Divine Connection – Perjumpaan Ilahi….
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Divine Connection – Perjumpaan Ilahi….
“P. Pras & B. Uti, lihat siapa dia?” , chat saya pada P. Prasetya M. Brata & B. Uti Brata, guru saya, sambil mengirimkan foto.
“Wah gimana ceritanya bisa ketemu bu Mariani?”, balas P. Pras penasaran.
“Waah ternyata sama Oma perginya”, komentar B. Uti.
Unik sekali…
Bertahun-tahun saya kerap melihat wajah B. Mariani berfoto dengan P. Pas dan para tokoh Neurosemantic dunia. Jadi familiar sekali dengan wajah dan nama beliau: Mariani Ng
Nach saat ikut tur Nepal Bhutan, berkenalan dengan beliau tetapi saya tidak menyangka beliau inilah sesepuh Neurosemantic Indonesia. Trainer Neurosemantic Wanita Pertama di Asia.
B. Mariani Ng, guru P. Pras. Sementara saya ini muridnya P. Pras.
Menurut bahasa cerita silat ala P. Irsan, sohib saya, berarti B. Mariani Ng ini sucow alias nenek – guru saya… Wuih kerennya.
Dan kami liburan bersama.
B. Mariani dengan bijak menjawab, saat saya bertanya benarkah beliau guru P. Pras?
“P. Pras hanya belajar sebagian ilmu dari saya, kami sama-sama belajarlah…. Nach, sekarang kami sama-sama mengembangkan Neuro Semantic dengan style masing-masing.”
Saya pun belajar….
Bergaul dengan orang-orang bijak, membuka kesempatan bagi kita untuk menimba ilmu dan mendapatkan pengaruhnya.
*******
Ketika ikut optional tour ke Mt. Everest, Hean sahabat saya mendengar Tiorida itu SMA nya di Malang?
“SMA di Hwaind (nama populer SMA Kolose Santo Yusuf, Malang yang biasa disingkat Kosayu)?”, B.Hean pun ingin tahu.
Ternyata benar.
Suami B. Hean, P. Leonard dan P. Indra sama-sama alumni Kosayu 76.
Tiorida alumni Kosayu 85, yang jagoan akuntansi.
Ternyata ada peserta lagi, P. Willy Himawan alumni Kosayu 88, yang kontraktor unik. Beliau tidak mau membangun gedung-gedung bertingkat biasa.
“Bosan”, katanya, P. Willy yang membangun Carstensz Mall di Tangerang Selatan, “Jika harus memindahkan sungai, pokoknya yang aneh-aneh, itu baru menarik dan menantang.”
Wow seru jadinya…. merasa bertemu dengan keluarga sendiri. Dan semuanya teman-teman yang berkualitas & berprestasi.
Duh…. senangnya.
Mereka pun segera mengambil foto berempat.
Divine Connection lagi….
******
B. Indrawaty, salah seorang peserta dari Jakarta pun menyapa saya.
Rupanya B. Indrawaty itu sahabat baik B. Meliani Buana Riem, sahabat baik saya juga di Surabaya.
Sungguh dunia itu sangat kecil… bahkan saat ke Nepal & Bhutan pun bertemu dengan orang-orang yang mengenal kita.
Pelajarannya:
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
Nama baik itu melekat ke mana pun kita pergi. Hingga ke ujung dunia pun akan ada orang-orang yang memiliki link dengan orang yang mengenal kita.
*********
Enakan jalan sendiri or ikut tur? Masing-masing ada keuntungan dan keunikan yang berbeda.
Tanpa tur saya ‘mungkin’ tidak bisa bertemu dengan B. Mariani dengan suasana seperti ini. Punya kesempatan berbagi, dalam keadaan santai.
Divine Connection. bukan hanya dengan B. Mariani tetapi juga dengan teman-teman lain.
Dr. Daniel dan Tju, istrinya, yang dokter spesialis penyakit manula,Geriatri namanya, sekaligus sahabat baik keluarga besar P. Kwik Kian Gie. Hobinya memotret kami semua, plus menjadi pengarah gayanya…
P. Edi dari Tegal dan P. Junaedi yang selalu berbaik hati membantu mengangkat smart luggage. Thanks Pak…
B. Hean dan Mei Tjien, yang sigap menyediakan apa yang saya perlu tanpa diminta…
So sweet…
Ke mana pun pergi, Tuhan mengirimkan orang-orang baik alias ‘malaikat’-Nya untuk menolong kami.
Banyak teman-teman lain yang gak bisa diceritakan satu persatu, dengan prestasi, pengalaman, pelayanan serta keunikannya.
Ssstt… grup kali ini, saya bertemu banyak traveller sejati.
Bahkan ada yang nyaris tiap bulan jalan liburan ke luar negeri. Tujuannya yang aneh-aneh pula, yang jarang dikunjungi turis umum.
Ada pula yang sudah pernah ke tempat wisata terkenal di China tetapi sudah lama, sekarang pergi lagi untuk menikmati perubahannya karena China berubah cepat sekali.
Saya diperkaya karenanya.
Tidak ada kebetulan di dunia ini. Tentunya Tuhan mempertemukan saya dengan mereka, karena Tuhan ingin saya belajar sesuatu, dan ada tujuan-Nya… mungkin bukan sekarang tetapi di masa depan. Who knows?
Bukankah kita ini ‘terang dan garam’ dunia yang memberi cahaya dan rasa?
Kata Tuhan, “Pergilah….”
Taati saja…
Setiap kita memiliki peran dan tugas yang berbeda. Tuhan ingin di mana pun kita berada, kita menjadi duta-Nya yang membawa damai, sukacita serta cermin siapa Tuhan kita?
Orang-orang tidak bisa melihat Tuhan secara kasat mata tetapi bisa melihat Tuhan melalui kita.
Keren bukan?
*****
Di Nepal, malam terakhir sebelum kami ke Bhutan diadakan show dan semua mengenakan baju traditional Nepal.
Tidak hanya menonton pertunjukkannya, tetapi penonton dilibatkan ikut menari.
Puncak acaranya, P. Anton Thedy TX Travel mendapatkan Certificate of Apreciation dari Pemerintah Nepal. Mereka sedang menggalakkan pariwisata ke Nepal dan Bhutan.
Belajar ‘berbisnis dan negosiasi’ pula secara tidak langsung. Banyak nilai-nilai dan pengalaman berharga yang membuka wawasan.
Travelling itu bukan sekedar berlibur tetapi belajar ‘melihat’ dari sisi yang berbeda, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
A mind that is stretched by a new experience can never go back to its old dimensions.” – Oliver Wendell Holmes Jr.
Pikiran yang telah diperluas oleh pengalaman baru tidak akan pernah kembali ke dimensinya yang lama. Oliver Wendell Holmes Jr.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan
#MotivasiKebaikan