Category : Relationship

Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Emosi Bagaimana Mengelolanya?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Emosi Bagaimana Mengelolanya?

Saat membaca buku Harnessing Your Emotions karya Andrew, saya menemukan pernyataan ini:

Kita dapat memilih untuk bersukacita di tengah keadaan yang negatif jika kita memusatkan pikiran kita pada apa yang Tuhan katakan dan memusatkan perhatian kita pada hal-hal rohani daripada hal-hal fisik.

Butuh beberapa saat dalam perjalanan kekristenanku untuk menyadari bahwa saya sebenarnya dapat melayani Tuhan dengan emosiku, dengan cara Tuhan dan saya mengerjakan hal ini bersama-sama! Saya menghargai pentingnya definisi harness yang dikemukakan Andrew dalam bukunya:

Menurut American Heritage Dictionary, kata harness berarti “mengendalikan dan mengarahkan kekuatan.”

Perasaan yang mendalam dapat menjadi kekuatan bagi siapa pun, tetapi hanya jika orang tersebut mengetahui cara menyalurkan emosi tersebut menjadi sesuatu yang konstruktif.

Yesus seseorang yang penuh gairah, membalikkan meja penukaran uang dan mengusir para penjual hewan! Namun Dia juga menahan emosi-Nya, rela disalib—bahkan sampai mengeluarkan keringat bercucuran darah. Jika Yesus tidak mengendalikan emosi-Nya, tidak ada Juruselamat saat ini.
Nafsu yang tidak diserahkan dan ditundukkan kepada Tuhan, menciptakan lingkungan yang subur bagi terjadinya perbuatan maksiat. Emosi yang tidak terkendali, melahirkan dosa—

Dosa terkandung di dalam emosi. Ayat Yakobus 1:15 membandingkan dosa, atau proses berkembangnya dosa, dengan proses melahirkan maut.

Yakobus 1:15 (TB) Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Saat mengikuti ekstrakurikuler di sekolah, saya melihat salah seorang teman mendapat promosi di proyek yang sedang kami kerjakan. Tumbuh secara alami, perasaan menjadi lebih introvert dan sedikit perfeksionis, maka emosi pun meluap-luap ketika saya melakukan sesuatu yang saya pedulikan. Setelah mengetahui kesuksesan teman itu, saya mulai merasa buruk tentang diri saya sendiri dan frustrasi dengan kemajuan saya. Lalu kesadaran muncul, yang sesungguhnya terjadi, saya cemburu. Iri hati.
Segera bertobat dan saya mulai bersyukur kepada Tuhan karena teman saya bisa sukses di bidang ini.

Yakobus 3:14-16 (TB) mengatakan, *Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

English Standard Version menulis demikian:

??James? ?3:14?-?16? ?ESV??
But if you have bitter jealousy and selfish ambition in your hearts, do not boast and be false to the truth. This is not the wisdom that comes down from above, but is earthly, unspiritual, demonic. For where jealousy and selfish ambition exist, there will be disorder and every vile practice.

Yakobus 3:14-16 English Standard Version
Tetapi jika kamu mempunyai rasa iri hati yang pahit dan ambisi yang egois dalam hatimu, janganlah kamu bermegah dan tidak berbohong terhadap kebenaran. Ini bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi bersifat duniawi, tidak rohani, dan bersifat jahat. Karena di mana ada iri hati dan ambisi yang mementingkan diri, di situ akan terjadi kekacauan dan segala perbuatan keji.

Jika apa yang kita pikirkan atau rasakan sejalan dengan Firman, itulah diri kita yang baru, yang sudah lahir baru.

Jika apa yang kita pikirkan atau rasakan tidak sejalan dengan Firman Tuhan, itu bagian kedagingan kita atau iblis.
Jika itu merupakan bagian kedagingan dari diri kita atau iblis, tolak saja pemikiran atau emosi tersebut dengan berdiri teguh di atas Firman Tuhan.

Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya masalah yang kita hadapi saat ini, dengan kuasa Roh Kudus, kita dapat menyembah Tuhan dengan emosi kita. Jika ingin mendalami studi tentang emosi ini lebih dalam, pelajarilah pengajaran Andrew dalam Memanfaatkan Emosi.

Mari hidup berkemenangan, dengan mengelola emosi bersama Tuhan… yuk…

We will be taking a look at why we have emotional problems, what solutions the world offers versus those the Word of God offers, and why God’s answers bring lasting results. God has equipped us through His Word to control our emotions—good and bad. We can walk in true emotional stability each and every day of our lives if our faith and trust is in Him. – Andrew Wommack, Harnessing Your Emotions

Kita akan melihat mengapa kita mempunyai masalah emosional, solusi apa yang ditawarkan dunia dibandingkan solusi yang ditawarkan oleh Firman Tuhan, dan mengapa jawaban Tuhan membawa hasil yang bertahan lama. Tuhan telah memperlengkapi kita melalui Firman-Nya untuk mengendalikan emosi kita—baik dan buruk. Kita dapat berjalan dalam kestabilan emosi sejati setiap hari dalam hidup kita jika iman dan kepercayaan kita ada pada-Nya. – Andrew Wommack, – dari buku Memanfaatkan Emosi Anda.

Sumber: AWM.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

Read More
Articles, Relationship, Self Motivation

Guru-Guru Di Sepanjang Jalan Kehidupan…

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Guru-Guru Di Sepanjang Jalan Kehidupan…

Bu Yenny yang selalu menyemangati dengan sentuhan rohani dan spiritual, beberapa tahun yg lalu saya pernah berupaya memotong2 aliran pemikiran saya dengan tujuan agar artikel tidak terlalu panjang, dapat dibaca dengan lebih ringan bagi semua kalangan dan juga muat di Instagram caption.

Awal-awalnya beberapa artikel berhasil muat di IG caption dan nampak pendek hingga cepat terbaca selesai.

Namun lama-lama saya membaca ulang setelah diingatkan oleh Facebook dalam reminder tahunan, saya merasa ada paksaan dalam cara penulisan saya tsb dan saya sprt kurang mendapatkan soul dari tulisan saya sendiri.

Dengan kondisi demikian saya kemudian membebaskan diri saya dalam menuangkan alur pikiran dengan ketentuan:

– Saya melakukannya di platform saya sendiri (kecuali *saya bergantung* pada platform pihak lain yg memiliki aturan harus sekian-sekian, maka saya harus ikut aturan pihak tsb)

– Saya menuangkan pemikiran saya selain berupaya membantu siapa pun yg membutuhkan, juga sebagai legacy bagi keturunan saya kelak, sehingga saya harus menyampaikannya berdasarkan original thought yg muncul dari pikiran saya yang terkoneksi dengan Semesta dengan pesan-pesan kuatnya pada saat itu

Dengan demikian saya menyadari bahwa jika alur pemikiran saya menjadi demikian panjang maka ada konsekwensi hanya sedikit orang yg akan membacanya termasuk meresponnya.

I don’t mind.

At least saya pribadi mendapatkan pemelajaran dari tulisan saya sendiri karena saya yakin bahwa pesan tersebut tertuju kepada saya pada barisan awalnya.

Jadi saya tetap melaju sesuai kealamian diri saya dalam merespon pesan dari Semesta.

Saya selalu membaca tulisan Ibu kata per kata hingga selesai.

Karena jika saya dipertemukan dengan tulisan Bu Yenny berarti ada jalinan pesan dari Semesta yg perlu saya cermati juga.

Demikian Bu Yenny, semoga berkenan.

Terima kasih,
Sjahsjam Susilo

******
Wuih…. thanks so much P. Sjam… saya mendapatkan pencerahan nich. Wise sekali.

Ada kalanya yang kepanjangan karena terlalu banyak bunga rampainya, bisa dipersingkat.
Tetapi ketika itu sesuatu yg penting, dan tujuan tulisan kita kan agar pembaca bisa belajar dan mendapatkan menfaatnya, ya gapapa ditulis panjang. Meski dengan konsekuensi, yang membaca hanya sedikit…
Betul demikian P. Sjam?

Bersyukur saya memiliki guru2 yang dahsyat…
Thanks P. Sjam, guru & filsuf saya…

******
Wah siap Bu Yenny …

Ya Bu, jalankan saja sesuai situasi.
Biarlah yg cocok dengan Sang Karya yg menemukannya sendiri. Karena itu berarti memang sudah jodohnya.

Terima kasih atas penghargaan dan dukungan Bu Yenny saya hanya memberi pendapat saja
Teruskan saja buah pikir Ibu sesuai situasinya ya Bu …

******
Saya menuliskan apa adanya yang saya alami. Why?
Agar saya bisa belajar bersama-sama para pembaca. Tumbuh bersama.

Di sepanjang jalan kehidupan, kita bertemu dengan guru-guru kehidupan yang Tuhan kirimkan. P. Sjam, P. Prasetya M. Brata serta beberapa guru-guru lainnya, dengan saya berbeda keyakinan tetapi saya bisa belajar banyak dari guru-guru yang bijak ini.

Be Open Minded…
Setiap orang mengalami pengalaman yang berbeda, itulah sebabnya mereka bertindak dengan cara tertentu serta memutuskan bersikap demikian.

“A wise person knows that there is something to be learned from everyone.”

“Orang bijak tahu bahwa ada sesuatu yang bisa dipelajari dari setiap orang.”

Dengan belajar dari orang lain, kita tinggal terima prinsip dan manfaatnya. Tidak perlu ikutan jatuh bangun, sebelum menerapkan prinsip kehidupan itu.

That’s why orang bijak berkata, pembicaraan 1 jam dengan orang bijak, manfaatnya melampaui menfaat membaca 2 buku.

Orang bijak itu sudah mengambil intisari dari buku-buku bagus, lalu mempraktikkannya, mengalami jatuh-bangun, sukses-gagal, dan dari pengalaman itu, beliau mengambil kesimpulan bijaknya. Dan kita yang belajar darinya, tinggal ‘terima matang’, tinggal disantap, dinikmati dan diambil manfaatnya.
Wow…..

“Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak”, ujar Raja Salomo.

Yuk kita belajar bijak belajar dari para bijak….

A wise man learns by the experiences of others; an ordinary man learns by his own experience; a fool learns by nobody’s experiences. – American Proverb

Orang bijak belajar dari pengalaman orang lain; orang biasa belajar dari pengalamannya sendiri; orang bodoh tidak belajar dari pengalaman siapa pun. – Pepatah Amerika.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

FAITH OR FEELINGS?

 

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

FAITH OR FEELINGS?

Kita hidup dalam budaya yang berkisar pada perasaan dan emosi.
Pertanyaan interview yang populer saat ini: ‘bagaimana perasaan Anda?’
Seolah-olah perasaan kita menjadi lebih penting daripada kebenaran Firman Tuhan yang diungkapkan.
“Ikuti kata hatimu,” adalah sebuah teguran yang sering diucapkan.

Namun, Yesus berkata: “Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”
Bagaimana kita tahu apakah hati kita selaras dengan tujuan Tuhan?
“Sebab dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu, penghujatan; itulah yang menajiskan manusia.”

Kuncinya semua ada di dalam hati!

Banyak pelayanan yang ditujukan untuk menggugah emosi atau perasaan.
Cara yang serupa, banyak iklan juga melakukan hal yang sama. OH……
Tujuannya agar membuat kita ‘merasa’ sukses, termotivasi, diterima, dan pintar.
(Apakah saya berbicara tentang pelayanan atau iklan? Nyaris sama ya?).
Bahkan beberapa pengkotbah mengajarkan, supaya dipimpin oleh perasaan kita. Diasumsikan bahwa perasaan tidak pernah salah.

Perasaan memang nyata dalam arti keberadaannya, tapi bisakah perasaan itu selalu dipercaya?
Padahal Perasaan ditentukan oleh Apa Yang kita Pikirkan.
Ubah Pikiran, maka Perasaan pun Berubah…
Nach lho…..

Renungkan:
Haruskah kita berbuat baik hanya ketika kita menginginkannya?
Haruskah kita memberi hanya ketika ’merasa dipimpin’ untuk memberi?
Sejauh mana perasaan seharusnya mengatur kehidupan kita?
Apakah kita terlalu mementingkan diri sendiri sehingga menganggap desakan untuk berkorban atau bekerja lebih keras, dianggap sebagai legalisme?
Bagaimana dengan menyerahkan hidup kita untuk orang lain?
Apakah itu perasaan atau tindakan iman, meskipun ada perasaan?

Kenneth Hagin menulis: “Jika iman kita didasarkan pada perasaan, maka kita hanya menggunakan iman alamiah manusia. Kita tidak dapat memperoleh hasil rohani dengan iman alamiah manusia. Kita harus menggunakan iman yang berdasarkan firman Tuhan, yang berdasarkan alkitab, dan percaya kepada Firman Tuhan. Jika iman kita didasarkan pada Firman Allah, maka kita percaya pada Firman itu, tanpa mempedulikan bukti-bukti yang dapat memuaskan pancaindra kita.”

Misalnya saja Abraham.
Roma? ?4:18?-?21? ?TB??
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: ”Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”

Iman Abraham mengalahkan perasaannya. Janji Tuhan lebih pasti daripada keadaan dan emosi.
Meski bertahun-tahun berlalu, Abraham tidak bimbang. Memang banyak perasaan yang datang dan pergi, namun Abraham kuat dalam iman.

Kuat dalam iman sering kali bertentangan dengan perasaan. Kita harus belajar berpegang pada Firman. Biarkan perasaan mengikuti keyakinan kita, bukan sebaliknya.

Sumber: Barry Bennett.

*****

Mengapa orang bimbang?
Karena Belum Mengambil Keputusan!

Dari pengalaman pribadi, ketika saya takut, galau menghadapi sesuatu, perasaan seolah-olah diombang-ambingkan kian kemari.

Suatu ketika saya membaca sebuah buku dan disarankan, lihat the worst thing – keadaan yang terburuk yang bisa terjadi seperti apa? Hadapi dan terima.

Tips ini sungguh berguna. Beberapa kali saat menghadapi krisis besar, saya memberanikan diri menghadapinya dan menerima kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Lalu hati jadi tenang.
Oke saya berani menerimanya.
Dari pengalaman, tidak pernah sampai mengalami yang terburuk.
75% ketakutan kita, tidak pernah terjadi, demikian hasil penelitian para ahli.

Justru ketika tenang, saya bisa berdoa.
Begitu berdoa dan baca/dengar firman, iman pun timbul.
Ambil keputusan untuk fokus kepada Tuhan dan firman-Nya.
Hal-hal yang melampaui apa yang bisa kita pikirkan pun terjadi. Solusi demi solusi muncul.
Mujizat pun tercipta….

*****
John Osteen diperintah Tuhan membangun auditorium 1000 kursi dan tidak boleh minta persembahan khusus dari jemaatnya, harus selesai dalam waktu 1 tahun.
Padahal saat itu sedang terjadi krisis di Amerika.

Dibutuhkan iman untuk mentaatinya. Secara nalar sama sekali tidak mungkin.
John Osteen taat. Dia berkotbah seperti biasa, memperlengkapi jemaatnya agar memberikan persembahan seperti biasa. Sama sekali tidak meminta persembahan extra untuk auditorium.

“Pastor, krisis semakin menggila….bla…bla..bla”, ujar seorang jemaat melaporkan.

“Saya tidak membaca atau mendengarkan berita”, sahut Ps. John Osteen.
Beliau menjaga hatinya terhadap hal-hal negatif yang melemahkan imannya. Dia tahu, sumber berkatnya dari Tuhan, bukan mengandalkan sistim dunia.

??Psalms? ?37:9? ?NIV??
For those who hope in the Lord will inherit the land.
The blameless spend their days under the Lord’s care, and their inheritance will endure forever. In times of disaster they will not wither; in days of famine they will enjoy plenty.

Mazmur 37:9 NIV
Sebab siapa yang berharap kepada Tuhan, ia akan mewarisi negeri itu.
Orang-orang saleh menghabiskan hari-harinya di bawah pemeliharaan Tuhan, dan warisan mereka akan bertahan selama-lamanya. Pada saat terjadi bencana mereka tidak akan layu; pada hari-hari kelaparan mereka akan menikmati kelimpahan.

Dalam waktu setahun, auditorium itu selesai. Meski tidak ada persembahan khusus, secara supernatural dana persembahan cukup untuk membangunnya. Padahal gak ada yang nampak spektakuler, namun semua tercukupi.
Ini Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa melakukannya…
Yeaaayyy…..

Siap hidup oleh Iman dan bukan dengan perasaan?
Yuk…..

*Fear doesn’t respond to logic, so your only chance to get rid of fear, is to trust God and face it – Rick Warren.*

Ketakutan tidak merespon logika, jadi satu-satunya kesempatan Anda untuk menghilangkan rasa takut, dengan cara mempercayai Tuhan dan menghadapinya – Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles, Relationship, Self Motivation

Menguasai Perubahan.

Read More
Articles, Christianity, Relationship, Self Motivation

Love & Fogiveness

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Love & Fogiveness

Menyambung artikel kemarin tentang LOVE, pengampunan dimulai dengan Keputusan untuk Mengampuni.
BUKAN karena perasaan Mengampuni.
Mengampuni itu Keputusan, BUKAN Perasaan.
Prinsipnya:
Saat kita memutuskan, perasaan mengampuni akan mengikuti, perasaan berubah.

Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Allah mengorbankan segalanya untuk kita. Tidak ada kesalahan orang lain yang terlalu besar, melampaui kesalahan kita sepanjang hidup terhadap Tuhan. Padahal Tuhan mengampuni dan mengasihi kita, masa kita tidak mau mengampuni orang lain?
Mak Jleb…..

It’s all about God, not us.
Semua tentang Tuhan, bukan kita….

Aliran Kasih Allah jauh lebih besar daripada apa pun yang kita alami dalam hidup ini. Melebihi sakitnya pengalaman masa lalu…. Kita mengampuni berdasarkan Kasih Allah – Kasih Ilahi yang mengalir melalui kita, bejana-Nya. Bukan dengan Human Love.

Caranya?
BERKATA dengan sikap Willing/ bersedia untuk Taat, bahwa kita Choose/ Memilih mengampuni, maka perasaan pun mengikuti.

1 Korintus 13:13 (TB) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

*****
Corrie Ten Boom berasal dari keluarga Kristen di Belanda. Saat Nazi mengejar orang Yahudi, mereka mengambil resiko, menyembunyikan dan melindungi mereka di rumahnya. Suatu hari ketahuan.

Corrie, Betsy, kakaknya serta ayahnya dibawa ke penjara dan akhirnya ke kamp konsentrasi di Jerman yang terkenal kejam. Sang ayah meninggal 10 hari kemudian. Corrie dan Betsy melayani orang-orang di mana pun mereka berada. Begitu banyak kesaksian mereka betapa Allah tetap hadir di kegelapan kehidupan mereka.

No pit is so deep that He is not deeper still; with Jesus even in our darkest moments, the best remains and the very best is yet to be – Corrie Ten Boom.

Tidak ada lubang yang sebegitu dalam sehingga Dia tidak berada lebih dalam lagi; bersama Yesus, bahkan di saat-saat tergelap kita, yang terbaik masih ada dan yang terbaik masih akan terjadi – Corrie Ten Boom.

Kondisi fisik Betsy tidak sekuat Corrie. Jika tugas yang diberikan sipir penjara tidak selesai, Betsy dipukuli. Akhirnya Betsy meninggal.

Karena suatu kekeliruan, Corrie dilepaskan dari penjara 11 bulan kemudian.
Corrie pergi ke seluruh dunia bersaksi tentang Yesus dan pengalamannya di kamp konsentrasi.

Selesai berkotbah di Munich, dengan pesan:
“Ketika kita mengakui dosa-dosa kita, Tuhan melemparkan dosa-dosa itu ke lautan terdalam, hilang selamanya.”

Seorang pria datang menyalaminya.
Corrie merasa familiar dengan wajah pria ini, berusaha mengingat, di mana pernah berjumpa dengannya.
Lalu sadar, pria inilah yang memukuli dan menyiksa Betsy.

“Anda menyebut Ravensbrück tadi,” kata pria itu, “Sayalah penjaga di sana.” Ternyata dia tidak mengingat Corrie, diantara ribuan tahanan wanita.

“Tetapi sejak saat itu,” lanjutnya, “Saya menjadi seorang Kristen. Saya tahu, Tuhan telah mengampuni saya atas perbuatan kejam yang saya lakukan, tetapi saya ingin mendengarnya juga dari bibir Anda, Fraulein”–lagi-lagi tangannya terulur–
“Maukah kamu memaafkanku?”

Corrie terpaku – dia harus mengampuni – tetapi tidak bisa. Betsie meninggal – bisakah dia menghapus ingatan akan kematiannya yang mengerikan?
Rasanya seperti berabad-abad, bergumul dengan hal tersulit yang harus dilakukannya.
Yesus berkata, ”Jika kamu tidak mengampuni pelanggaran orang lain, Bapamu di surga juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.”

Corrie terpaku. Rasa dingin mencengkeram hatinya.
Namun pengampunan bukanlah sebuah emosi. Pengampunan adalah tindakan kemauan. Kemauan terlepas dari suasana hati.

“Yesus, tolong aku!” Corrie berdoa dalam hati. “Tolong agar aku bisa mengangkat tangan.”

Dengan gerakan kaku, Corrie menyambut tangan yang terulur kepadanya.
Dan hal yang luar biasa terjadi. Arus mengalir dari bahu, ke lengan, lalu ke tangan mereka yang bersatu. Kehangatan Ilahi yang menyembuhkan seperti membanjiri seluruh tubuhnya, membuatnya berlinang air mata.

“Aku memaafkanmu, saudaraku!” Corrie menangis. “Dengan sepenuh hati!”

Untuk waktu yang lama mereka saling berpegangan tangan, mantan penjaga dan mantan tahanan. Corrie belum pernah merasakan kasih Tuhan sedalam yang dirasakannya saat itu.

“Saya harap saya bisa mengatakannya! Bahwa pikiran belas kasihan dan kemurahan hati mengalir secara alami dari diri saya sejak saat itu, tetapi ternyata tidak,” ujar Corrie, “Ada satu hal yang saya pelajari di usia 80 tahun, yaitu saya tidak bisa menyimpan perasaan dan perilaku yang baik–saya hanya bisa mengambilnya dari Tuhan setiap hari….. Karena setiap kali aku datang kepada-Nya, Dia mengajariku sesuatu yang baru.”

Manusia memang diciptakan untuk hidup bergantung kepada-Nya.
Mari kita belajar….

The measure of a life, after all, is not its duration, but its donation. – Corrie Ten Boom.

Bagaimanapun juga, ukuran sebuah kehidupan bukanlah pada lamanya seseorang hidup, namun pada dampak kehidupannya: apakah dunia menjadi lebih baik karena kehadirannya.. – Corrie Ten Boom.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

 

 

Read More
1 11 12 13 14 15 30