Monthly Archives: Sep 2020

Articles, Christianity

“Keyakinan kepada Iman kita.”

“Keyakinan kepada Iman kita.”

Mengapa kita meminta orang lain agar mereka mendoakan kita? Apakah karena kita lebih percaya pada iman mereka daripada apa yang bisa kita lakukan dengan iman kita sendiri?
Jika kita bisa mempercayai iman orang lain, mengapa tidak percaya pada iman Tuhan yang hidup di dalam kita?
Bukankah keduanya iman dari Tuhan yang sama?

Read More
Articles, Christianity

“Jangan Melihat Ke Belakang!”

“Jangan Melihat Ke Belakang!”

Pernahkah kita merasa telah melewatkan Tuhan dan kehilangan kemungkinan untuk memiliki hidup yang berkelimpahan?
Terlepas dari kegagalan itu, Tuhan memiliki tujuan untuk hidup kita. Mungkin saja memang kehilangan waktu karena satu atau lain hal, tetapi kita tidak akan pernah kehilangan tujuan yang diberikan Tuhan.

Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Roma 11:29 (TB)

Panggilan Tuhan atas hidup kita tetap tidak berubah. Dia selalu siap untuk melanjutkannya, ketika kita memilih untuk berjalan bersama-Nya. Tujuan Tuhan dalam hidup kita adalah untuk memberkati kita dan membuat kita menjadi berkat bagi orang lain. Anugerah itu tersedia untuk kita sekarang, terlepas dari apa pun masa lalu kita.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Yeremia 29:11 (TB)

Kita ini unik dan spesial di dalam Kerajaan Allah. Anggota Tubuh Kristus yang berharga. Ada bakat-bakat di dalam diri kita, yang dibutuhkan orang lain. Merupakan kerinduan hati Tuhan untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan.
Dengan kata lain, Tuhan melihat jalan kita sudah selesai, meskipun ada kesalahan atau kegagalan yang kita lakukan di sepanjang perjalanan. Dia tidak melihat saat-sat kita gagal. Dia melihat bagian akhirnya sejak awal. Kita juga perlu melihat melampaui masa lalu jika ingin menikmati tujuan Tuhan dalam hidup kita.

…. tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.
Filipi 3:13 (TB)

Terlepas dari masa lalu Paulus yang menyebarkan ketakutan terhadap orang Kristen, dia memilih untuk melupakan masa lalu dan melihat masa depan yang Tuhan rancangkan dalam hidupnya. Kita tidak bisa hidup di masa lalu sambil meraih masa depan! Tujuan Tuhan untuk kita tidak berubah. Anugerah Tuhan menarik kita untuk menerima kasih-Nya dan berjalan di dalam rancangan-Nya.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Roma 8:28 (TB)

Berjalan menggenapi tujuan hidup kita, menjamin bahwa Tuhan akan membuat keadaan hidup kita selaras untuk kebaikan kita, bukan kehancurannya. Jangan memandang ke belakang. Pandanglah anugerah Tuhan untuk masa depan kita.

[Repost ; “Don’t Look Back!”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Verbal Abuse? Bagaimana Solusinya?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Verbal Abuse? Bagaimana Solusinya?

“Bu Yenny suami saya kerap melecehkan saya bahkan di depan orang lain. Sungguh sangat menyakitkan. Apa yang harus saya lakukan bu?”

“Mertua dan ipar-ipar saya mencampuri urusan keluarga kami. Mereka merendahkan saya, terutama karena perbedaan latar belakang ekonomi kami yang mencolok.”

Saya minta waktu berdoa dan tanya Tuhan dulu, sebelum menjawabnya. Saya tidak ingin hanya menghibur basa-basi. Dan saya bukan konselor pernikahan. Meski sudah menikah 35 tahun tetapi lamanya waktu pernikahan, tidak menjamin seseorang menjadi expert. Saya pun merenung dan menanti jawaban Tuhan.

Menyerahkan permasalahan pada Tuhan, itu yang pertama. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, kata Tuhan.

Lalu bagaimana?
Menunda respon. Jangan membalas kata-kata menyakitkan seketika. Tunggu suasana dingin dan emosi mereda, baru dipikirkan, perlukah dijawab?
Atau biarkan Tuhan yang menunjukkan kebenarannya?
Tergantung permasalahannya dan kalau ingin menjelaskan, perlu hikmat Tuhan: kapan dan bagaimana caranya.
Pembalasan adalah hak-Ku, kata Tuhan, aku akan memunculkan kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang.

Barry Bennett menjelaskan perbedaan antara pasrah yang putus asa dengan berserah, pasrah tetapi aktif mencari Tuhan. Agar setiap langkah kita benar-benar dipimpin oleh Tuhan.
Berserah adalah merasakan damai sejahtera Allah dalam situasi apa pun.
Ketika diperlakukan tidak adil, bisa tetap sabar, bukan dengan menekan kemarahan tetapi ada kesabaran supranatural dari Allah. Bahkan bisa mengambil jarak antara kita dengan masalah yang dihadapi.
“Sing waras ngalah.. Tuhan yang akan berperang membelaku.”

Dalam keadaan tertekan, hati-hati dengan self-talk kita. Apa yang kita katakan pada diri sendiri, terpancar melalui bahasa tubuh kita. Kalau mengasihani diri sendiri, merasa jadi korban, orang-orang di sekitar kita merasakannya.
Orang bijak berkata, orang lain berani menginjak-injak kita, karena sesungguhnya kita yang ‘mengijinkannya’ melalui apa yang kita katakan kepada diri kita sendiri. Melalui apa yang terpancar dari bahasa tubuh kita.

Yusuf meski pun posisinya sebagai budak dan narapidana, karena melekat pada Tuhan, apa pun yang dikerjakannya berhasil. Bersinar. Outstanding. Orang lain menghormati Yusuf. Bahkan Potifar dan kepala penjara, menyerahkan kunci dan memberi kepercayaan penuh kepadanya. Tentunya, meski kegiatan fisiknya dibatasi, self-talk Yusuf positif. Berserah yang aktif.
Pengaruh, hikmat dan wibawanya nampak nyata.
Suatu ketika raja mendapatkan masalah dan hanya Yusuf yang bisa menemukan solusinya.
Dalam sekejap Yusuf diangkat menjadi orang ke 2 yang paling berkuasa di Mesir setelah raja.

 

 

Musa saat bersama dengan Tuhan di Gunung Sinai 40 hari 40 malam, wajahnya bersinar dipenuhi kemuliaan Allah. Orang disekitarnya bisa melihat dan merasakannya.

Demikian pula dengan kita. Ketika kita melekat pada Tuhan, hidup kita berbeda.
Ibarat Caffe Latte, kata sahabat saya Andreas Hartanto, kopi dan susunya tidak terpisahkan. Kita di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita. Perkataan yang keluar dari mulut kita adalah perkataan Allah. Perkataan Allah itu roh dan hidup. Penuh kuasa. Aura kita pun berbeda. Bahasa tubuh kita mencerminkan wibawa Allah. Orang ga berani sembarangan. Segan. Karena apa yang ada di dalam hati akan meluap keluar.

Dari pengalaman saya pribadi, semakin  mendekatkan diri kepada Tuhan, hidup jadi jauh lebih baik. Dipertemukan dengan orang-orang baik. Banyak kebetulan-kebetulan yang baik terjadi. Banyak hal yang sesungguhnya saya tidak mengerti, di bidang tertentu, tapi entah bagaimana, Tuhan menuntun sehingga bisa menemukan jalannya. Dan itu membuat orang-orang di sekeliling, lebih menghargai dan menghormati.
Kita jadi lebih dibutuhkan.

Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya, kekayaan dan kehormatan, demikian janji Tuhan bagi anak-anak-Nya. Dan itu terbukti.

Verbal abuse memang menyakitkan. Saya paham. Daripada mengasihani diri sendiri, nrimo yang pasif, bagaimana jika saya mengusulkan untuk berserah kepada Tuhan dan aktif ‘berperang’ dengan cara Tuhan?

Renungkan firman-Nya. Caranya? Dengan aktif memikirkannya dan aktif pula bercakap-cakap dengan Tuhan. Deklarasi janji-Nya. Ketika fokus pada Tuhan, kita makin mudah mendengar tuntunan-Nya.

Saat suami, mertua, ipar melihat bahwa ada wibawa Tuhan terpancar dari dalam diri kita, hikmat yang luar biasa dari Tuhan, tentunya mereka akan berubah juga dalam memperlakukan kita.

Saya selalu percaya, perubahan dimulai dari dalam. Ketika apa yang ada di dalam kita berubah, maka dunia di sekeliling kita juga berubah.
Bagaimana pendapat Anda?

The LORD shall fight for you, and ye shall hold your peace.

TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity

“Iman Yang Besar!”

“Iman Yang Besar!”

Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”
Matius 15:28 (TB)

Kata ‘besar’ adalah kata Yunani ‘megas’ dari kata itu, kita mendapatkan kata ‘mega.’
Megas berarti sangat megah, tinggi, besar, nyaring dan perkasa.

Yesus memberitahu wanita non-Yahudi yang sedang mencari kesembuhan untuk putrinya; “Besar imanmu – sangat besar dan kuat – jadilah kepadamu seperti yang kamu kehendaki!”

Tahukah kita bahwa kita dapat memiliki apa pun yang Tuhan janjikan? Jika persekutuan dengan Dia di dalam Firman dapat mengandung janji-Nya di dalam hati kita, maka kita dapat memilikinya.
Kita diperlengkapi dengan ukuran iman yang cukup agar mencapai jauh lebih banyak daripada yang dapat kita minta atau pikirkan.

Dengarkan bagaimana Yesus mengatakannya:
“Yesus menjawab mereka: Percayalah kepada Allah!
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.”
Markus 11:22-23 (TB)

Dia akan mendapatkan apapun yang dia katakan!
Jika wanita kafir dapat memiliki iman yang besar padahal dia bukanlah bagian dari perjanjian Israel, betapa lebih besar lagi anak-anak-Nya, dapat memiliki iman yang besar untuk percaya dan menerima semua yang telah tersedia di dalam hati Tuhan?

“Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.”
Lukas 12:32 (TB)

Hanya dibutuhkan satu kata dari Tuhan untuk mendorong iman kita dari benih menjadi kekuatan yang sangat kuat. Biarkan iman kita bertumbuh dari iman kecil [mini] menjadi iman berukuran besar [mega]! Luangkan waktu bersama Bapa dalam Firman-Nya, minta Dia menunjukkan hati-Nya untuk kita.

“Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah …..”
2 Tesalonika 1:3 (TB)

[Repost ; “Mega Faith”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
1 4 5 6