Late Bloomer.
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Late Bloomer.
Salah satu guru favorit saya adalah Arthur Meintjes.
Why?
Karena Arthur mengalami disleksia, sehingga sejak kecil dia terpinggirkan, dianggap bodoh dsb. Oleh karenanya, Arthur bisa menggambarkan Pribadi Allah dari sisi pandang yang berbeda.
So simple….
Arthur disembuhkan Tuhan dari disleksia secara supernatural, saat usianya lebih dari 25 th.
Arthur berkata,
“Dia late bloomer, terlambat berkembang. Tetapi bagi Tuhan tidak apa-apa. Tuhan tidak menuntut kita harus sepintar orang lain… Dia tetap mengasihi kita apa adanya. Tuhan sabar menunggu koq… Sampai kita siap berkembang!”
So sweeetttt….
Sementara dalam masyarakat, yang dilihat dan dikagumi, yang paling jago. Padahal yang namanya juara hanya satu. Juara 2, 3 pun sudah beda bobotnya dengan juara 1.
Yang paling kaya yang dilihat orang. Memenuhi standar tertentu baru dianggap layak masuk ke dalam kalangan tertentu. Tidak heran banyak yang mati-matian beli barang branded, demi masuk kalangan tertentu.
Ada istilah populer di Ibukota, rumah boleh kontrak, asal jangan sampai mati gaya.
Lucunya, Warren Buffett, orang nomor 3 terkaya di dunia, justru pakai baju tidak ber-merk dan masih menyimpan uang receh di dompetnya.
Arthur bercerita, Tuhan mengasihi dan menerima kita apa adanya. Bahkan jika orang lain sudah 10 km di depan, kita ketinggalan pun, Tuhan tetap sabar menanti dan mengasihi kita dengan segala keterlambatannya.
God loves you just the way you are, but he refuses to leave you that way. Tuhan mencintaimu apa adanya, tetapi dia menolak untuk membiarkanmu seperti itu.”— Max Lucado
Allah itu memang pada dasarnya kasih, jadi jika Dia tidak mengasihi, itu bertentangan dengan kodrat-Nya.
Banyak yang tidak memahami karakter Tuhan seperti itu. Merasa berdosa kalau tidak berdoa, tidak baca firman, apalagi saat lepas kendali marah-marah dan emosi.
Kita cenderung merasa berdosa dan merasa tidak layak untuk menghampiri-Nya.
Tuhan paham koq saat kita lepas kendali, emosi dan kita tidak bersikap seperti ‘orang kristen yang seharusnya’ sesuai yang diharapkan orang-orang di sekeliling kita.
Dan berita baiknya, Tuhan tetap cinta dan mengasihi kita… Meski pun orang lain tidak.
Tuhan paham, kita masih dalam proses bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya. Kadang-kadang gagal…
Kita berdoa atau tidak, kasih Tuhan tetap sama. Tidak berkurang sedikit pun.
Doa bukan untuk mengubah Tuhan, tetapi mengubah orang yang berdoa. Dengan berdoa, kita akan lebih mengasihi-Nya dan memandang situasi sesuai dengan perspektif-Nya!
Bagaimana ketika kita berdosa?
Kasih Tuhan tidak berkurang sedikit pun.
Tetapi ketika kita berbuat dosa, ‘musuh’ punya pijakan untuk memporak-porandakan kehidupan kita. Berkat Tuhan terhalang, tidak bisa mengalir lancar dalam kehidupan kita
Akibatnya hidup kita disibukkan untuk membenahi berbagai masalah yang ditimbulkan si musuh, karena kita tidak mematuhi arahan-Nya. Damai sejahtera, sukacita pun lenyap dari hidup kita.
Mengapa Tuhan tidak menolong?
Tuhan tidak pernah memaksakan kehendak-Nya. Manusia punya kehendak bebas- Free Will.
“Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,” kata Tuhan.
Dia tetap menanti kita kembali dan memilih-Nya.
Jika bersedia bekerjasama dengan-Nya, menyerahkan keadaan yang amburadul ke tangan-Nya, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia, yaitu bagi kita yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Kalau bergeming, kekeuh mau jalan sendiri, ya sudah… Resiko ada di tangan kita sendiri.
Bukan Tuhan yang tidak mau menolong, tetapi karena kita yang tidak mau ditolong.
“Saya mau koq ditolong, tapi mengapa Tuhan diam saja?”
“Pertanyaannya: sudah sesuai cara Tuhan belum? Ada hal-hal yang tidak bisa Tuhan lakukan.”
“Lho, bukannya Tuhan Mahakuasa?”
“Tuhan sudah memberitahu bahwa Dia tidak pernah meninggalkan mau pun membiarkan kita. Tuhan tinggal di dalam roh kita. Lalu kita berdoa, Tuhan datanglah…. Itu doa yang tidak bisa dijawab Tuhan. Wong Tuhan Sudah di dalam kita, koq disuru datang lagi….
Contoh lainnya, kuasa untuk mengalahkan musuh sudah diberikan kepada kita 2000 th lalu saat Yesus mati di Kayu Salib. Oleh bilur-bilur-Nya, kita sudah sembuh. Ketika lahir baru, otomatis kuasa, kemakmuran, hikmat, kesembuhan dll menjadi milik kita. Tinggal kita gunakan kuasa ini untuk memerintahkan penyakit pergi.
Markus 11:23 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa *berkata* kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Yang harus berkata itu kita jadi jangan lagi berdoa minta Tuhan melakukannya. Tuhan bilang, kan kuasa dan otoritasnya sudah Kuberikan kepadamu… Tinggal kamu pakai saja…Jangan nyuruh Aku lagi.”
Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan., Hosea 4:6
Pengetahuannya di mana?
Di dalam Alkitab karena firman itu adalah Allah sendiri.
Hhmmm…. Sekarang saya paham.
Bagaimana dengan Anda?
It’s not about finding ways to avoid God’s judgment and feeling like a failure if you don’t do everything perfectly. It’s about fully experiencing God’s love and letting it perfect you. It’s not about being somebody you are not. It’s about becoming who you really are.- Stormie Omartian
Yang menjadi masalah, bukanlah mencari jalan menghindari penghakiman Tuhan, dan merasa gagal jika kita tidak melakukan semuanya dengan sempurna. Poin pentingnya, bagaimana mengalami kasih Tuhan dan membiarkan kasih itu menyempurnakan diri kita. Ini bukanlah tentang menjadi seseorang yang bukan diri kita, melainkan bagaimana menjadi diri kita yang sesungguhnya.- Stormie Omartian
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
Klik:
https://mpoin.com/