Category : Articles

Articles, Christianity

“Telah Ditakdirkan?”

“Telah Ditakdirkan?”

“….Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai….” Efesus 2:3 (TB).

Sifat alami manusia yang sudah jatuh dalam dosa, semuanya sama, terjadi pada semua orang yang dilahirkan ke dunia ini.

“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.”
Efesus 2:1-2 (TB).

Read More
Articles, Christianity

Tentunya . .

Tentunya . .

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Yesaya 53:4-6 (TB)

Tentu saja ini adalah beberapa kata terindah yang pernah ditulis. Roh Allah mengilhami Yesaya dan mengungkapkan kedalaman kasih Allah bagi manusia, kasih yang begitu mendalam sehingga ia rela memberikan Anak-Nya (dan Sang Anak rela memberikan diri-Nya) untuk mengembalikan kita ke tempat asal kita di dalam Dia.

Read More
Articles, Christianity

Apa yang terjadi ketika Yesus memberikan otoritas kepada para murid?

Apa yang terjadi ketika Yesus memberikan otoritas kepada para murid?

Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,
Lukas 9:1-2 (TB)

Read More
Articles, Christianity

Siapa Anda Di Dalam Roh?

Siapa Anda Di Dalam Roh?

Jika saya bertanya kepada Anda, “Apakah Anda tahu siapa diri Anda sesungguhnya?” Jawaban otomatisnya, “Tentu saja saya tahu.” Tetapi bisakah Anda membayangkan bagaimana jadinya jika tiba-tiba Anda kehilangan semua ingatan: siapa namamu, di mana tempat tinggalmu? Siapa suami atau istrimu, anak-anakmu, di mana Anda bekerja, dll? Alangkah menakutkannya. Betapa menakjubkan rasa aman yang dimiliki, saat mengetahui siapa diri Anda yang sejati. Itulah alasan mengapa orang sangat enggan berubah. Mereka merasa aman dengan apa yang mereka ketahui dan sangat takut pada apa yang tidak mereka ketahui.

Read More
Articles, Christianity

Tempat Yang Disebut “Di Sana.”

Tempat Yang Disebut “Di Sana.”
Alkitab berkata dalam Yakobus 5:17 (TB)  Elia adalah manusia biasa sama seperti kita.
Meski dia dipakai Tuhan dengan luar biasa. Dalam Alkitab diceritakan bagaimana saat Elia sangat sedih sehingga ia meminta Tuhan untuk membunuhnya (1 Raja-raja 19: 4).
Elia tidak sempurna; dia memanggil api dari surga tiga kali;  padahal dialah orang pertama yang pernah membangkitkan seseorang dari kematian;  menjadi kebangkitan terbesar dalam sejarah sampai saat itu;  kata-katanya dimulai dan diakhiri dengan kekeringan tiga tahun; lalu melipatgandakan makanan secara ajaib;  dan merupakan salah satu dari dua pria yang tidak pernah mati — dia diangkat hidup-hidup ke surga.  Banyak hal yang bisa kita pelajari dari pria hebat ini, baik dari sisi positif mau pun negatif.
Alkitab memberi sedikit gambaran tentang latar belakang Elia. Bukan silsilah atau pendidikannya yang membawanya ke posisi yang berpengaruh dan berkuasa.  Elia bukan siapa-siapa sampai dia menerima sepatah kata dari Tuhan.  Itu adalah pewahyuan yang diberikan Tuhan kepadanya, yang menempatkannya pada posisi kepemimpinan.
Seperti juga setiap kita yang lahir baru, dibaptis dalam Roh Kudus, memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan,- memiliki juga pewahyuan dari Allah.  Sama seperti pewahyuan Elia dari Allah yang menempatkannya dalam posisi berpengaruh, siapa pun yang memiliki pewahyuan Allah memiliki potensi untuk memengaruhi orang lain juga.  Satu-satunya yang membedakan, Elia tahu apa yang dimilikinya dan cukup berani untuk berbicara.
Banyak dari kita telah merasa terintimidasi oleh orang-orang yang tidak percaya. Kita tidak berani mengatakan kebenaran yang diterima dari Tuhan.  Bagaimana jika Elia tidak mengatakan nubuat itu kepada Raja Ahab?  Kekeringan mungkin saja terjadi, tetapi Elia tidak akan bisa menggunakannya untuk memengaruhi bangsanya.  Orang-orang akan menganggap kekeringan sebagai kejadian alami.
Elia dengan berani menyuarakan sebelum ada bukti bahwa apa yang dia katakan akan terjadi.  Dibutuhkan iman dan keberanian yang besar.
Ketika kekeringan datang seperti yang dinubuatkannya, Elia menjadi orang yang paling dicari di negeri ini:
1 Raja-raja 18:10 (TB)  Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada bangsa atau kerajaan, yang tidak didatangi suruhan tuanku Ahab untuk mencari engkau. Dan apabila orang berkata: Ia tidak ada, maka ia menyuruh kerajaan atau bangsa itu bersumpah, bahwa engkau tidak ditemukan di sana.
Jika kita menyuarakan kebenaran yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, sama seperti Elia, kebenaran yang kita ucapkan pada akhirnya akan menang.
Elia tidak memiliki semua jawaban atau pun tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika ia bernubuat kepada Raja Ahab (1 Raja-raja 17: 1).  Ahab telah melarang ibadah kepada Allah yang benar, meresmikan ibadah Baal.  Dia membunuh para nabi Tuhan, dan Elia menempatkan dirinya dalam bahaya dengan menaati Tuhan.
Setelah Elia menyampaikan nubuatan Tuhan, barulah Tuhan berbicara kepadanya tentang bagaimana Dia akan melindungi dan mendukungnya.
1 Raja-raja 17:2-4 (TB)  Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
“Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.”
Salah satu pelajaran luar biasa yang dapat kita pelajari di sini, Tuhan tidak segera mengungkapkan rencana lengkap-Nya.  Diungkapkan kehendak-Nya kepada kita selangkah demi selangkah.  Setelah kita mematuhi langkah pertama, Dia menunjukkan kepada kita langkah selanjutnya. Untuk apa Tuhan harus menunjukkan kepada kita langkah ke dua atau ke sepuluh, jika langkah pertama saja tidak dipatuhi?  Itu hanya akan membuat kita lebih perhitungan. Jadi, jangan mencoba mencari tahu langkah selanjutnya sampai kita bertindak berdasarkan apa yang kita tahu harus dilakukan sekarang. Sungguh kebenaran yang berkuasa.
Ketika Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi ke Sungai Kerit.  Dia sudah memerintahkan para gagak untuk membawa roti dan daging Elia di tempat tersedia “DI SANA” setiap pagi dan sore.  Ini ajaib!  Sungguh suatu penyediaan luar biasa selama masa yang mengerikan!
Namun perhatikan ini: Tuhan tidak mengirim persediaan Elia ke tempat dia berada.  Seorang gelandang tidak melempar bola ke tempat penerima berada, tetapi ke tempat penerima itu pergi.  Mukjizat Elia bukanlah di mana dia berada tetapi di mana Tuhan mengirimnya.  Itu kebenaran yang luar biasa!
Setiap kita memiliki tempat yang disebut “DI SANA,” di mana berkat-berkat Tuhan sedang menunggu. Tuhan tidak pernah gagal untuk menyediakan, tetapi orang sering gagal untuk menerima karena tidak semuanya pergi ke tempat “DI SANA” Jika Elia tidak pergi ke tempatnya yang disebut “DI SANA”, ketidaktaatannya tidak akan menghentikan kesetiaan Allah;  Namun, dia tidak akan menerima penyediaan tersebut;  “DI SANA” yang tersedia di Sungai Kerit hancur sudah.
Inilah tepatnya yang terjadi pada banyak dari kita.  Tuhan telah meletakkan sesuatu di hati kita untuk dikatakan atau dilakukan.  Tetapi, jika kita tidak mematuhinya, kita tidak berada “DI SANA”. Kita tidak melihat penyediaan Allah, karenanya tidak taat supaya berada di sana.
Saya mendengar banyak orang mengatakan bahwa Tuhan memberi tahu mereka untuk belajar di Charis Bible College.  Tetapi mereka tidak bisa melihat bagaimana itu bisa terjadi.  Mereka ingin melihat penyediaan Tuhan sebelum mereka pergi “DI SANA”. Cara kerjanya bukan seperti itu.
Sebagian dari kita tidak melihat penyediaan Allah karena kita tidak melakukan apa yang Dia perintahkan untuk dilakukan. Tidak berarti Tuhan menghukum kita.  Jika Elia tidak pergi ke tempat “DI SANA”, maka dia akan kehilangan persediaannya.  Tuhan memiliki penyediaan-Nya untuk kita juga, tetapi berada “DI SANA”.
Tempat yang disebut “DI SANA”  berubah.  Tuhan mengubah tempat dan metode penyediaan-Nya bagi Elia:
1 Raja-raja 17:8-9 (TB)  Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
“Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.”
Kita tidak bisa hanya mencari Tuhan satu kali, mendengar suara-Nya, melangkah dengan iman, dan kemudian berhenti mendengarkan-Nya. Tuhan membawa kita kepada kehendak-Nya yang sempurna selangkah demi selangkah.  Elia bergerak ketika Tuhan menyuruhnya bergerak.
Ini membawa Elia ke kota Sarfat di mana dia meminta seorang janda untuk memberinya makanan terakhir.  Sepertinya dia mengambil dari wanita ini, tapi sesungguhnya justru memberi padanya.  Alih-alih ini menjadi makanan terakhirnya sebelum meninggal, Tuhan melipatgandakan perbekalan wanita ini, yang membuat dia, putranya, dan Elia hidup selama sekitar tiga tahun (1 Raja-raja 17: 15-16).
Mukjizat yang menakjubkan!
Itu bukan semua  yang diterima sang janda.  Kesetiaannya dalam memberi, menyebabkan putranya dibangkitkan dari kematian (1 Raja-raja 17: 17-23).  Dia mempraktekkan imannya setiap hari.  Menggunakan sedikit minyak dan makanan terakhir untuk Elia, lalu menemukan, selalu tersedia cukup untuk membuat kue bagi dirinya dan putranya.  Imannya dibangun secara luar biasa, saya yakin, ini yang menyebabkan mukjizat putranya terjadi.
Elia melanjutkan dengan memanggil api turun dari surga dan memakan pengorbanan di hadapan semua orang Israel (1 Raja-raja 18: 36-38).  Orang-orang yang melihatnya berteriak, “Tuhan, Dia adalah Allah.  Tuhan, Dia adalah Tuhan.”
Mereka membunuh semua nabi Baal, dan seluruh bangsa berbalik kepada Tuhan.
Pada hari yang sama, Elia berdoa dan mengakhiri kekeringan dengan badai hujan yang besar (1 Raja-raja 18: 41-45).  Dia begitu bersemangat, berlari mendahului kereta Ahab dalam perlombaan  dua puluh mil setelah Ahab memulai.  Elia sangat senang!
Inilah pelajaran yang sangat penting: Setelah kemenangan besar datanglah godaan besar.  Terutama karena kita kehilangan rasa rendah hati dan ketergantungan kita kepada Allah (1 Raj. 19: 4).  Elia telah berhasil menentang raja, pasukannya, para nabi, dan semua orang di negara ini.  Tetapi keesokan harinya, sebuah ancaman dari seorang wanita menyebabkan dia berlari ketakutan (1 Raja-raja19: 2-3).
Tuhan menampakkan diri kepada Elia dan bertanya, “Apa yang kerjamu DI SINI, Elia?” (1 Raja-raja 19: 9).  Elia sudah tidak berada “DI SANA” lagi.  Tempatnya yang disebut “DI SANA” sudah kembali di Samaria.  Bangsanya sekarang menyembah Allah yang benar, tetapi Elia melarikan diri ketakutan, meninggalkan mereka tanpa pemimpin.
Ini menyebabkan Tuhan menggantikan Elia dengan Elisa.  Pelayanan Elia tidak mencapai apa yang seharusnya dicapainya.  Tuhan benar-benar berbicara kepada Elia dengan suara yang dapat didengar.  Dia mengatakan kepadanya untuk melakukan tiga hal, salah satunya adalah mengurapi Elisa untuk menggantikannya (1 Raj. 19: 15-16).  Elia mengurapi Elisa (1 Ker. 19:19), tetapi tidak melakukan dua hal lainnya. Berarti Elia gagal melaksanakan dua pertiga dari perintah Tuhan kepadanya. Itu mengherankan!
Anda mungkin berpikir ini berarti Elia dieliminasi dan tidak pernah digunakan Tuhan lagi. Bukan begitu masalahnya.  Elia melanjutkan bernubuat (1 Raja-raja 21: 17-24), dan ia memanggil api Allah turun dua kali lagi (2 Raja-raja 1: 9-12).  Dan yang paling mengesankan dari semuanya, Elia tidak pernah mati;  dia diangkat ke surga dalam angin badai (2 Raja-raja 2:11).
Pria yang gagal total ini, masih berjalan sangat dekat dengan Tuhan sehingga ia tidak pernah mati.  Ini berbicara banyak kepada kita.  Tuhan belum pernah memiliki orang yang bekerja bagi-Nya, yang sungguh-sungguh memenuhi persyaratan .  Dia menggunakan kita terlepas dari apa yang kita lakukan, dan bukan karena apa yang kita lakukan.  Jika kita berpegang teguh pada iman kita, maka kita masih dapat mengalami hal-hal indah dari Tuhan bahkan setelah gagal pada SAAT PENTING.  Sungguh kebenaran yang membesarkan hati dan berkuasa.
Diterjemahkan oleh: YennyIndra.
Resources: https://www.awmi.net/reading/teaching-articles/place_called_there/
Read More
1 231 232 233 234 235 264