Monthly Archives: Oct 2020

Articles

Pikiran Apa Yang Melintas Di Kepala Kita?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Pikiran Apa Yang Melintas Di Kepala Kita?

Ada benjolan di leher atas kanan. Saat saya meraba di bagian kiri, rata. Saya raba-raba lagi, cukup besar. Segera bergegas saya lihat di cermin, terlihat benjolan di leher kanan.

“Jangan-jangan hipertiroid kambuh… Atau tumor….,” pikiran buruk mampir melintas tanpa diundang.

Teringat pula, tadi malam sempat terbangun dan tenggorokan terasa kering dan sedikit sakit pula.

Pada umumnya, hipertiroid itu menyebabkan leher membesar. Penyakit gondok, kata orang. Meski saya sudah sembuh, iblis suka melemparkan keraguan bahwa saya sudah benar-benar sembuh.

Pernah mengalaminya?
Selalu kemungkinan terburuk yang hadir, menggoda, menakut-nakuti meski tidak diundang!

Untunglah sudah belajar banyak hal.
Pertama, saya MENOLAK mengucapkan atau menceritakan kekuatiran pada orang lain.
Bahkan pada P. Indra pun tidak.

Setiap perkataan adalah benih. Dan benih itu akan bertumbuh sesuai jenisnya.
Tidak ada yang gratis.  Saya tidak mau buah penyakit, jadi saya pun Menolak mengucapkan benih penyakit.

Dulu saya gak paham prinsip ini. Setiap sakit, segera bercerita pada orang lain dan diulang-ulang pula. Semakin diperkatakan, penyakit makin parah. Karena semua tercipta sesuai dengan benih perkataan yang saya taburkan dan sesuai iman saya pula.
Sekarang saya sudah paham peinsip dahsyat ini.

Kita tidak bisa melarang burung membuang kotoran di kepala kita, tetapi kita bisa melarangnya membuat sarang di sana, kata pepatah yang terkenal.

Kedua, saya terinspirasi sekali ungkapan P. Dolfi.
“Kalau tidak mau sakit, dipikirkan pun jangan.”
Jadi saya tidak mau memikirkannya.

Lalu apa yang saya pikirkan?
Fokus bahwa oleh karena Tuhan ada di dalam roh saya, semua penyakit tidak dapat menimpa saya.
Saya ini orang sehat sempurna. Jika ada penyakit mampir, saya kick-out  dalam Nama Tuhan. Tendang jauh-jauh….

Sesuatu yang luar biasa namun jarang disadari orang, bahwa Kita yang  berkuasa menentukan apa yang hendak kita pikirkan atau pun rasakan.

Apa yang kita pilih untuk dipikirkan, akan menentukan apa yang kita rasakan.
Perasaan itu mengikuti pemikiran, bukan sebaliknya.

Begitu banyak orang yang tidak tahu rahasia ini, sehingga hidupnya diombang-ambingkan perasaannya. Mereka mengira perasaan itu sebuah fakta.

You should not believe your conscience and your feelings more than the word, kata Martin Luther.
Anda tidak seharusnya mempercayai hati nurani dan perasaan Anda melebihi Firman Tuhan, kata Martin Luther.

Nach artinya, percayalah apa yang dikatakan Tuhan melalui firman-Nya.
Perkataan Tuhan itulah kebenaran yang sejati.

Apakah benjolan di leher itu benar-benar ada?
Tentu saja! Secara kasat mata, memang benjol. Dipegang ya memang benjolan. Itu fakta.
Tetapi fakta itu bukan kebenaran.
Kebenarannya bagaimana?
Karena Tuhan, saya sudah sembuh. Penyakit tidak berhak tinggal dalam tubuh saya, karena tubuh saya adalah bait Allah.

Yang ketiga, pikiran negatif yang menakutkan, tidak dapat dilawan dengan pikiran lainnya. Satu-satunya cara untuk mengusirnya, dengan cara menggantikannya dengan pikiran Allah yang tertuang melalui firman-Nya.

Ketika saya berpegang teguh pada kebenaran yang sejati, yaitu Firman Tuhan, maka beberapa hari kemudian benjolan hilang. Rasa sakit pun sirna.
Yeaaayyyy…..
Terimakasih Tuhan. Saya belajar pengalaman yang baru.
Praktik yuk….

Don’t just think bigger in terms of quantity, think bigger in terms of kingdoms. God can give you so much more than what the world can give you – Daniel Bennett.

Jangan hanya berpikir lebih besar dalam hal kuantitas, berpikirlah lebih besar dalam hal kerajaan Allah.  Tuhan dapat memberi Anda melebihi apa yang dunia dapat berikan kepada Anda – Daniel Bennett.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

Berjalan dengan Iman

Berjalan dengan Iman

“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.”
2 Korintus 5:7 (TB)

Apa artinya hidup dengan iman? Sementara indra dan emosi kita dibombardir setiap hari oleh dunia yang telah jatuh dalam dosa, di mana kita hidup, Paulus menyatakan bahwa kehidupan Kekristenan harus berjalan di dalam hal-hal yang tidak terlihat, bukannya yang terlihat.

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”
2 Korintus 4:18 (TB)

Terlepas dari nasihat yang sedemikian jelasnya, banyak orang yang akan mengakui bahwa mereka jauh lebih dipengaruhi oleh indra mereka, informasi dan logika manusia daripada dipengaruhi oleh apa yang “tak terlihat”. Apakah kita benar-benar meyakini apa yang “tak terlihat” itu?

Sangatlah menarik, dalam dunia “penglihatan” banyak yang membangun kehidupan mereka di atas hal-hal yang tidak dapat mereka lihat, tetapi mereka yakin bahwa hal-hal itu nyata.
Jika dokter menyatakan ada kanker di dalam tubuh, pasien tidak dapat “melihat” kankernya, tetapi mereka akan mempercayai kata-kata dokter.

Kita tidak dapat melihat dengan mata kepala sendiri apa yang sedang terjadi di Washington, tetapi kita percaya pada kata-kata penulis berita dan membiarkan emosi kita dimanipulasi.
Namun jika seseorang menyatakan bahwa mereka mempercayai Firman Tuhan melampaui keadaan fisik atau gejala-gejala yang menimpanya, maka dia dituduh telah kehilangan akal.

Berjalan dengan iman adalah keputusan untuk mempercayai Firman Tuhan melebihi informasi dunia baik yang terlihat mau pun tidak terlihat. Artinya, memilih untuk melihat apa yang Tuhan lihat. Itu adalah bukti dari janji-janji Tuhan di dunia yang tidak terlihat (Ibrani 11: 1).
Berjalan dengan iman, dan tidak bergantung pada emosi atau logika manusia tetapi memilih untuk bebas dari rantai emosi serta logika manusia, dan hidup dalam dimensi kepastian Firman Tuhan sebagai yang tertinggi, mengatasi segala sesuatu yang mewakili baik penyakit, kehilangan, kecemasan, depresi, ketakutan mau pun kemiskinan.

Berjalan dengan iman adalah keputusan untuk tunduk kepada Tuhan, tidak takut, tidak khawatir, tidak depresi, tidak memperhatikan gejala-gejala penyakit, meninggalkan gambaran kekurangan serta kegagalan.
Programlah kembali hati kita untuk melihat janji-janji Tuhan dan tidak memberi tempat kepada yang lainnya. Itu adalah pilihan yang harus kita buat jika kita ingin berjalan dalam kemenangan.

[Repost: Walking By Faith – Barry Bennett. Diterjemahkan oleh: YennyIndra]

Read More
Articles

Ingin Pasangan & Anak Berubah? Ini Rahasianya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Ingin Pasangan & Anak Berubah? Ini Rahasianya!

Akhir-akhir ini banyak teman yang japri, menceritakan masalah rumah tangganya. Ada yang dengan suami, anak, mertua, ipar dsb.
Saya hanya bisa membantu mendoakannya.

Sabtu lalu, saat presentasi, sahabat saya Caecillia mengupas sesuatu yang menarik.
Caecil bercerita, dulu ada masalah dengan suaminya.
Lalu dia mulai mengubah persepsinya terhadap suaminya, memandang suaminya seperti suami yang diinginkannya.
Uniknya, ketika cara pandangnya diubah, secara natural, sikap terhadap suaminya, berubah.
Ketika sikap caecillia berubah, sikap suaminya pun berubah.

HUKUM FISIKA:
AKSI = REAKSI.

Ketika aksi kita berubah, reaksinya berubah juga.
Menarik bukan?

Ingat, kita Tidak Akan Pernah bisa mengubah seseorang, yang bisa kita lakukan hanyalah mempengaruhi mereka agar bersedia berubah dengan kemauannya sendiri.

Ini menggenapi teori John Wolfgang Von Goethe yang terkenal:

Treat people as if they were what they ought to be, and you help them become what they are capable of being.

Perlakukan orang seolah-olah mereka sudah menjadi pribadi seperti yang seharusnya, dan Anda membantu mereka menjadi pribadi yang mereka mampu ( menjadi pribadi seperti yang kita harapkan).

Betapa seringnya kita dengan alasan, “demi kebaikanmu”, lalu kita sedemikian detil mengkritik seseorang yang kita kasihi dan memperlakukannya seolah-olah tidak akan pernah berubah.
Maka terjadilah sesuai yang kita imani…
Ya beneran gak berubah!

Ingin suami dan anak berubah?
Perlakukan mereka seolah-olah sudah menjadi pribadi sesuai yang kita harapkan.

Saya pernah membaca sebuah buku, lupa penulisnya tetapi ingat sekali prinsipnya:
Kalau pun kita tidak merasa mencintai, karena beratnya permasalahan yang dihadapi, cukup Perlakukan Dengan Rasa Hormat.

Secara manusia sulit dilakukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi kita bisa meminta kekuatan dari Tuhan.

“Tuhan tolong jaga apa yang aku pikirkan, katakan dan apa yang aku katakan kepada diriku sendiri, agar selaras dengan kehendak-Mu. Beri kasih-Mu agar aku bisa mengasihi dengan kasih-Mu yang tanpa syarat. Tolong aku melihat permasalahan ini dengan sisi pandang-Mu yang benar.”

Dari pengalaman saya pribadi, kerapkali masalah jadi lebih berat dari permasalahan yang sesungguhnya, karena salah persepsi.
Kita menilai sesuai pengertian kita, padahal kejadian sebenarnya tidak seperti itu.

Solusinya?
Saya belajar diam dan tidak bereaksi apa pun hingga hati tenang. Kalau tidak yakin, tidak perlu dibahas dulu. Dipertimbangkan berulangkali. Kadang butuh waktu berminggu-minggu. Ternyata terjadi lagi kejadian serupa, tetapi seringkali terbukti ternyata saya salah menilai karena pada kejadian  yang pertama, saya menilai sesuai persepsi saya yang salah. Kadang pasangan, anak, ipar, mertua sesungguhnya tidak bermaksud buruk, tetapi karena saat itu mood kurang baik, jadi salah paham duluan.

Cara ini berhasil menghindarkan saya dari ribuan pertempuran yang tidak perlu. 

Bagaimana kalau mereka memang terbukti bersikap tidak baik?

Lakukan segala yang baik yang bisa kita pikirkan TANPA memperhatikan atau menuntut tindakan balik dari pasangan, anak, mertua atau ipar kita. Ibaratnya, kita menabur biji mangga. Perlu waktu bertahun-tahun sebelum kita bisa menuai buahnya.

Sekeras-kerasnya batu jika ditetesi air setiap hari akan berlubang, ungkapan terkenal orang bijak.
Demikian pula dengan pasangan, anak, mertua atau ipar kita. Jika kita senantiasa menabur kasih dan kebaikan bagi mereka, maka secara bertahap, akan menjadi pribadi yang terbaik dan kita pun akan membangun rumahtangga yang bahagia.

Pernikahan bahagia bukan suatu kebetulan, melainkan hasil usaha yang konsisten seumur hidup kita.
Pernikahan bahagia itu diciptakan!
Selamat menabur dengan kasih!

Do everything in love.

Lakukan segalanya dengan cinta.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

“Paradoks Kerajaan.”

“Paradoks Kerajaan.”

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Yesaya 55:8 (TB)

Paradoks : Pernyataan atau dalil yang tampak berlawanan atau absurd (konyol) tetapi pada kenyataannya mengungkapkan kebenaran.

Dalam Kerajaan Allah kita menemukan banyak paradoks.
Pikiran alami yang tidak diperbaharui tidak dapat memahami cara kerja Kerajaan Allah. Tetapi hati yang telah diubah dapat melihat prinsip-prinsip spiritual Tuhan dan berjalan di dalamnya. Hanya ketika kita secara spiritual memahami paradoks Kerajaan, kita dapat beristirahat dari usaha dan pekerjaan kita sendiri.
Pertimbangkan hal berikut:

  1. Ditinggikan melalui kerendahan hati.
    Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
    Yakobus 4:10 (TB)
  2. Kuat melalui kelemahan.
    Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
    2 Korintus 12:10 (TB)
  3. Memberi untuk menerima.
    Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
    Lukas 6:38 (TB)
  4. Dari merdeka menjadi pelayan.
    Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
    Roma 6:18 (TB)
  5. Kehilangan segalanya untuk mendapatkan Kristus.
    Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
    Filipi 3:8 (TB)
  6. Mati untuk hidup.
    Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
    Yohanes 12:24 (TB)
  7. Membenci hidup untuk memperoleh kekekalan.
    Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
    Yohanes 12:25 (TB)

Hanya seorang pria atau wanita yang sudah lahir baru yang dapat memahami kunci-kunci rohani ini. Begitu kita memahami bagaimana cara Kerajaan Allah bekerja, maka stres dan kekhawatiran tidak ada lagi, dan sukacita Tuhan adalah kekuatan kita!

[Repost ; “The Kingdom Paradox”, – Barry Bennett, iterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

Musim – Musim Kehidupan & Grand Design Tuhan.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Musim – Musim Kehidupan & Grand Design Tuhan.

Sadar kah kamu kalau hidup mu itu sebenarnya terdiri dari “beberapa” musim…???

Dan ‘GRAND DESIGN’ ( Desain Awal) Tuhan untuk DIRI itu terkadang ‘baru ditemukan’ setelah kamu hidup melalui “beberapa musim”…??

Contoh : Saat kuliah (musim 1) kamu masuk ke Fakultas TEKNIK, lalu bekerja sebagai Agen Asuransi (musim 2),  dan setelah pensiun kamu terpanggil jadi PENDETA ( musim 3)…????????

Nah, seringkali di mata manusia, org tsb seperti TIDAK JELAS maunya jadi apa, bukan..??

Kenapa tidak dari awal saja langsung masuk kuliah Theologi

Atau, kamu tadinya ibu bekerja (musim 1), lalu memutuskan tinggal di rumah demi anak-anak (musim 2), namun  merasa terpanggil kembali untuk balik ke dunia kerja (musim 3)…

Apakah ini menandakan kamu orang yang ‘tidak konsisten’…

Tidak juga…

Karena kalau kamu telusuri kembali semua perjalanan hidupmu, TIDAK ADA yg SIA-SIA dari apapun PENGALAMAN mu di ‘setiap musim’ itu…

Yang perlu kamu lakukan adalah MENGEVALUASI SEMUA PENGALAMAN itu agar kamu bisa mendapatkan POLA dan sekaligus PEMBELAJARAN dari itu semua…

Dari pembelajaran mengenai PENGALAMAN tsb, dan juga meneliti  perlengkapan Tuhan atas dirimu (Desires, Skills, Knowledge, Passion,Gifts & Personality Traits) sebenarnya kamu bisa melihat ‘GRAND DESIGN’ Tuhan atas diri mu…

Dan saat kamu berani masuk ke musim baru untuk menjadi seseorang yang “sesuai” dengan GRAND DESIGN Tuhan atas DIRI mu,kamu akan merasa SANGAT PUAS dalam menjalani HIDUP mu itu…

Dan ingatlah selalu bahwa DIA senantiasa menjaga mu di setiap musim hidup mu…? Helda Tan – Winning Mindset Coach.


Tulisan di atas adalah tulisan sohib saya, Helda Tan.
Saat membacanya, saya jadi merenung.
Saya mulai menulis di usia 40 tahunan, ketika pindah ke Surabaya.
Sebetulnya saat masih tinggal di Kota Solo, saya ingin sekali menulis. Tapi ga ada sarana agar bisa dibaca orang lain.

Selama ini saya kerap menyesal… Coba kalau sejak awal tidak salah jurusan, saya bisa menulis lebih awal dan tentunya jalan hidup saya lebih terarah dan berprestasi.
Membaca tulisan Helda Tan menyadarkan saya. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang terlambat. Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia.

Dan saya tahu, saat ini saya sedang berada ditengah-tengah kehendak Tuhan, mengerjakan tujuan hidup yang Tuhan rancangkan.
Saya Puas!

Elisa putri saya bercerita…
Joel Osteen awalnya tidak mau menjadi pendeta saat papanya masih hidup. 16 tahun John Osteen, papanya, merayu agar Joel membantu melayani di mimbar. Joel lebih suka berada di belakang layar merekam pelayanan ayahnya untuk disiarkan di TV.

Tetapi saat ayahnya meninggal, tiba-tiba Joel ingin melayani. Dia tahu dalam hatinya, bahwa dia yang harus menggantikan papanya, meski tidak ada pengalaman sama sekali.

“Tak pikir-pikir aku ya begitu. Dulu mati-matian aku gak mau bisnis. Jadi dosen segala. Tiba-tiba ingin saja berbisnis. Jadilah The Republic of Svarga, ” Elisa bercerita,
“Dan seperti kata Joel Osteen, kalau itu kehendak Tuhan, maka Tuhan akan menyiapkan skill kita. Jadi sebetulnya tidak perlu kuatir dan tidak perlu dikejar-kejar. Semua ada waktunya sendiri.”

Hmm … Benar juga. Seperti yang saya pelajari dari Andrew Wommack, yang diprioritaskan: bangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Nanti Tuhan sendiri yang akan menuntun setiap langkah hidup kita. Tuhan tahu pengalaman apa yang harus kita lalui, siapa yang harus temui di sepanjang jalan kehidupan ini, sehingga membentuk kita menjadi pribadi yang unik dan satu-satunya di dunia ini. Tak tergantikan.

Jangan pernah iri, membandingkan diri atau ingin menjadi orang lain.
Jangan pernah berusaha ‘menolong’ atau memanipulasi Tuhan, justru itu yang bikin kacau balau. Tidak usah promosi diri pula. Promosi datang dari Tuhan.

Percayalah, rancangan Tuhan itu yang terbaik untuk hidup kita dan keluarga. Percaya juga dengan waktunya Tuhan.
Setuju?

Trust in the Lord completely, and do not rely on your own opinions. With all your heart rely on him to guide you, and he will lead you in every decision you make.

Percayalah kepada Tuhan dengan sepenuh hati, dan jangan mengandalkan pendapatmu sendiri.  Dengan sepenuh hati, andalkan Tuhan untuk membimbingmu, dan Dia akan memimpin dalam setiap keputusanmu.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
1 2 3 6