran seseorang penuh dengan Firman Tuhan dan pikiran positif: “Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.” Amsal 4:20-22 (TB)
Seperti apakah masa depan kita? Periksa kehidupan pikiran kita dan kita akan tahu. Apakah kematian dan kerusakan bekerja untuk masa depan Anda, atau sebaliknya, kehidupan dan damai sejahtera?
[“The Key to Life and Peace”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
“Pagi bu yenny… Saya baca artikel ibu pagi ini. Terima kasih untuk kekuatan barunya Bu, sekali pun saya takut bagimana mengatasi masalah saya bu….,” chat B. Ida beberapa minggu yang lalu.
Speechless. Saya juga tidak tahu solusinya. Masalahnya sudah terlalu rumit. Tetapi saya melihat bahwa yang paling membebani B. Ida, karena ada perasaan bersalah karena kesalahan yang pernah terjadi puluhan tahun sebelumnya. Saya mencoba memberikan pengertian bahwa Tuhan jika mengampuni, tidak diungkit-ungkit lagi. Support apa yang saya bisa, seperti biasa, kirim buku.
Hanya firman Tuhan jawaban bagi setiap permasalahan kita. Di luar Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Chat masuk pagi ini. “Bu, terima kasih untuk doa dan support ibu ke saya. Saya amat sangat bersyukur Bu, Tuhan ijinkan saya mengenal B. Yenny. Semakin hari hati dan pikiran saya mulai tenang. Sekali pun saat ini saya harus kehilangan rumah, mobil dan sepeda motor Bu … untuk mengatasi masalah saya. Bantu doa ya Bu, langkah saya Tuhan beri kelancaran. Setelah itu saya mau menata kembali hidup pribadi dan rumah tangga saya….” curhatnya pagi ini, “Saat saya ‘getun’ (menyesal), perasaan sedih muncul dalam hati…. Tetapi di sisi lainnya, ada keyakinan, suatu saat pasti Tuhan ganti lebih daripada yang sekarang hilang .”
Trenyuh… Tetapi saya bersyukur, B. Ida sudah tidak dicekam ketakutan lagi. Dia berharap dan kembali kepada Tuhan.
Gagalkah B. Ida? Tidak! Selama kita bersama Tuhan dalam lembah kekelaman, Tuhan dengan mudah mengganti dan bahkan memulihkan lebih dari sebelumnya.
Hidup itu bukan kisah HC. Andersen yang happyly ever after, – berbahagia selama-lamanya -, setelah sang putri dan sang pangeran menikah.
Dalam hidup nyata, kadang apa yang dianggap kegagalan, -batu sandungan -, ketika diserahkan ke dalam tangan Tuhan justru diubah-Nya menjadi batu pijakan untuk naik ke tempat yang tinggi, yang tidak bisa dicapai jika tidak ada batu tadi.
Elisa 2 tahun kuliah di jurusan arsitektur RMIT, Melbourne, sebelum minta pindah ke jurusan Fashion Design. Sejujurnya, saya shocked. Lhah…. biaya kuliah 2 tahun di Melbourne sia-sia dong, begitu pikiran saya saat itu.
Tetapi saat Elisa memenangkan kompetisi “Australian Fashion Award”, dalam majalah yang meliputnya di Australia ditulis bahwa design Elisa Very Architectural, sesuatu yang menjadi keunikannya. Dan tidak dimiliki oleh designer lainnya yang hanya sekolah design. Kalau Elisa tidak pernah kuliah di arsitek, itu tidak mungkin terjadi. Tuhan tidak pernah salah!
Kuncinya: Serahkan segala sesuatu ke dalam tangan Tuhan maka bahan yang bagi kita ‘amburadul’, Tuhan bisa meramunya menjadi sesuatu yang luar biasa. Yang tidak pernah terpikirkan oleh otak kita yang hanya sebesar kacang – your peanut brain, istilah Greg Mohr, guru saya – dan kita akan terkagum-kagum. Dia Allah… Apakah sich yang sulit bagi-Nya?
Seorang sahabat yang saya kenal di sosmed, P. Irsan, namanya dari Binjai, Sumatra Utara, bersaksi dan sangat menguatkan. Beliau satu-satunya sohib yang paling unik, panggil saya dengan sebutan Sucouw (nenek guru alias gurunya guru), panggilan ala dunia persilatan Kang-Ouw….
Siapa yang suka baca cerita silat? Tunjuk jari Nach pasti familiar dengan istilah ini.
“Ini saya mau kesaksian nih …. Tahun yg lalu sekitar bulan bulan Maret/April , covid melanda. Udah ampun aku…., kredit macet, udah gak tahan, udah mau meledak. Mau minta tolong ke mana, semua kawan susah, gak ngerti lagi mau gimana? Ada kawan di Batam, tapi hubungan 15 tahun ini gak pernah di warnai pinjam meminjam maka gak berani buka suara juga.
Anak-anak udah minum teh manis sebagai pengganti susu. Ekonomi udah hancur pokoknya. Makan bisa hemat, kredit gak bisa tunda. Di relaksasi kenyataannya cuma diperpanjang jadwal pembayarannya.
Tiba tiba jumpa renungan Seruput Kopi Cantik, kok sepertinya bicara personal. Maka nya ada dorongan langsung pengen kenalan langsung , ini siapa orang hebat yg bisa tulis renungan gitu. Rohnya sama gitu, ibarat vitamin, saya perlu support dari Tuhan. Roh ketakutan membuat saya tak bisa lagi melihat Tuhan lagi,” P. Irsan menjelaskan.
“Seiring waktu, Tuhan kasi ketenangan, daya tahan, keuletan, kesabaran, dan jalan keluar sehingga bisa melewati tahun lalu yang berat.
Ketika tak ada tangan yang mau menolong, Tangan Tuhan yg langsung terulur menolong kami. Sekarang bisnisku mulai pulih. Anak-anak boleh makan enak tiap hari. Mau roti yang harga 5 RB atau 20 RB pun ok. Kalo bukan dari Tuhan, siapa yang mau tolong?
Kredit lancar. Kami bebas covid. Walau pun kota Binjai statusnya merah, kiri kanan tetangga depan belakang kena covid, tapi kami gak kena. Tuhan pelihara dan selalu bisa diandalkan. , Gak ada vaksin di sini.”
Sungguh kesaksian yang menguatkan dan menggembirakan.
Saya sengaja menulis artikel ini untuk B. Ida. Kalau P. Irsan bercerita akhir tahun lalu, ceritanya juga tidak happy-ending. B. Ida masih dalam proses menuju kemenangan.
Saya mengirimkan draft artikel ini, minta ijin P. Irsan. Saya copy – paste apa adanya. Beliau berpesan,
“Tolong bilang Bu Ida….16 tahun lalu anak di kandungan istriku 9 bulan tinggal lahir, tiba-tiba meninggal. Habis uang, badan sakit, stres, uang habis, malu, orang pun gak berani datang. Tetapi sekarang hidupku diberkati. Tetap semangat B. Ida. Tuhan sanggup memberi kepastian, di dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini.”
Berikan pena hidup kita kepada Tuhan. Biarkan Dia menuliskan kisah hidup kita yang mengagumkan!
God can change the things that you think are hopeless. Let His power change things, but first let Him change you – Roy Lessin.
Tuhan bisa mengubah keadaan yang Anda pikir sudah tidak ada harapan. Biarlah kuasa-Nya yang mengubah keadaan, tetapi pertama-tama biarkan Dia mengubah diri Anda terlebih dahulu – Roy Lessin.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Kita tahu bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Secara umum kita dapat mendefinisikan jiwa untuk memasukkan dimensi mental dan emosional. Ada empat area dalam hidup kita yang membutuhkan kekuatan pembaharuan dari Roh Kudus dan pemulihan Firman: roh kita, pikiran kita, emosi kita dan tubuh kita.
Keempat area ini saling berhubungan dalam banyak hal. Tantangan mental dapat mempengaruhi emosi dan masalah emosional dapat mempengaruhi pikiran. Kedua area ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, dan tantangan fisik juga dapat berdampak negatif pada pikiran dan emosi. Masalah utamanya adalah jiwa manusia. Roh yang tidak sehat, yaitu roh yang terpisah dari aliran kehidupan Tuhan yang terus-menerus. Ketika kita tidak diberi makan secara rohani, maka seluruh keberadaan kita bisa menderita.
Ini bukan tentang apakah seseorang diselamatkan atau tidak (dilahirkan kembali), tetapi apakah mereka sehat secara rohani, mental, emosional dan fisik. Penyembuhan lebih dari sekedar masalah fisik. Sering kali, masalah fisik hanyalah gejala dari kebutuhan yang lebih besar.
Salah satu peristiwa yang paling berpotensi merusak dalam hidup adalah trauma. Peristiwa traumatis dapat mencakup kehilangan yang tidak terduga dari orang yang dicintai, stres akut, bencana alam, perceraian, diagnosis medis yang negatif, masalah hukum, beban keuangan, putusnya hubungan dengan anak-anak atau orang tua, dll. Daftarnya bisa terus bertambah. Peristiwa semacam itu dapat mempengaruhi keempat bidang kehidupan kita. Trauma emosional dan trauma mental dapat memicu reaksi fisik, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Trauma fisik, seperti kecelakaan, dapat merusak stabilitas mental dan emosional. Jika kondisi rohani seseorang tidak teguh di dalam Kristus, trauma yang tidak terselesaikan dapat membawa kehancuran besar bagi kehidupannya.
“Roh seseorang akan menopangnya dalam penyakit, Tetapi siapa yang dapat menanggung roh yang hancur?” (Ams.18: 14)
“… .Dengan kesedihan hati, roh hancur.” (Ams. 15:13) Dan, apa akibat dari patah semangat?
“… ..Semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Ams.17: 22)
Dengan demikian, kesedihan hati yang dapat diakibatkan oleh berbagai macam trauma, pada akhirnya dapat ‘mengeringkan tulang’ yaitu berdampak negatif pada fisik. Sekali lagi, semua area ini saling berhubungan. Seperti rangkaian kartu domino, ketika yang pertama jatuh, yang lain bisa terkena dampaknya. Bahkan orang Kristen pun bisa menderita di area ini. Itulah sebabnya mengapa Paulus berdoa seperti yang dia lakukan dalam Efesus 3:16, “supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu.”
Apa jawabannya?
“Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Dia telah mengurapi Aku untuk memberitakan Injil kepada orang miskin; Dia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan yang patah hati, Untuk menyatakan kebebasan kepada tawanan dan pemulihan penglihatan bagi yang buta, Untuk membebaskan mereka yang tertindas; ” (Lukas 4:18)
Apa pun penderitaan dan sumber penderitaannya, Yesus datang untuk menyembuhkannya. Apakah kita menderita secara mental, emosional, fisik mau pun spiritual, Yesus adalah jawabannya. ‘Manusia batiniah’ yang sehat, berada dalam persekutuan dengan Bapa dan penuh dengan iman, sukacita serta kasih. Itu merupakan sumber penyembuhan di setiap bidang kehidupan lainnya.
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur.” Amsal 17:22 (TB)
Bertekadlah untuk membiarkan Firman dan Roh melahirkan harapan baik secara mental mau pun emosional. Mulailah hidup dengan pujian serta ucapan syukur. Bersikaplah proaktif dalam menerima pelayanan Yesus di setiap bidang kehidupan kita.
[“Healing and Trauma”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Masih ingat kisah tentang ‘malaikat’ saya di Jakarta, P. Hendry Mac Gyver & Rosita?
Unik sekali ternyata besan mereka di Surabaya, P. Chandra dan B. Dani adalah ‘malaikat’ saya di Surabaya.
P. Chandra dan B. Dani selalu bermurah hati mengantar dan menjemput saya kalau hadir di cell group. “Bu Yenny hadir? Nanti saya jemput seperti biasa ya…”, Kata B. Dani.
Saat saya post kisah P. Henry dan Rosita, baru tahu ternyata mereka besanan. Dan ke dua pasangan ini sama-sama teman baik yang selalu murah hati. Wow…. It’s a small world.
Untungnya, nama P. Indra dan saya terkenal baik, makin dicintai setelah tahu lingkaran ini.
Saya belajar: Selalu jaga nama baik dan integritas, kita tidak pernah tahu, siapa yang akan kita temui.
Saat punya Nama Baik, ke mana pun pergi tanpa beban, di mana pun dicintai orang. Berkenalan dengan P. Henry dan Rosita saat ke Balkan, mereka tinggal satu kompleks dengan saya di Nava Park, BSD , siapa nyana besannya P. Chandra dan B. Dani, tinggal satu kompleks pula dengan saya di Pakuwon Indah, Surabaya.
Saat kita fokus dengan Tuhan dan menaburkan hal-hal yang baik, maka orang-orang yang baik pula yang akan tertarik pada kita. Like attracts like.
Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Bahkan lebih lagi. Saya terpesona oleh kebaikan Tuhan… menyiapkan hal-hal yang jauh lebih baik daripada yang bisa saya pikirkan.
Tidak hanya tentang betapa berkelimpahannya saya dengan kiriman masakan P. Hendry & Rosita, ternyata Tuhan menyiapkan mereka menjadi ‘solusi’ bagi masalah yang kami hadapi saat ini. Saya sungguh terpukau, 3 tahun sebelum masalah terjadi, Tuhan sudah menyiapkan jawabannya.
“Aku (Tuhan) akan menjawabnya bahkan sebelum mereka memanggilku. Sementara mereka masih membicarakan kebutuhan mereka, Aku (Tuhan) akan menjawab doa mereka!,” Kata Tuhan.
Dahsyat!
Ditambah bonus pula: Ketika kami cukup lama di Surabaya, P. Hendri dan Rosita yang dengan telaten menengok beo dan rumah kami.
Dan… Saat pohon anggur dengan 30 gerombol buahnya, perlu dipindah ke tanah dari pot, sang ‘bidan’ pun datang… P. Hendri, sang MacGyver…
“Bidan buru- buru datang, mau melahirkan pohon anggur…,” kata Rosita tertawa lebar
Jadilah taman kami makin cantik dengan pohon anggurnya.
Apa pun yang dibutuhkan, Tuhan sudah sediakan solusinya, termasuk bidan pohon anggur… Wkwkwk…
Life is good!
Saya paling tidak mau meminjamkan buku. Pelit ya? 🙂
Dari pengalaman, banyak yang lupa mengembalikan. Padahal yang berharga buat saya, bagian yang sudah di stabilo dan dicoret-coret. Gak usah dibaca ulang saat akan menulis.
Apalagi yang sudah ada tandatangan penulisnya… Sayang, kan?
Solusinya, saya lebih suka memberi buku. Akibatnya saya sohib sekali dengan Light Publishing, yang menerbitkan buku-buku Charis, tinggal beri no hp maka semua sudah dibereskan. Saya tinggal transfer biayanya.
Buat apa kirim buku untuk orang yang ketemu muka saja gak pernah? Saya suka kalau orang lain juga diberkati seperti yang saya rasakan. Tidak banyak lho orang yang mau membaca dan belajar. Itu hal kecil yang bisa saya lakukan untuk mengembangkan hidup orang lain.
Apa untungnya? Ya ga ada untungnya secara materi, tapi hidup kan gak cuma untung rugi. Wong hidup saya juga karena anugerah Tuhan semata.
Tidak ada orang yang bertemu saya secara kebetulan, meski cuma di sosmed. Tugas kita senantiasa menaburkan benih-benih yang baik, pada waktunya akan berbuah dengan sendirinya.
Saat kita sibuk menaburkan pengaruh baik, kata-kata baik, sikap baik apalagi jika yang dikumandangkan itu Firman Tuhan yang merupakan roh dan hidup, dengan sendirinya benih kata-kata itu akan bertumbuh dan berbuah dalam hidup orang yang mendengarnya. Firman itu akan membuktikan dirinya sendiri dan menjadikan kehidupan yang mengagumkan.
Melihat orang lain maju dan berkembang, hidupnya menjadi lebih baik karena mengenal saya, artinya saya sedang membangun warisan yang abadi.
Saat bertemu Tuhan di surga, kita tidak akan ditanya, berapa aset dan nilai saham kuta sekarang? Tetapi apa yang sudah kita lakukan dengan apa yang Tuhan percayakan di tangan kita, untuk membangun hidup orang lain? Apakah orang lain benar-benar bisa melihat, ada Tuhan yang terpancar melalui kehidupan kita?
Yang sedang ‘happening’ adalah panen cabe di kebun kami.
“Quotes sekarang mesti direvisi. Dulu berbunyi: saya yang menabur maka saya yang menuai… Tapi sekarang quotes berbunyi: saya yang menabur, kamu yang menuai…,” goda saya pada teman-teman yang sedang panen cabe.
“Paulus yang menanam, apolos yang menyiram, Sari yang menuai…”, ujar Sari sambil terbahak.
Kami senang sekali melihat teman-teman dari berbagai kelompok bersukacita panen cabe di kebun kami… Kemarin teman-teman Surabaya dan hari ini, teman-teman Charis.
Konon saat ini cabe sedang mahal. Saya gak masak jadi gak tau.
Bahagia itu ternyata sederhana. Saat teman-teman senang, kami triple senang…
Saat saya lihat tanaman cantik, tapi P. Indra berkomentar, “Sisi tembok ditanami cabe saja, buahnya banyak, cantik dan teman-teman senang panennya…” 🙂
Suatu ketika ada P. Irsan yang chat, minta dijapri artikel Seruput Kopi Cantik. Jadilah kami berteman.
Hari ini tiba-tiba P. Irsan bercerita, ternyata bulan Maret tahun lalu, kondisi bisnis sangat berat. Keadaan sangat memusingkan dan membuatnya ketakutan. Dia tidak bisa melihat Tuhan lagi. Masalah begitu mencekam pikiran dan mata hatinya.
Tanpa sengaja membaca Seruput Kopi Cantik di sebuah grup Whatsapp dan diingatkan, Tuhan ada dan senantiasa siap menolongnya. Berlanjut dengan membaca buku-buku Andrew Wommack yang saya kirimkan. Dan saya sungguh kagum… Bagian-bagian yang penting, diberinya garis. Beliau mengirimkan beberapa fotonya. Tidak hanya itu, selesai dibaca, diringkas, diulang dan direnungkan… Wow… Saya terpukau.
Tidak heran jika P. Irsan bersaksi, usahanya sudah normal kembali bahkan beliau sudah membuka toko satu lagi. Firman itu roh dan hidup dan berkuasa mengubah apa pun masalah yang kita hadapi. Tuhan bisa buat jalan, saat tiada jalan. Bahkan Tuhan mampu menciptakan sumber mata air yang berlimpah di padang gurun sekali pun.
Kuncinya, utamakan Tuhan dan firman-Nya.
Mendengar kesaksian P. Irsan, hati saya berbunga-bunga. Tidak sia-sia bertekun menulis artikel Seruput Kopi Cantik. Hidup ini berarti, saat kita menyadari hidup orang lain menjadi lebih baik karena mengenal kita. Hidup yang berdampak. Karena untuk itulah saya diciptakan Tuhan di dunia ini.
Mari kita bersama-sama menggenapi rancangan Tuhan dalam hidup kita. Peran kita unik dan tak tergantikan lho, kata Goethe.
Sudahkah kita merealisasikannya?
God is faithful and His provision for us has no limits – Cindy Hess Kasper.
Tuhan itu setia dan penyediaanNya bagi kita tanpa batas – Cindy Hess Kasper.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Tahukah kita apa artinya memiliki Yesus, Bapa dan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita?
“Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” 1 Korintus 6:17 (TB).
Jika Yesus hidup di dalam kita oleh Roh, maka Dia berada di dalam kita. Hidup-Nya (zoe) ada di dalam kita dan itu termasuk kesembuhan.
Paulus berkata bahwa, bukan lagi dia yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam dia. Dan dia sekarang hidup oleh iman Anak Allah. (Gal. 2:20). Paulus menyatakan bahwa Yesus hidup di dalamnya, dan iman Yesus itulah iman yang digunakan Paulus untuk hidup. Yesus adalah penulis dan penyempurna iman kita.
Karena itu, iman Tuhan yang ada di dalam diri kita, itulah iman yang menyembuhkan. Iman itu menjadi bagian kodrat rohani kita yang sudah lahir baru.
Kebanyakan orang Kristen melihat kesembuhan datang dari luar diri mereka, bahkan mungkin dari atas. Mereka menganggap diri mereka sebagai orang sakit yang berusaha sembuh. Mereka berdoa, bertanya dan berharap sesuatu dari luar diri mereka, yang akan menjamah mereka.
Tentu saja ketika Yesus hidup di dunia, lalu menyembuhkan semua orang yang datang kepada-Nya, Dia memang berada di ‘luar’ orang yang sakit dan menyembuhkan mereka dari luar. Tetapi sekarang Dia tinggal di dalam kita, dan dengan demikian kuasa penyembuhan-Nya yang berada di dalam kita.
Ketika kita menangani penyakit dalam tubuh kita sendiri, kita harus melihat diri kita sebagai orang yang sembuh sedang melawan penyakit, bukannya sebagai orang sakit yang berusaha untuk disembuhkan. Penyakit adalah penyusup ilegal yang harus dikeluarkan dari tubuh kita. Kita memerintahkan kepada tubuh kita, oleh Roh. Yang fisik harus tunduk pada yang rohani. Yang terlihat harus tunduk pada yang tak terlihat.
Semua kesembuhan yang kita butuhkan sudah tersedia melalui roh kita yang sudah lahir baru, dan bersatu dengan Tuhan. Kesembuhan datang dari dalam. Kita melepaskannya melalui kata-kata, sikap, pikiran, dan tindakan yang kita lakukan. Kita bertindak berdasarkan Firman, mengucapkan Firman, memikirkan Firman dan ‘melihat’ kesembuhan.
Tidaklah perlu terlalu banyak meminta Tuhan untuk melepaskan kesembuhan. Karena sesungguhnya, kesembuhan telah dilepaskan sejak Yesus berjalan di bumi dan sejak Dia bangkit dari antara orang mati. Masalah yang lebih penting, bagaimana cara kita melepaskan kesembuhan yang telah Tuhan lepaskan.
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Efesus 3:20 (TB).
Ayat ini layak untuk direnungkan!
Ketika kita memiliki pemahaman yang jelas dan pewahyuan iman, serta pemahaman bahwa Sang Penyembuh tinggal di dalam kita (artinya kekuatan yang menyembuhkan bekerja di dalam kita), maka kita sedang dalam perjalanan untuk melihat manifestasi penyembuhan. Jika kita bisa ‘melihatnya’ dengan mata iman, kita bisa menerimanya.
[Repost ; “Releasing Healing”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN