Category : Articles

Articles, Travelling

Neuschwanstein Royal Castle-Castle Cinderella.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Neuschwanstein Royal Castle-Castle Cinderella.

Please give me the best View, adalah catatan yang selalu saya tulis saat memesan kamar hotel. Dan kami diberi kamar dengan banyak jendela di hook. Sisi yang satu menghadap Hohenschwangau, castle lama, sementara sisi lainnya menghadap Neuschwanstein, castle baru.
Perfect!

Pagi-pagi harus bangun meski badan masih terasa lelah. Harus ambil tiket ke dua castle pk. 7.30, meski rombongan pertama masuk castle pk. 9.00.
Cepat-cepat breakfast, menuju antrian pengambilan tiket.
Ada antrian yang belum reservasi panjang sekali. Sementara yang sudah reservasi, agak pendek. Untunglah sudah reservasi.

Sebagian besar tempat-tempat cantik berada di pegunungan, sehingga view memukau. Ada pilihan untuk menuju ke dekat castle: naik bus, kereta kuda atau jalan kaki sekitar 40 menit. Kami pilih naik bus.

Dari tempat bus berhenti, masih harus jalan kaki sekitar 10 menit, menanjak pula. Pertama kami menuju jembatan yang tinggi, di sana terlihat Neuschwanstein Castle dan panorama indah disekitarnya. Danau indah di belakang dan puncak-puncak gunung.
Jepret… Jepret… Foto cantik pun diambil.
Sahabat saya bercerita, dia tidak bisa ambil foto di spot ini, karena datang siang, penuh turis.
Ah, untung juga bangun pagi, terbayar dengan keindahannya.

Lalu kami menuju Neuschwanstein Castle. Tiket masuk PK. 9.00 masih bisa santai.
Di tengah perjalanan kelihatan Hohenschwangau, castle lama, di kejauhan yang menjadi tujuan berikutnya, nampak sangat indah karena lokasi kami lebih tinggi. Di sisi kiri dan kanannya ada danau biru nan memukau. Sementara pegunungan indah di belakangnya.

Neuschwanstein Castle terkenal sebagai kastil cantik yang romantis sehingga menginspirasi Walt Disney saat memilih design istana Cinderella.
Seperti juga istana- istana lainnya, dilarang mengambil foto, video atau menyentuh barang-barang dalam istana.

Neuschwanstein adalah istana yang dibangun pada tahun 1868, di sebuah bukit terjal di atas desa Hohenschwangau dekat Füssen di barat daya Bavaria, Jerman. Istana ini dibangun sebagai tempat peristirahatan dan untuk menghormati Richard Wagner, komposer yang dikagumi Raja Ludwig II. Sang Raja membayar biaya pembangunan istana dari kekayaan pribadinya dan dengan meminjam dana publik Bavaria.
Kastil ini menjadi rumah raja, sampai ia meninggal pada tahun 1886. Kastil ini dibuka untuk umum tak lama setelah kematiannya. Jutaan orang dari seluruh dunia datang untuk mengunjungi kastil-kastil cantik peninggalan Ludwig II.

Travel changes you. It transports you to places inside yourself, that you didn’t know existed.

Perjalanan mengubah Anda. Ia membawa Anda ke tempat-tempat di dalam diri Anda, yang tidak Anda sadari keberadaannya.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles, Travelling

Linderhof Palace, Istana Favorit Raja Ludwig II.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Linderhof Palace, Istana Favorit Raja Ludwig II.

Mendarat di Munich pukul 8.30 pagi. Setelah mengurus bagasi dan imigrasi, kami segera mengambil mobil sewan.
Tujuannya adalah Linderholf Palace.

Melewati kota dan desa- desa kecil yang cantik, kami terpukau dengan keindahan bangunan megah di kanan jalan. Dome berwarna hijau yang nampak anggun dari kejauhan.
Apa itu?
“Mampir ah”, kata P. Indra.
Inilah yang membuat kami jatuh cinta dengan Eropa. Di desa-desa kecil, ada saja yang menarik

Ternyata itu adalah Ettal Abbey, Biara Ettal, yang dalam bahasa Jerman disebut Kloster Ettal. Didirikan pada 28 April 1330.
Biara ini sebuah Benedictinemonastery di desa Ettal yang dekat dengan Oberammergau dan Garmisch-Partenkirchen di Bavaria, Jerman.
Biara Ettal adalah salah satu biara Benediktin terbesar dan keindahannya menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.

Dome utama di tengah dan 2 dome kecil di sisi kanan dan kiri, menjadi atap Gereja Ettal. Sementara di sisi lainnya berupa bangunan kotak – kotak berwarna kuning muda, dengan pintu gerbang melengkung yang megah. Di tengahnya terhampar lapangan rumput yang hijau.
Gereja tua ini masih sangat terawat dan indah sekali. Mewah dan anggun.

Di sekeliling buara, bertebaran hotel dan resto. Yang menarik, bangunan-bangunan itu sebagian dihiasi dengan lukisan ala Romawi dan sebagian lagi rumah kayu dengan bunga-bunga hidup yang cantik di pot menempel di pagarnya. Khas Eropa.

Perjalanan dilanjutkan menuju Lindhof Palace yang dibangun bertahap dari tahun 1870 hingga 1886 oleh Ludwig II.
Linderhof Palace merupakan istana terkecil dari 3 istana yang dibangun Ludwig II, -yaitu Linderhof Palace, Herrenchiemsee Castle dan Neuschwanstein Castle- dan merupakan satu-satunya yang selesai dibangun pada masa hidupnya.
Linderhof dianggap sebagai kastil favorit yang paling sering dikunjungi.
“Fairytale King dan Swan King”, julukan untuk Raja Ludwig II, yang menyukai bangunan indah bak dongeng dan angsa. Banyak porselin dan lukisan angsa di dalam istana.

Seperti istana lainnya, dilarang foto di dalam istana. Lukisan, hiasan dan ornamen cantik menghiasi hampir seluruh istana. Konon ada 4.5 kg emas yang dipakai untuk melapisinya. Cantik, mewah serta elegan.

Tidak hanya istananya yang menarik, tetapi taman indah yang ditata apik.
Di depan istana, kolam dengan patung wanita berwarna emas. Pada waktu-waktu tertentu, air mancur menyembur dari patung itu. Latar belakang kolam, berupa tangga dengan patung singa di kanan kirinya dan di atas ada Dome kecil.

Taman di samping istana pun indah.
Patung- patung klasik di antara bunga-bunga serta dedaunan yang ditata serasi. Para turis pun sibuk mengambil gambar. Post di Instagram merupakan kebutuhan jaman ini bukan?

Ketika akan pulang kami baru sadar, tidak ada internet. Seperti biasa kami memakai paket Telkomsel Eropa. Tanpa GPS, tidak tahu rute ke kota berikutnya. Di mobil ada GPS tapi dengan Bahasa Jerman.
Apa akal?
Tidak jauh dari tempat parkir mobil kami, ada beberapa sopir orang Jerman dan minta tolong untuk disettingkan menuju tujuan berikutnya. Ini mobil Jerman dan tidak ada pilihan untuk Bahasa Inggris. Ternyata memang tidak ada signal di sana.

Kami menyadari, Tuhan sudah menyertai, ketika berangkat seharusnya signal mati juga. Tetapi ternyata GPS tetap menyala hingga tiba di Linderhof Palace.

Dengan GPS mobil hingga hampir setengah perjalanan, barulah signal internet Telkomsel menyala lagi. Tujuan kami berikutnya adalah Hohenschwangau.
Di mana pun berada, Tuhan senantiasa melindungi.
Sungguh merasa aman, menyadari hal ini.
God is good all the time!!!

We travel not to escape life but for life not to escape us.

Kita bepergian bukan untuk keluar dari kehidupan tetapi supaya kehidupan tidak meninggalkan kita. 

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles, Indonesia, Travelling

Bisakah Mengunjungi Danau Kelimutu Sore Hari?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bisakah Mengunjungi Danau Kelimutu Sore Hari?

Ini pertanyaan yang berputar-putar di kepala saya.
Semua artikel di google, menceritakan ke Danau Kelimutu subuh untuk menanti sunrise, indahnya matahari terbit. Bahkan ada yang menulis, setelah itu kabut turun, tidak kelihatan apa-apa. Ada lagi info bahwa pk.15.00 pintu menuju danau ditutup.

“Wahh sudah berkenan mengunjungi Maumere manise. Sempatkan mampir ke Danau Kelimutu bu,” muncul komentar di Facebook dari Fransiscus Nong Abe.

“On the way ke Danau Kelimutu dari Maumere, Pak” jawab saya sambil galau.

Rencana awal kami akan menginap di Desa Moni, lalu ke danau subuh juga. Tetapi P. Indra berubah pikiran, bersikukuh hendak ke danau sore ini juga.  Bagaimana kalau ternyata kabut semua di atas sana? Apa masih sanggup besok subuh naik lagi?

“Matahari terang benderang. Lihat tuh awan justru ada di bawah. Bagaikan negeri di atas awan,” ujarnya.

Read More
Articles, Travelling

Labuan Bajo Day 4: Rangko Cave, Batu Cermin & Sunset @ La Cecile Hill.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Labuan Bajo Day 4:
Rangko Cave, Batu Cermin & Sunset @ La Cecile Hill.

Pagi ini kami berenam memulai landtour ke Rangko Cave. P. Hendra & B. Chinta akan pulang ke Jakarta, Sedangkan B. Linda & B. Wulan pulang ke Bali.
Hanya P. Indra & saya yang masih extend di Labuan Bajo.

Rangko Cave sekitar 30 menit dari Labuan Bajo. Dilanjutkan dengan naik kapal traditional bermesin ke guanya.
Berjalan sekitar 20 menit, tibalah kami di mulut gua.
Ternyata gua ini bagus saat matahari masuk ke dalam gua. Saat kami tiba, masih terlalu pagi jadi gua agak gelap.
Ketika kami kembali, justru dapat foto-foto bagus di tepi pantai. Ada bukit kecil di laut, di ujung bukit ada batu berbentuk kura-kura.
Dan di jembatan…. Ah, cantiknya…

Tujuan ke dua ke Batu Cermin. Jalan menuju Gua Batu Cermin, di kanan kiri dipenuhi pohon bambu yang berdiri. Menurut guide ada 3 macam pohon bambu dan yang unik pohon bambu yang berduri ini. Batangnya kecil dan melengkung.

Mulai pintu masuk area gua sudah banyak spot cantik untuk foto. Bentuk-bentuk batunya beraneka ragam. Dari bulat, memanjang dan tinggi.
Tetapi begitu akan masuk gua yang menuju spot Batu Cermin, harus pakai topi helm untuk melindungi kepala dari stalaktit yang ujungnya tajam.

Mulailah guide membimbing kami masuk dengan membawa senter. Masuk gua harus berjongkok beberapa kali. Ada 3 lokasi yang sangat pendek, selebihnya bisa berdiri dan berjalan dengan tegak.
Sama seperti Gua Rangko, Gua Cermin bagus saat sinar matahari masuk melalui lubang gua.

Di salah satu tempat yang luas, konon pada jaman dahulu dipakai untuk misa.
Gua ini diketemukan oleh misionaris Eropa.
Lalu di sisi yang lebih dalam, ada fosil seperti batu berbentuk penyu di langit-langit.
Masuk lagi lebih dalam, sampailah kami ke Batu Cermin. Di atap gua ada lubang di mana sinar matahari masuk, membentuk cermin. Inilah icon yang dicari.

Sunset di bukit La Cecile, lokasi yang sangat tinggi, sungguh memukau. Bukit-bukit kecil di tengah laut dengan kapal-kapal. Dengan latar belakang langit berwarna kuning kemerahan. Indah sekali….
Alam Indonesia memang kaya raya, cantik dan mempesona.
Indahnya negeriku tercinta….

Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” – Ibn Battuta

Bepergian – itu membuat Anda tak bisa berkata-kata, lalu mengubah Anda menjadi pendongeng. “- Ibn Battuta

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles, Travelling

Labuan Bajo Day 3: Mawan Beach, Sebayur Island & Bidadari Island.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Labuan Bajo Day 3:
Mawan Beach, Sebayur Island & Bidadari Island.

Tadi malam P. Indra & P. Hendra memancing, sementara yang lain tidur.
Hasilnya?
Dapat Ikan Kerapu, Ikan Sniper dan Ikan ekor kuning. Cukup besar!
Yeaaay… Lunch kami jauh lebih bervariasi dan bangga menikmati tangkapan sendiri.

Tidur kami malam ini sangat lelap. Kelelahan dengan aktivitas seharian.
Pagi bangun, kopi dan Snack sudah menanti.
Life is good, thank God.

Pantai Mawan yang cantik menjadi tempat perhentian kami yang pertama hari ini. Pasirnya putih, batu-batu berbentuk karang lancip di ujung bukit. Sementara di dekat tepian pantai, batu dibatasi oleh air laut berwarna biru muda, sementara di sisi lainnya berwarna biru tua.
Tamu Inggris memilih snorkeling… Sementara kami berfoto-ria.

Read More
1 3 4 5 6 7 14