Monthly Archives: Oct 2020

Articles

Yesus, Sang Benih.”

“Yesus, Sang Benih.”

Ketika kita mendapatkan pewahyuan tentang prinsip benih dalam penebusan, segala hal lain yang berhubungan dengan kerajaan Allah menjadi mudah untuk dipahami.

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Yohanes 12:23-24 (TB)

Yesus menyebut diri-Nya sebagai benih yang harus ditabur jatuh ke tanah dan mati, supaya Kerajaan Allah berbuah.
Anda dan saya merupakan bagian dari panen itu. Kita lahir baru sesuai dengan prinsip tabur dan tuai. Tuhan adalah Sang Pemberi yang menabur Anak-Nya, supaya dapat menuai diri kita!

Ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
Matius 13:38 (TB)

Bahkan ketika berbicara tentang kemanusiaan, Yesus menyebut anak-anak kerajaan dan anak-anak orang fasik sebagai hasil panen dari benih yang ditabur.
“Benih yang baik” menggambarkan anak-anak kerajaan. Anda dan saya, merupakan benih yang membawa kehidupan Tuhan dan memiliki potensi untuk menaburkannya kepada orang lain!

Kita dilahirkan kembali oleh benih Firman Tuhan yang tidak dapat binasa. Anak-anak orang fasik adalah mereka yang telah memilih untuk memercayai kata-kata yang merupakan benih dari “bapak segala dusta” (iblis).
Kata-kata yang kita percayai, merupakan benih, yang menentukan tujuan kekal kita.

Begitu kita memahami cara kerja Kerajaan Allah, mudah sekali bagi kita beralih mengikuti cara Tuhan dalam melakukan segala sesuatu.
Setiap pikiran, perkataan dan tindakan adalah sebuah benih, dan setiap benih berkembang biak sesuai dengan sifatnya. Kita dapat melihat peningkatan besar dalam hidup kita jika kita secara sadar mengaktifkan kekuatan prinsip benih ini.

[Repost ; “Jesus, the Seed”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

Sepeda dan Tuhan. Apa Korelasinya?

Seruput Kopi Cantik

Yenny Indra

Sepeda dan Tuhan. Apa Korelasinya?

Sudah puluhan tahun saya tidak pernah naik sepeda. Nah gara-gara ikut liburan ke Tanjung Lesung dengan P. Anton Thedy dan Bu Rita Tx Travel nich, salah satu acaranya bersepeda ria dari resort ke pantai. Jadilah kami ramai-ramai mengendarai sepeda. Asyiiik juga ternyata… Biar pun tegang juga, kelamaan gak naik sepeda.

Nach pulang dari Tanjung Lesung, P. Indra jadi ingin beli sepeda.

Kami belum lama menempati rumah di BSD. Dan banyak penghuni yang suka berolahraga, salah satunya: bersepeda. Terutama di Botanical Garden yang luasnya 10 hektar. Meski baru jadi sebagian, sudah cantik dan nyaman sekali untuk berolahraga.

Terutama di sekeliling kolam dengan bunga teratai berwarna-warni….

Tidak lupa, foto dulu ah ….

Jadilah kami ikutan beli sepeda….

Yeaaay dapat sepeda baru.

Ssst… Sepedanya pakai battery jadi gak cape…

Ingat komentar Sari, sahabat disekolah, pepatah yang terkenal, godaan manusia itu Harta, Tahta dan Wanita

Sekarang ganti:

Harta, Tahta dan Sepeda….

Pemikiran ini muncul pertama kali saat kami tengah bersepeda ramai-ramai di Tanjung Lesung. Lalu terulang lagi kemarin sore ketika saya tengah bersepeda berdua dengan P. Indra.

Ketika sedang mengayuh sepeda, Tuhan berkata dalam hati,

“Yenny, sadar gak sebetulnya kamu itu hidup sendirian, biar pun kelihatannya sedang beramai-ramai dengan orang lain. Hanya Aku satu-satunya yang selalu bersamamu.’

Saya terkejut. Kemarin sore Tuhan mengingatkan kembali hal ini.

Saya pun merenung.

Memang sich kelihatannya saya bersepeda berdua dengan P. Indra, tetapi masing-masing mengendarai sepedanya sendiri.

Apalagi saat bersepeda di jalan raya… Saya suka ngeri kalau menyeberang di jalan raya. Banyak mobil dan motor berseliweran.

Meski P. Indra selalu memandu di depan saya, tetap ada jeda antara sepeda saya dan sepeda P. Indra.

Artinya, resikonya juga sendiri-sendiri.

Siapa yang selalu bersama saya?

Tuhan.

Dia ada di dalam roh saya, tidak pernah meninggalkan saya.

Janji-Nya,

“Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Ketika meninggal nanti, kebanyakan orang juga sendirian. Pasangan, teman, keluarga juga akan berpisah.

Hanya bersama Tuhan, roh kita menuju ke kekekalan.

Pemahaman ini menyadarkan, bahwa seharusnya kita sungguh-sungguh serius dalam membangun hubungan dengan Tuhan.

Kita wajib mengenal-Nya dengan karib dan memahami Pribadi yang akan selalu berada bersama kita, tidak hanya di dunia bahkan sampai di kekekalan nantinya.

Pemahaman yang benar tentang karakter Tuhan dan kehendak-Nya pula yang akan menentukan kualitas hidup kita.

Seberapa baik kita mengenal-Nya, akan menentukan kita dapat mengandalkan-Nya atau tidak?

Takut itu tercipta karena kita merasa apa yang menakutkan kita, seolah lebih besar daripada Tuhan.

Dikarenakan kita tidak benar-benar mengenal-Nya secara pribadi.

Pikiran di kepala tahu, Tuhan Mahabesar tetapi jika tidak punya pengalaman pribadi bersama-Nya, hati mudah goyah.

Benarkah janji-Nya bisa dipercaya?

Iman sejati dalam hati tercipta karena mengenal dan memperoleh bukti dari pengalaman bersama-Nya selama ini. Sehingga kita bisa Rest alias beristirahat dan berserah.

Semakin kita mengenal karakter Allah yang sesungguhnya, semakin kita yakin bahwa rancangan-Nya yang terbaik untuk kita, kasih-Nya tanpa syarat dan He is The best!

Kita mengenal-Nya bukan hanya di kepala, namun tertanam dalam hati.

Tidak ada kesalahpahaman, komunikasi dengan-Nya lancar dan hidup jauh lebih aman, nyaman dan tenteram.

“Umatku binasa karena tidak mengenal Allah,” kata Tuhan.

Mari kenali Dia sepenuh hati dengan menggali dan merenungkan firman-Nya karena Allah = Firman-Nya.

*We arenn’t created to go with the flow- Aaron Purdue.*

*Kita tidak diciptakan untuk mengikuti arus- Aaron Purdue.*

YennyIndra

TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU

PRODUK TERBAIK

PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

“Apakah Anda Terbebas?”

“Apakah Anda Terbebas?”

Bagi banyak orang, kebebasan adalah mimpi. Jutaan orang di dunia, menderita karena ikatan politik, perbudakan seksual, kecanduan, terjerat kemiskinan, penyakit dan rasa bersalah. Sementara yang lainnya, terjebak dalam perbudakan agama atau perbudakan ekonomi.
Apakah kebebasan sejati itu dan apa artinya?

Korban penebusan Yesus di kayu salib memberikan kebebasan bagi semua orang. Dalam pelayanan-Nya di dunia, Yesus mendemonstrasikan kebebasan dan memberikan kebebasan kepada semua yang datang kepada-Nya. Ia berjalan dengan penuh kebebasan, dari harapan para pemimpin agama, bebas dari kekurangan, bebas dari rasa takut, bebas dari penyakit dan dari dosa.

Pelayanannya lahir dari kasih dan belas kasihan bagi yang tertindas. Dia datang untuk membebaskan tawanan.
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Yohanes 8:36 (TB)

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.”
Lukas 4:18 (TB)

Dalam bidang kehidupan yang mana, kita ingin mengetahui dan mengalami kebebasan sejati?
Tahukah kita bahwa kebebasan itu sudah tersedia?
Seperti apakah hidup kita, jika kita terbebas dari kuasa dosa, kecanduan, kemiskinan, penyakit, ketakutan dan belenggu agama?

Alihkan pandangan kita dari rantai belenggu dan fokuskan mereka pada Dia yang datang untuk memerdekakan kita. Kehidupan yang berkelimpahan sudah tersedia jika kita menginginkannya. Deklarasikan Firman-Nya dan jelajahi kebebasan yang sudah Kristus berikan kepada kita melalui salib.

Deklarasi:
“Saya mengetahui Kebenaran dan Kebenaran itu membebaskan saya. Anak Allah telah memerdekakan saya, maka saya pun benar-benar merdeka! Saya telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan saya dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Supaya saya sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan saya. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan!!”

(Yoh 8:32) (Yoh 8:36) (Rom 6:18) (Rom 8:2) (Gal 5:1)

[Repost ; “Are You Free?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
1 4 5 6