Category : Articles

Articles, Marriage

APA SIH RESEP PERNIKAHAN YANG LANGGENG???

.

Pertanyaan yang senantiasa menggelitik untuk didiskusikan. Demikian pula saat reuni dengan teman-teman sekolah, kami berbagi pengalaman. “Seorang hamba Tuhan mengajarkan, apabila seseorang jatuh cinta lalu masih merasa berdebar-debar jika bertemu, artinya dia belum layak menikah,” ujar Ros, “karena itu tandanya cinta yang masih berdasarkan emosi. Pada kenyataannya setelah menikah puluhan tahun, rasa seperti itu sudah tidak ada lagi. Namun komitmen yang membuat kita tetap bersatu. Seseorang layak memasuki pernikahan jika dia sudah benar-benar mengerti dan siap berkomitmen. Pernikahan adalah pilihan sekali seumur hidup, apa pun resikonya”

.

Obrolan kami pun makin gayeng, saat kami mendiskusikan ungkapan pendeta terkenal, Joel Osteen, yang mengungkapkan bahwa rata-rata pasangan suami istri mendapatkan keinginannya pada diri pasangannya sebesar 80% sedangkan 20% adalah sisi yang tidak disukainya. Rupanya sebagian besar teman-teman merasa bahwa angka 80% itu terlalu bagus dan idealis. Dari pembicaraan yang panjang akhirnya kami mengambil kesimpulan yang lebih realistis bahwa sesungguhnya secara umum, kami hanya mendapatkan 50% hal-hal yang kami inginkan pada diri pasangan kami.

.

Read More
Articles, Relationship

HIKMAT VS KEBODOHAN MANUSIA

.

Albert Einstein pernah mengatakan, “Hanya ada dua hal yang kekal. Alam semesta adalah yang pertama. Yang kedua itu kebodohan manusia, dan saya tidak begitu yakin tentang yang pertama.” Sayangnya, memang seringkali kebodohan yang kita lakukan seakan tidak mengenal batas—demikian juga kerusakan yang dihasilkan oleh kebodohan kita dan keputusan-keputusan yang mendorong kita bertindak bodoh.

.

Seorang pemuda menulis e-mail bahwa semakin lama berhubungan dengan kekasihnya, dia merasa semakin ragu-ragu karena dalam beberapa hal kekasihnya telah ketahuan berbohong. Apa yang harus saya lakukan? Demikian dia bertanya. Saya mengatakan, bahwa sesungguhnya dia sudah tahu jawabannya. Tuhan sudah menunjukkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan kekasihnya dan dia juga menyadarinya, karena itu hatinya tidak mantap dan merasa galau. Akhirnya pemuda itu mengakui namun dia memilih untuk mempertahankan hubungannya karena dulu dia pernah ditinggal oleh kekasihnya dan itu terlalu menyakitkan. Dia tidak berani mengambil resiko lagi. “Biarlah saya pertahankan hubungan saya. Siapa tahu kekasih saya berubah setelah menikah nanti.” Harapan yang bak fatamorgana. Karena sesungguhnya, “What you see is what you get.” – Apa yang kita lihat sekarang, itulah yang akan kita dapatkan pula setelah menikah nanti.

Read More
Articles, Relationship

SEPAKAT BARU BERTEMAN?

.

Suami saya mempunyai teman golf dari ibu kota, sebut saja Budi. Seorang professional sukses yang lulus S1, S2 dan S3 dari tiga negara maju yang berbeda. Saat kecil dia tumbuh normal seperti anak-anak lainnya. Rutin ke sekolah minggu dan sekolah di sekolah Kristen. Pengalamannya di masa dewasa berkali-kali dikecewakan bahkan ditipu oleh teman dan otoritas yang seharusnya menunjukkan keteladanan, integritas dan kasih Tuhan, ditambah pula dengan pengalamannya di luar negeri di mana banyak orang yang hanya mengandalkan logika, memuja ilmu pengetahuan dan meninggalkan Tuhan, membuat Budi menjadi orang yang membenci Tuhan. Budi menjadi orang atheis yang kritis.

.

Keluarga kami berteman baik dengan keluarga Budi. Sebagai seorang teman, Budi orang yang loyal, suka membela kepentingan teman dan baik. Dia teman yang setia dan terkenal suka menolong teman yang sedang dalam kesulitan. Oleh karenanya, Budi memiliki banyak teman dan diterima di mana-mana. Budi memiliki banyak uang, karir yang melesat, terkenal karena sering memberikan seminar di berbagai kota besar di Indonesia. Budi juga murah hati membagikan uangnya kepada orang yang membutuhkan. Dia orang yang aktif di berbagai kegiatan sosial. Kehidupan yang sukses. Dengan bangga Budi berkisah bahwa dia sudah menyiapkan untuk istri dan masing-masing anaknya rumah serta deposito dalam jumlah cukup besar bagi mereka kelak. Hidup yang tertata rapi, aman bahkan nyaris sempurna.

.

Read More
Articles, Marriage, Marriage

SLEEPING with The ENEMY!

.

Dengan siapa kita tidur setiap malam?

Pasangan kita.

Siapa yang kita lihat saat membuka mata di pagi hari?

Pasangan kita.

Dengan siapa kita menghabiskan sebagian besar hidup kita?

Pasangan kita.

Artinya,

jika kita bermusuhan dengan pasangan kita,

maka kita benar-benar menghidupi kehidupan

seperti judul film yang pernah top pada tahun 90-an:

“Sleeping with  the enemy” – tidur dengan musuh.

Tragis!

.

Hidup kita berbahagia atau tidak, sesungguhnya tergantung seberapa baiknya hubungan kita dengan pasangan. Apalagi pernikahan adalah komitmen seumur hidup untuk hidup bersama dalam suka dan duka hingga maut memisahkan kita. Karena itu marilah kita belajar membangun hubungan yang terbaik dan termanis dengan pasangan, sehingga pada gilirannya kita membangun kebahagiaan kita sendiri. Kalau bukan kita yang mengusahakannya, lalu siapa lagi?

.

Read More
Articles, Self Motivation

MENGATASI GALAU

.

Galau, cemas, kuatir, stress… sesekali hadir dalam kehidupan tanpa diundang. Kehadirannya membuat hidup kita berbalik total. Makan tak enak dan tidur pun tak nyenyak. Kita galau, cemas, kuatir dan stress, tentunya karena menghadapi masalah besar yang menurut pemikiran, tidak mampu kita tanggung dan selesaikan. Harga yang harus dibayar terlalu mahal. Kita takut membayangkannya.

.

Galau, cemas, kuatir dan stress bagaikan air kopi di gelas kepala kita. Semakin dipikir semakin keruh jadinya. Semakin kita curhat ke sana ke mari, bukannya semakin jernih tetapi kita makin pusing mendengar berbagai pendapat. Akibatnya kita makin stress.  Sadarkah kita, ketika stress melanda sesungguhnya kita tidak membutuhkan nasehat apa pun? Seorang bijak mengatakan bahwa hal terbaik yang bisa kita lakukan saat sedang stress adalah tidur. Jika kita bisa tidur cukup dan bangun dengan bugar maka setengah permasalahan kita sudah selesai karena kita bisa berpikir jernih. Celakanya, saat dilanda stress berat, biasanya kita tidak bisa tidur sehingga masalah jadi kian berat.

.

Read More
1 246 247 248 249 250 264