Category : Articles

Articles, Christianity

“Tuhan Bukanlah Variabelnya.”

“Tuhan Bukanlah Variabelnya.”

Mengapa ada beberapa orang percaya berpindah dari kematian kepada kehidupan, kegelapan kepada terang, kekacauan kepada ketertiban dan dari depresi kepada hidup yang penuh sukacita, – sementara orang percaya lainnya, nampaknya terus menerus mengalami kesengsaraan akibat kegagalan yang kronis serta kehidupan yang dipenuhi dengan drama dan kekurangan?
Bukankah semua orang percaya adalah ciptaan yang baru?
Bukankah kita semua dipenuhi dengan kehadiran dan karakter Tuhan?
Mengapa hasilnya sangat berbeda?
Apakah memang Tuhan mencintai beberapa orang melebihi dari yang lain, atau Dia memperlakukan beberapa orang lebih baik daripada yang lain?

Pada awalnya mungkin saja kita berasumsi bahwa kehidupan dan latar belakang kita secara alami itulah yang menentukan nasib kita, tidak ada hubungannya dengan iman.
Kemudian kita mendengar kesaksian dari mereka yang berada di dalam penjara, atau orang yang memiliki hutang ribuan dolar, mereka tidak berpendidikan, berasal dari keluarga serta pernikahan yang berantakan, atau dari mereka yang menderita penyakit mematikan, dan mereka bersaksi tentang kemenangan dan berkat yang diterimanya. Mengapa beberapa orang memiliki kesaksian yang luar biasa, sementara yang lainnya tampaknya terjebak dalam kehidupan yang terus menerus mengalami kekalahan?

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Yakobus 1:17 (TB)

Tuhan bukanlah variabelnya.
Tuhan senantiasa dan terus-menerus baik, tidak berubah serta sudah menyediakan apa pun kebutuhan manusia melalui Injil.
Memahami karakter Tuhan yang sesungguhnya merupakan langkah pertama untuk membebaskan diri dari kegagalan, kehilangan, dan sakit hati. Gambaran kita tentang Tuhan itulah yang menentukan jalan hidup kita.

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Yohanes 10:10 (TB)

Jika Tuhan itu konstan, alias tidak berubah, dan memberikan aliran kasih karunia, cinta, serta kebaikan yang tidak pernah berakhir kepada umat manusia, mengapa begitu banyak orang percaya yang bergumul dalam hidupnya?

*_Variabelnya selalu ada pada manusia._*

Pertimbangkan hal-hal berikut ini:
Umatku binasa karena tidak mengenal Allah
(kurangnya pengetahuan)
Hosea 4:6 (TB)

…… dan mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
2 Timotius 4:4 (TB)

Kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
Ibrani 5:11 (TB)

mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
2 Tesalonika 2:10 (TB)

Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Yohanes 3:19 (TB)

Kurangnya pengetahuan, kurangnya pendengaran, mencintai kegelapan dan tidak mencintai kebenaran adalah alasan utama manusia, yang mengakibatkan orang percaya, menderita.
Tuhan tidak akan pernah melanggar kehendak bebas kita.

[Repost ; “God Is Not The Variable”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles, Christianity

“Apakah Anda Di Dalam Terang?”

“Apakah Anda Di Dalam Terang?”

Saya bertanya kepada istri saya, mengapa salah satu jenis tanaman berbunga di kamar tidur kami lebih besar dibandingkan tanaman sejenis yang di dapur?
Keduanya berasal dari paket benih yang sama, ditanam di tanah, air, dan dengan perawatan yang sama.

Jawabannya menjadi “pewahyuan” bagi saya.
Karena lebih banyak cahaya!.
Tanaman di lantai atas mendapat lebih banyak cahaya daripada yang di dapur. Variabel lainnya sama, hanya cahaya yang membuat perbedaan!

Mengapa beberapa orang Kristen kelihatan bertumbuh dan makmur, sementara yang lainnya nampak tertinggal, bahkan tidak pernah maju?
Karena lebih banyak cahaya!

Karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
1 Tesalonika 5:5 (TB)

Kita semua memiliki benih anugerah Tuhan yang tidak dapat binasa, Alkitab yang sama, dan 24 jam yang sama dalam sehari. Tetapi beberapa berjalan dalam terang, melebihi yang lainnya.

Cahaya adalah Kehidupan.
Semakin tinggal di dalam terang, semakin kita menerima hidup-Nya.

Renungkan ayat-ayat berikut ini:

Kamu bersinar sebagai cahaya yang menyinari dunia, berpegang teguh pada firman kehidupan.
Filipi 2: 15-16 (TB).

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119:105 (TB)

Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Mazmur 119:130 (TB)

Ketika merenungkan ayat-ayat ini, saya membayangkan, saat kita berpegang teguh pada Firman, maka terjadi perpindahan cahaya beserta kehidupan Tuhan ke dalam diri kita. Firman itu tidak hanya memberi terang, tetapi juga membuat kita menjadi terang!
Ketika tidak mempedulikan Firman, kita pun melayang kembali ke dunia, itulah saatnya kegelapan datang kembali.

Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
Lukas 11:34 (TB)

Saat Firman-Nya menjadi fokus dan kegairahan kita, maka diri kita penuh dengan terang dan hidup. Firman adalah terang-Nya. Kita dilahirkan dari kegelapan menuju Terang oleh benih Firman yang tidak fana. Kita adalah anak-anak yang dilahirkan oleh Firman. Kita hidup dari setiap Firman yang keluar dari mulut-Nya (Mat 4:4).
Itulah Terang yang mengatasi kegelapan!

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
Efesus 5:8 (TB)

[Repost ; “Are You In Light?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles, Christianity

“Apa Yang Anda Lihat?”

“Apa Yang Anda Lihat?”

Bagaimana kita memandang diri kita sendiri?
Bagaimana gambaran kita tentang Tuhan?
Jawaban atas dua pertanyaan di atas, akan menentukan kualitas dan arah hidup kita.

Saudara-saudara yang tercinta! Kita sekarang adalah anak-anak Allah, tetapi keadaan kita nanti belum jelas. Namun kita tahu bahwa kalau Kristus datang, kita akan menjadi seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
1 Yohanes 3:2 (BIMK)

Pikirkan tentang kalimat terakhir:
“kita akan menjadi seperti Dia, karena kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (sebagaimana Dia adanya).”

Ketika saya memikirkan hal ini, saya menyadari bahwa yang dikatakan-Nya adalah: kita menjadi seperti apa yang kita lihat.
Sebagaimana kita “melihat” Tuhan, demikian pula kita “melihat” diri kita sendiri, yang pada akhirnya akan menentukan jalan hidup kita.

Nasib Bangsa Israel berubah, karena gambaran di dalam batinnya yang merasa rendah diri dan penuh keraguan terhadap janji Tuhan.

Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa……, dan kami lihat diri kami seperti belalang…….”
Bilangan 13:33 (TB)

Bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri, menentukan masa depan mereka. Tuhan memiliki rancangan masa depan yang sangat berbeda untuk Bangsa Israel, tetapi citra diri mereka yang merasa rendah dan kalah, menghalangi tujuan dan penyediaan Tuhan.

Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
Amsal 23:7 (TB)

Citra diri kita yang salah bisa berakibat fatal.
Jika kita melihat diri kita sebagai orang yang lebih rendah, menjadi korban, lemah, tidak memenuhi syarat atau tidak berharga, hidup kita akan menjadi selaras dengan gambaran itu.
Jika kita melihat Tuhan sebagai Tuhan yang misterius, tidak diragukan lagi, Dia tidak menyukai diri kita, maka kita akan berhubungan dengan Tuhan, lebih sebagai sumber masalah kita daripada sebagai sumber kemenangan dan hidup yang berkelimpahan.

Terlalu banyak orang percaya yang menjalani kehidupan yang sulit, karena apa yang “dilihat” di dalam hati mereka. Mereka telah merangkul mentalitas sebagai korban dan memiliki kekecewaan kepada Tuhan secara umum, sehingga citra itu yang mengendalikan hidup mereka.

Beranikah kita membiarkan Tuhan mendefinisikan ulang diri kita?
Bersediakah kita bekerja sama menggenapi visi-Nya?
Bersediakah kita memutuskan melihat Bapa sebagaimana Yesus menggambarkan Bapa?

Sampai kita berani mengubah apa yang kita “lihat”, kita tidak akan pernah mengalami apa yang telah Dia diberikan-Nya.

[Repost ; “What Do You See?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles, Christianity

“Informasi atau Transformasi?”

“Informasi atau Transformasi?”

Begitu banyak orang yang memiliki pengetahuan tentang Alkitab melebihi saya. Kadang-kadang saya kagum pada pengetahuan mendalam dari beberapa guru Alkitab. Beberapa dari mereka hidupnya berubah karena pengetahuan Firman Tuhan itu, tetapi yang lain nampaknya tidak ada perubahan.
Apakah pembelajaran kita hanya berfungsi untuk pengetahuan saja,- sekedar informasi-, atau dapat mentransformasi, lalu mengubah kita?

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:2 (TB)

Ayat diatas menyatakan bahwa pembaharuan pikiran yang benar akan “mengubah” – mentransformasi kita.
Kata ‘transformasi’ dalam bahasa Yunani merupakan kata yang sama yang digunakan ketika Yesus “berubah rupa” di hadapan beberapa murid dalam Matius 17. Itu merupakan kata yang penting, jika pembaharuan pikiran untuk mengubah/merubah rupa dan bentuk kita, mengapa begitu banyak orang yang dipenuhi dengan pengetahuan Alkitab tapi tidak mengalami transformasi?

Mencoba menandai setiap “i” dan menyilangkan setiap “t” yang berkaitan dengan pengetahuan Alkitab bukanlah hal yang buruk, atau dengan kata lain, kita kadang terlalu memperhatikan segala hal kecil-kecil yang berhubungan dengan pengetahuan Alkitab kita, tapi apakah itu membawa perubahan?

Pertanyaannya: apakah kita benar-benar sedang diubahkan?
Apakah kita lebih mencintai, memberi lebih banyak, lebih mudah memaafkan, dan dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera?
Apakah pernikahan kita lebih baik, apakah anak-anak kita diberkati dan masa depan kita dipenuhi dengan visi?

Anugerah Tuhan merupakan kekuatan yang mengubah serta penyediaan untuk setiap kebutuhan. Ini bukanlah doktrin yang harus dipahami, tetapi kehidupan yang diubahkan, yang harus dijalani. Kita bisa memahami semua misteri, namun jika kita tidak mengasihi. . . Semua tidak berguna. (lihat 1 Korintus 13: 1-3)

Apakah kita menjalani hidup dengan buah-buah Roh?
Apakah kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencoba memahami hal-hal sepele dalam Alkitab, lebih daripada memikirkan bagaimana caranya memberkati orang lain?
Apakah kita mengejar informasi agar membuat diri kita sendiri dan orang lain terkesan, ataukah transformasi yang kita alami sungguh-sungguh membawa berkat bagi hidup kita dan kehidupan orang lain juga?

Injil kasih karunia dan anugerah Tuhan adalah kekuatan yang mengubahkan. Hasil dari kehidupan yang diubahkan adalah damai sejahtera, kasih, sukacita, iman, kebaikan, kemurahan hati dan hati yang mengampuni. Biarkan Firman melakukan tugasnya di dalam diri kita. Jawaban atas berbagai pertanyaan kita akan datang tepat pada waktunya, tetapi inilah waktunya sekarang untuk menjalani hidup yang diubahkan. Itulah yang butuh dilihat oleh dunia di sekitar kita.

[Repost ; “Information or Transformation”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles, Christianity

Mana Buktinya Mujijat Masih Ada???

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mana Buktinya Mujijat Masih Ada???

“B. Yenny, tolong kirim renungan Seruput Kopi Cantik ke teman saya ya bu, ini nomor WA-nya,” chat dari Pak Agus Srijanto.

“Siap!”

Jadilah saya mengenal P. Solaiman Giyono. Satu hal yang saya perhatikan, Pak Giyono haus sekali akan kebenaran Firman Tuhan.
Awalnya saya mengirimkan salah satu buku tulisan Andrew Wommack. Rupanya beliau merasa sangat diberkati.
Dan dengan berjalannya waktu, semua buku tulisan Andrew Wommack yang sudah diterbitkan oleh Light Publishing, dibeli sendiri dan dilahap habis. Lengkap koleksinya!

Read More
1 222 223 224 225 226 264